Mengakui ada ketimpangan upah perempuan dan laki-laki, seorang wali kota menawarkan solusi tidak lazim.
Oleh
KRIS MADA
·1 menit baca
KUWANA, JUMAT — Mulutmu harimaumu sangat cocok untuk Narutaka Ito. Wali Kota Kuwana, salah satu kota di Prefektur Mie, Jepang, itu jadi sasaran kecaman.
Dilaporkan Mainichi Shimbun pada Jumat (23/2/2024), pangkal kecaman adalah pernyataan Ito dalam rapat tertutup. Rapat itu membahas soal penurunan populasi dan ketimpangan jender di Mie. Ada 29 wali kota hadir dalam pertemuan tersebut.
Awalnya, pernyataan Ito selaras dengan tema pertemuan. Ia menyoroti fakta perbedaan gaji perempuan dan laki-laki. Para pria Mie menempati peringkat kedelapan di daftar penghasilan rata-rata tertinggi di Jepang.
Sementara para perempuan prefektur itu hanya menempati peringkat ke-24. Dampaknya, Mie menduduki peringkat ke-47 dalam daftar kesenjangan upah di antara prefektur Jepang. ”Perbedaannya sangat besar,” katanya.
Ucapan dia selanjutnya jadi masalah. Ia mengusulkan perempuan dari luar Mie diundang menikahi para pria Mie. Ia mengusulkan slogan kampanye ”Jadi kaya dengan menikahi pria di Prefektur Mie”.
Gubernur Mie Katsuyuki Ichimi mengaku terkejut. ”Saya mendengar dengan penuh keterkejutan dan tidak nyaman. Jika gagasannya adalah wanitia bahagia karena menikahi seorang pria dengan pendapatan lebih tinggi, saya rasa itu tidak layak,” ujarnya.
Saat dikonfirmasi ulang, Ito berkilah bahwa fokusnya adalah gaji pria lebih tinggi daripada perempuan. Ia ingin ada terobosan untuk menyelesaikan ketimpangan itu dan penurunan penduduk di prefektur tersebut.