Taiwan Lantern Festival Tampilkan 300 Lampion, Targetkan 15 Juta Pengunjung
Taiwan Lantern Festival menampilkan ratusan lampion selama 16 hari. Lampion berbentuk Candi Borobudur turut ditampilkan.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
TAINAN, KOMPAS — Pemerintah Taiwan kembali menggelar acara tahunan Taiwan Lantern Festival atau Festival Lampion Taiwan pada 24 Februari sampai 10 Maret 2024. Taiwan Lantern Festival 2024 digelar di kota Tainan dengan menampilkan sekitar 300 lampion dan ditargetkan dikunjungi 10 juta-15 juta orang.
Pembukaan Taiwan Lantern Festival bakal digelar pada Sabtu (24/2/2024) malam. Terdapat dua area utama untuk penyelenggaraan festival ini, yakni High Speed Rail Lantern Area dan Anping Lantern Area.
Pada Jumat (23/2/2024) malam, atas undangan Taiwan Tourism Administration, Kompas bersama rombongan jurnalis asal Indonesia berkesempatan melihat geladi bersih festival itu di area High Speed Rail Lantern Area.
Dalam geladi bersih tersebut, semua lampion telah dinyalakan sehingga pengunjung bisa menikmati keindahan ratusan lampion dengan beragam bentuk dan warna. Lampion utama dalam festival ini diberi nama ”Dragon Comes to Taiwan” atau Naga Datang ke Taiwan.
Lampion berbentuk naga itu didesain dan diproduksi oleh seniman Peng Li-chen. Lampion yang bisa bergerak memutar dan memancarkan beragam kombinasi warna itu memiliki tinggi 18 meter.
Selama 16 hari penyelenggarannya, Taiwan Lantern Festival 2024 ditargetkan mendatangkan 10 juta hingga 15 juta pengunjung.
Direktur Jenderal Tourism Administration, Taiwan’s Ministry of Transportation and Communications, Chou Yung-hui mengatakan, ratusan lampion yang ditampilkan di Taiwan Lantern Festival itu berasal dari berbagai kota di Taiwan dan sejumlah negara. Beberapa negara yang turut menampilkan lampion dalam festival itu di antaranya Jepang, Korea Selatan, dan Indonesia.
Chou memaparkan, selama 16 hari penyelenggaraannya, Taiwan Lantern Festival 2024 ditargetkan mendatangkan 10 juta hingga 15 juta pengunjung. ”Jumlah pengunjung festival kemarin (Jumat) mencapai 220.000 orang,” katanya dalam konferensi pers, Sabtu siang, di Tainan.
Penyelenggaraan Taiwan Lantern Festival memiliki akar budaya yang kuat. Sebab, di kalangan masyarakat Taiwan terdapat tradisi menggelar festival lampion pada tanggal 15 bulan pertama dalam kalender Lunar. Tradisi ini menjadi simbol kedamaian dan kemakmuran.
Chou menambahkan, pada festival lampion di masa lalu, masyarakat Taiwan biasanya membuat lampion ukuran kecil dengan lilin di dalamnya. Namun, lampion yang ditampilkan dalam Taiwan Lantern Festival telah menggunakan lampu LED. Bentuk lampion yang ditampilkan pun bermacam-macam.
Selain lampion utama yang berbentuk naga, terdapat lampion yang menampilkan dewa-dewa di Taiwan, kereta cepat Taiwan, hingga tokoh-tokoh kartun. Sementara lampion dari perwakilan Indonesia berbentuk Candi Borobudur dengan hiasan bunga di sampingnya.
Lampion tersebut dibuat oleh seniman asal Taiwan, Li Jian Nan, atas permintaan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei, Taiwan. Lampion tersebut dibuat untuk memperkenalkan Indonesia kepada masyarakat Taiwan.
”Candi Borobudur itu kan warisan budaya dunia yang ada di Indonesia. Jadi, lampion ini diharapkan bisa mewakili Indonesia dalam festival ini,” kata Li.
Menurut Li, lampion tersebut dibuat oleh sebuah tim beranggotakan lima orang selama satu bulan. Li menambahkan, lampion tersebut dibuat berdasarkan foto Candi Borobudur karena dirinya belum pernah berkunjung ke Indonesia. ”Tapi saya sangat ingin datang ke Candi Borobudur,” ujar Li.