Donald Trump Menelan Pil Pahit
Trump harus memberi ganti rugi Rp 1,3 triliun karena mencemarkan nama baik kolumnis E Jean Carroll. Ia akan banding.
NEW YORK, JUMAT — Donald Trump, bakal calon presiden Amerika Serikat, harus membayar ganti rugi total 83,3 juta dollar AS (Rp 1,3 triliun) karena melakukan pelecehan seksual dan mencemarkan nama baik mantan kolumnis majalah Elle, E Jean Carroll. Tim juri memberikan Carroll ganti rugi sebesar 18,3 juta dollar AS, termasuk 11 juta dollar AS di antaranya untuk kerusakan reputasinya.
Baca juga: Bersalah dalam Pelecehan Seksual, Trump Dihukum Ganti Rugi Rp 73,5 Miliar
Selain itu, Carroll juga mendapat ganti rugi sebesar 65 juta dollar AS sebagai ”hukuman” bagi Trump yang terus saja mencemarkan nama baik Carroll. Pada November 2019, Carroll menggugat Trump karena lima bulan sebelumnya Trump menyangkal telah memerkosanya pada pertengahan 1994 di ruang ganti pusat pertokoan Bergdorf Goodman di Manhattan. Trump keberatan dengan keputusan itu dan akan mengajukan banding.
Tim juri yang terdiri dari tujuh laki-laki dan dua perempuan itu hanya butuh waktu tiga jam untuk memberikan keputusan di pengadilan federal Manhattan, AS, Jumat (26/1/2024) sore waktu setempat atau Sabtu dini hari waktu Indonesia. Keputusan juri melebihi tuntutan ganti rugi Carroll sebesar 10 juta dollar AS. Juri mempertimbangkan kerugian yang ditimbulkan Trump terhadap Carroll akibat komentar-komentarnya.
Kasus ini berfokus pada komentar yang mencemarkan nama baik Carroll. ”Ini kemenangan besar bagi setiap perempuan yang bangkit ketika terpuruk dan kekalahan telak bagi setiap penindas yang berusaha menjatuhkan perempuan,” kata Carroll (80).
Pengacara Carroll, Robbie Kaplan, mengatakan, putusan juri membuktikan hukum berlaku untuk semua orang di AS. Hukum bahkan berlaku untuk orang kaya dan orang terkenal, termasuk mantan presiden. Dalam argumen penutup sidang, pengacara Carroll mengatakan, gara-gara pernyataan Trump, Carroll banyak menerima ancaman pembunuhan, ancaman pemerkosaan, dan fitnah secara daring. ”Kasus ini juga untuk menghukum dan menghentikan Donald Trump untuk selamanya,” ujarnya.
Carroll menulis kolom ”Ask E Jean” di majalah Elle dari tahun 1993 hingga 2019. Dia juga sering muncul di program televisi, seperti ”Today” di NBC dan ”Good Morning America” di ABC. Sejak berkasus dengan Trump, Carroll mengaku dia tak lagi bisa sering muncul di media massa karena takut dengan ancamna-ancaman dari para pendukung Trump.
Kasus ini juga untuk menghukum dan menghentikan Donald Trump untuk selamanya.
Selain itu, dia pun sekarang dicap sebagai pembohong. Untuk melindungi diri, Carroll memasang pagar listrik di sekitar rumahnya dan sudah memberitahu tetangga-tetangga ada orang-orang yang mengancam dirinya. Dia sudah membeli senjata dan peluru yang disimpan di samping tempat tidurnya.
Trump (77) bersikeras belum pernah kenal, bahkan mendengar nama Carroll. Dia menuding Carroll hanya mengarang cerita demi meningkatkan penjualan buku memoarnya. Pengacara Trump mengatakan, Carroll haus akan ketenaran dan menikmati perhatian dari para pendukungnya karena melawan Trump. Trump menghadiri sebagian besar persidangan yang berlangsung selama lima hari itu, tetapi dia tidak hadir saat pembacaan putusan juri.
Baca juga: Di Tengah Kampanye Capres, Trump Hadapi Persidangan Kekerasan Seksual
”Sistem hukum kita di luar kendali dan digunakan sebagai senjata politik. Mereka merampas seluruh hak Amendemen I. Ini bukan Amerika,” tulis Trump di akun media sosialnya, Truth Social.
Dalam sidang pengadilan perdata tahun lalu, Trump juga diketahui melakukan pelecehan seksual terhadap Carroll. Pada waktu itu, tim juri juga memutuskan Trump bertanggung jawab atas pencemaran nama baik karena menyebut tuduhan Carroll bohong. Trump harus membayar ganti rugi sekitar 5 juta dollar AS.
Baca juga: Trump Bikin Marah Partai Republik
Dalam sidang sehari sebelum pembacaan putusan juri, Trump meninggalkan ruang sidang setelah hakim mengancam akan memenjarakan pengacara Trump, Alina Habba, karena terus berbicara setelah Trump menyuruhnya diam. Habba berargumentasi Trump tidak perlu membayar ganti rugi lagi kepada Carroll karena kliennya tidak bisa disalahkan atas ancaman-ancaman yang diterima Carroll.
”Keputusan seperti ini bisa keluar karena lawan-lawan Trump mengajukan tuntutan di negara-negara bagian yang mereka tahu akan mendapatkan juri seperti ini. Kami akan terus berjuang dan saya jamin, kami pasti akan menang,” kata Habba.
Meremehkan
Guru Besar Sekolah Tinggi Peradilan Pidana John Jay, Dmitriy Shakhnevich, kepada BBC mengatakan, pengacara Carroll berhasil berargumentasi bahwa Trump hanya bisa dihentikan untuk mencemarkan nama baik Carroll jika dibebani ganti rugi dalam jumlah besar.
”Dia orang kaya yang tidak bisa dihentikan sehingga satu-satunya cara untuk menghentikannya adalah dengan menyakitinya secara finansial,” ujarnya.
Carol Tobias, Guru Besar Hukum Universitas Richmond, juga menilai kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Trump kepada hakim, juri, penasihat hukum lawan, terutama Carroll sebagai faktor yang memperkuat kasusnya. Akibat dari sikap tidak hormat itu, Trump diganjar ganti rugi yang besar.
Baca juga: Trump Dijerat 37 Dakwaan, Pendukungnya Siapkan Serangan Balasan
Selama persidangan Carroll, Trump terdengar sering menggumamkan kasus ini ”penipuan” dan ”perburuan penyihir” dan dia masih tidak tahu siapa Carroll. Karena berisik, hakim dua kali menegur Trump dan meminta dia diam. Pengacara Carroll mengatakan, Trump bertindak seolah-olah tidak terikat oleh hukum.
Kepada juri, ia juga mengingatkan, Trump telah membanggakan aset yang dimilikinya, setidaknya jumlahnya 14 miliar dollar AS. Merek atas nama dirinya saja sudah bernilai 10 miliar dollar AS. ”Donald Trump siap menggunakan kekayaan dan kekuasaannya untuk mencemarkan nama baik siapa pun kapan pun dia mau,” ujarnya.
Pada persidangan penipuan perdata pada November 2023, Trump mengaku memiliki sekitar 249 juta dollar AS dalam bentuk tunai atau setara kas pada laporan keuangan tahunan terbarunya, untuk tahun fiskal yang berakhir 30 Juni 2021.
Dengan selesainya kasus perdata Carroll, Trump masih menghadapi 91 dakwaan pidana dalam empat kasus yang menuduh dia mencoba membatalkan pemilihan presiden tahun 2020, salah menangani dokumen rahasia negara, dan mengatur pembayaran kepada bintang porno.
Trump juga sedang menunggu keputusan dari hakim di New York tentang seberapa besar dia harus dihukum dalam gugatan penipuan perdata senilai 370 juta dollar AS yang diajukan Jaksa Agung Negara Bagian Letitia James terhadap dirinya dan Organisasi Trump. Dia menjadi presiden pertama dalam sejarah AS yang didakwa melakukan kejahatan. Trump berulang kali mengklaim berbagai kasus hukum yang dihadapi itu sebenarnya upaya sekutu-sekutu Presiden AS Joe Biden untuk menjatuhkan dirinya.