Keberatan dengan Standar Lingkungan Eropa, Petani Mengepung Paris
Petani menilai UE menerapkan standar lingkungan secara berlebihan. Akibatnya, petani UE sulit memenuhi standar itu.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
PARIS, SENIN — Ibu kota Perancis, Paris, diguncang dua gelombang unjuk rasa pada Senin (29/1/2024). Petani dan pengemudi kendaraan umum memprotes kebijakan pemerintah yang dinilai menyulitkan kehidupan mereka.
Sudah sepekan petani Perancis berunjuk rasa. Tanggapan pemerintah dinilai belum memadai sehingga mereka terus membawa traktor ke berbagai jalan raya.
Mereka marah pada sejumlah kebijakan pemerintah. Jalan masuk Paris dari barat, timur, dan selatan ditutup para petani. Menurut badan pengawasan lalu lintas Perancis, Sytadin, ada delapan titik kemacetan utama karena petani menutup jalan.
Petani menutup jalan dengan tujuan merintangi pengiriman barang ke berbagai toko dan pasar. Mereka berharap warga Paris merasakan kesulitan para petani. ”Kami menuntut jawaban. Ini persoalan hidup mati bagi petani. Kami tidak akan diam saja,” kata salah seorang pengunjuk rasa, Karine Duc.
Para petani datang dari sejumlah desa di sekeliling Metropolitan Paris. Mereka marah karena kebijakan pemerintah dinilai tidak berpihak kepada petani. Kebijakan itu terutama terkait pengendalian gas rumah kaca dari pertanian.
Kami tidak ingin mengganggu warga Perancis atau membuat hidup mereka susah. Kami ingin menekan pemerintah.
Ada juga kebijakan soal pengendalian pemakaian pupuk dan air. Para petani juga masih dipusingkan urusan pajak. Perancis salah satu negara dengan pajak tinggi di Uni Eropa (UE).
Semua kebijakan itu membuat harga produk pertanian naik. Akibatnya, produk holtikultura Perancis kalah bersaing dari produk impor. ”Kami tidak bisa lagi melangsungkan pertanian murah. Kami perlu hidup dari jual beli (hasil pertanian),” ujar salah satu pengunjuk rasa kepada BBC.
Presiden Perancis Emmanuel Marcon memanggil sejumlah menteri untuk membahas unjuk rasa itu. Menteri Dalam Negeri Perancis Gerald Darmanin meminta para petugas keamanan menahan diri. Sementara petani diminta tidak mengganggu kawasan strategis di ibu kota Perancis. Setidaknya 15.000 polisi dikerahkan untuk mengamankan Paris selama unjuk rasa petani.
Sementara itu, Perdana Menteri Perancis Gabriel Attal menemui perwakilan petani. Para petani diwakili Ketua Persatuan Federasi Agrikultur Nasional (FNSEA) Arnaud Rousseau dan Ketua Persatuan Petani Muda Arnaud Gaillot. ”Kami tidak ingin mengganggu warga Perancis atau membuat hidup mereka susah. Kami ingin menekan pemerintah,” kata Rousseau.
Tanggapan pemerintah
Juru bicara pemerintah, Prisca Thevenot, menyebut bahwa pemerintah mempersiapkan sejumlah tanggapan pada tuntutan petani. Tanggapan itu melengkapi kebijakan pekan lalu.
Karena unjuk rasa petani, pemerintah Macron membatalkan rencana kenaikan pajak BBM. Pemerintah juga menjanjikan insentif bagi peternak jika ada hewan peliharaan yang sakit. Macron juga akan membahas dukungan bersama UE terhadap petani.
Petani menilai semua itu tidak cukup mengatasi kesulitan mereka. Sebab, sudah terlalu lama dan terlalu banyak kebijakan diterapkan pemerintah Macron terkait pertanian.
Para petani menilai Perancis dan UE menerapkan standar lingkungan terlalu berlebihan. Akibatnya, petani sulit memenuhi standar itu tanpa menaikkan harga jual hasil panen. Padahal, kenaikan harga hasil panen bisa membuat produk petani UE kalah bersaing dari petani luar kawasan.
Petani tidak keberatan dengan standar lingkungan. Mereka hanya berharap pemerintah memberikan kompensasi untuk menanggulangi dampak penerapan standar itu.
Petani juga marah dengan kebijakan pengendalian inflasi. Mereka marah karena pemerintah tidak kunjung berhasil menekan aneka harga kebutuhan setelah lebih dari dua tahun. Semua harga naik dan tidak ada tanda akan turun dalam waktu dekat.
Bukan hanya petani, kelompok pekerja lain juga marah soal kenaikan harga itu. Para pengemudi taksi berunjuk rasa di sekitar Bandara Charles de Gaulle dan Bandara Orly. Mereka menuntut jaminan kesehatan yang terjangkau.
Sementara sejumlah aktivis berunjuk rasa di dekat pusat pemerintahan Kota Paris. Mereka mendukung protes petani.
Di sejumlah negara tetangga Perancis, para petani juga berunjuk rasa. Persoalannya sama, kebijakan UE soal lingkungan memberatkan petani. (AFP/REUTERS)