Giliran Petani Spanyol dan Polandia Protes Kebijakan Uni Eropa
Aturan lingkungan hidup UE dinilai berlebihan. Apalagi, aturan dinilai dibuat tanpa mendengarkan suara petani.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
WARSAWA, JUMAT — Protes petani Uni Eropa menjalar ke Spanyol dan Polandia. Seperti di negara lain, mereka memprotes kebijakan Uni Eropa yang malah merugikan petani di negara anggota organisasi itu.
Petani Polandia dan Spanyol berunjuk rasa pada Jumat (9/2/2024). Media Polandia melaporkan, unjuk rasa terjadi di 250 lokasi. Mayoritas lokasi dekat pelintasan Polandia-Ukraina. Mereka membawa traktor dan truk berisi rumput hingga sebagian hasil panen.
Unjuk rasa terkait kebijakan UE yang melonggarkan izin impor produk pertanian dari Ukraina. Dengan alasan membantu perekonomian Ukraina yang sedang diserbu Rusia, UE memberikan berbagai kemudahan petani Ukraina mengekspor hasil panennya ke negara-negara anggota UE.
Bagi petani Polandia, keputusan tersebut menghancurkan daya saing. Gandum, susu, dan aneka produk pertanian lain dari Ukraina lebih murah dibandingkan dengan produksi Polandia. Sebab, petani Ukraina tidak punya aneka kewajiban seperti petani UE.
”Protes ditujukan kepada kebijakan Uni Eropa, ke Kesepakatan Hijau, dan kebijakan yang mengizinkan aliran tak terkendali produk pertanian dari Ukraina,” kata juru bicara Serikat Solidaritas Petani Perorangan, Adrian Wawrzyniak.
Ia mengatakan, lumbung-lumbung kini penuh produk Ukraina. Akibatnya, harga turun 40 persen pada 2023. Permintaan pada produk Polandia juga merosot.
Petani lain, Wieslaw Gryn, menegaskan, petani tidak anti-lingkungan hidup. Sebagai orang yang hidup dari alam, petani amat berkepentingan pada kelestarian lingkungan. Akan tetapi, aturan lingkungan hidup UE dinilai berlebihan. Apalagi, aturan dinilai dibuat tanpa mendengarkan suara petani. Akibatnya, aturan itu memberatkan petani UE.
Salah satu penggerak unjuk rasa di perbatasan Polandia-Ukraina, Marcin Wilgos, menyebut petani Polandia tidak punya pilihan selain protes massal. ”Produk Ukraina tidak terikat aturan produksi UE seperti kami,” ujarnya.
Petani UE, antara lain, harus memangkas penggunaan pupuk kimia. Mereka juga harus membatasi emisi gas rumah kaca dari perkebunan dan peternakan. Kewajiban itu dinilai bisa menurunkan produksi dan pendapatan petani.
Petani UE juga dilarang memakai seluruh lahan mereka. Paling tidak 4 persen lahan harus dialokasikan untuk keperluan keragaman hayati.
Protes lain
Sementara di Spanyol, petani sudah empat hari melakukan protes. Selain soal kebijakan UE, mereka juga memprotes soal harga pembelian dari supermarket. Menurut pengunjuk rasa, supermarket belum membeli harga adil di tengah kenaikan ongkos produksi pertanian.
Seperti di Polandia, unjuk rasa di Spanyol juga melibatkan traktor dan truk petani. Mereka, antara lain, berunjuk rasa di Oviedo, Pamplona, dan Zaragoza.
Unjuk rasa di Spanyol dan Polandia terjadi setelah protes sejenis terjadi di Perancis, Belgia, Yunani, Portugal, hingga Jerman. Petani marah karena UE dinilai tidak berpihak kepada mereka.
Pemerintah di sejumlah negara UE telah menawarkan kesepakatan pada petani. Mereka juga meminta UE lebih mendengar suara petani di kawasan itu. Sayangnya, petani menganggap tawaran itu tidak sesuai dengan beban mereka.