China Ekspansi Pasar Mobil ke Afrika dan Timur Tengah
Perusahaan China menggandeng perusahaan Timur Tengah untuk produksi dan pemasaran mobil listrik.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·3 menit baca
DUBAI, KAMIS — Produsen kendaraan listrik China terus memperluas pasarnya. Setelah Amerika dan bagian lain Asia, kini Afrika dan Timur Tengah dibidik.
Upaya terbaru dilakukan produsen kendaraan listrik dari Guangzhou, XPeng Motors. Pada Kamis (22/2/2024), XPeng dan Ali&Son menyepakati kerja sama pemasaran produk XPeng ke Timur Tengah. XPeng juga menggandeng sejumlah mitra lain untuk pemasaran di Azerbaijan, Jordania, Lebanon, dan Mesir.
Manajer Utama Pemasaran Internasional XPeng, Alex Tang, menyebut keputusan itu didasarkan pada pandangan pasar kendaraan listrik subur di sana. ”Hal ini akan menjadi jalan bagi kami untuk menjadi pemain dalam sektor kendaraan listrik cerdas,” katanya.
Keputusan itu langkah besar XPeng. Uni Emirat Arab akan menjadi pintu masuk ke Timur Tengah. Sementara Azerbaijan menjadi gerbang ke Asia Tengah. Adapun Mesir menjadi akses ke Afrika Utara.
Di Afrika Utara dan Timur Tengah, pemasaran ditargetkan mulai sebelum Juni 2024. XPeng menawarkan dua kendaraan multiguna, G6 dan G9. Perusahaan itu juga menawarkan sedan P7 di Afrika,
Kesiapan infrastruktur
Ekspansi produsen kendaraan listrik di UEA tidak lepas dari kesiapan infrastruktur oleh pemerintah. Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail al-Mazrouei, dikutip dari laman National News, menyebut UEA terus mengupayakan peningkatan ketersediaan stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU). Setidaknya ada 800 SPKLU di seluruh UEA dan masih akan terus ditambah.
Al-Mazrouei menyebut pemerintah tidak bisa menyiapkan infrastruktur ini sendirian. Pemerintah mengundang pengusaha swasta, termasuk perusahaan energi, untuk terjun juga ke bisnis energi baru terbarukan.
Otoritas Listrik dan Air Dubai juga terlibat dalam pengembangan SPKLU di UEA. Lembaga itu menargetkan pembangunan 1.000 SPKLU sampai 2025. Untuk seluruh UEA diperkirakan butuh total 70.000 SPKLU dalam tujuh tahun ke depan.
Kebutuhan itu selaras dengan perkiraan pertambahan kendaraan listrik. Hingga 20 persen kendaraan dinas pemerintah UEA kini merupakan mobil listrik. Sampai 2030, UEA memperkirakan total ada 42.000 mobil listrik jadi kendaraan dinas pemerintah.
UEA juga berusaha memacu penggunaan kendaraan listrik orang pemerintah dan swasta. Dalam tujuh tahun mendatang, UEA menargetkan 40 persen kendaraan baru di negara itu merupakan mobil listrik. Sampai dua tahun lalu, populasi kendaraan listrik di UEA hanya 2 persen.
Tentu, UEA tidak hanya mau jadi konsumen. Lembaga pengelolaan investasi Abu Dhabi menanamkan 738,5 juta dollar AS ke Nio, salah satu produsen otomotif China. Investasi itu setara 7 persen saham Nio.
Bukan hanya UEA, Arab Saudi juga berinvestasi pada produksi kendaraan listrik. Riyadh menanamkan modal di perusahaan Taiwan, Foxconn. Kerja sama itu telah menghasilkan tiga purwarupa kendaraan listrik.
Kerja sama tersebut juga mengembangkan mobil lain dengan payung Ceer. Riyadh juga telah memberikan izin pendirian pabrik kendaraan listrik di Arab Saudi.
Pemerintah Arab Saudi juga menyuntikkan 5,6 miliar dollar AS ke Human Horizons. Perusahaan China itu mengembangkan teknologi kendaraan listrik dan swakemudi. Sejauh ini, sudah tiga purwarupa dihasilkan perusahaan itu.
Salah satu purwarupa, HiPhi A, ditargetkan dibuat dan dijual terbatas pada November 2025. Kendaraan itu berupa mobil berkecepatan amat tinggi dan bertenaga listrik.
Investasi lain Riyadh pada perusahaan kendaraan listrik tercatat di Lucid. Di perusahaan Amerika Serikat itu, Arab Saudi menguasai 60 persen saham. Sejauh ini, Lucid mengembangkan tiga sedan, yakni Lucid Air Pure, Lucid Air Touring, dan Lucid Air Grand Touring.