Uni Eropa Incar Taylor Swift untuk Pikat Pemilih Muda
Kekuatan Taylor Swift memengaruhi anak muda memikat Uni Eropa. Mereka ingin melamarnya jadi juru kampanye pemilu.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
Kalau Taylor Swift sudah bicara, para penggemarnya pasti akan menyimak. Dengan keyakinan ini, Uni Eropa ingin “melamar” Taylor Swift untuk menjadi “juru kampanye” pemilihan parlemen Eropa agar anak-anak muda di Eropa mau berpartisipasi memberikan suaranya, 6-9 Juni mendatang. Keyakinan ini didahulu dengan bukti di Amerika Serikat.
Pada Hari Pendaftaran Pemilih Nasional AS, September 2023, Swift mengunggah pesan singkat di akun media sosial instagramnya mengajak 272 juta pengikutnya untuk mendaftarkan diri sebagai pemilih. Dia mencantumkan alamat situs organisasi nirlaba dan non-partisan Vote.org untuk mendaftar.
Hasilnya, lebih dari 35.252 orang mendaftar. “Saya mendengar suara kalian dan saya tahu betapa kuatnya suara kalian. Pastikan kalian menyalurkannya dalam pemilu kita tahun ini,” tulis Swift di instagram stories sambil menyertakan utas Vote.org.
Satu jam setelah unggahan Swift itu muncul, lonjakan partisipasi di utas itu melonjak 1,226 persen. Pelantun lagu “Cruel Summer” itu juga mengajak para penggemarnya untuk berangkat ke tempat pemungutan suara untuk memberikan suaranya. “Pemilih akan memilih! Ini Hari Pemilihan! Jika kalian terdaftar untuk memilih di Colorado, Kentucky, Maine, Mississippi, New Jersey, New York, Ohio, Pennsylvania, Texas atau Virginia, ini waktunya untuk menggunakan suaramu,” tulis Swift di instagram stories.
Dia kemudian mengarahkan pengikutnya mengeklik situs web dimana mereka bisa mengetahui isi surat suara mereka sebelum sampai di tempat pemungutan suara.
Melonjak
CEO Vote.org Andrea Hailey, seperti dikutip majalah Newsweek, September lalu, mengatakan jumlah 35.252 pendaftar baru itu adalah yang terbanyak sejak 2020, melonjak 23 persen dibandingkan tahun lalu. Jumlah anak berusia 18 tahun yang terdaftar meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2022. Ini membuktikan antusiasme pemilih anak muda, terutama pemilih pemula.
“Swift adalah salah satu orang tersibuk di dunia, tetapi dia selalu punya waktu untuk membela demokrasi, menggunakan suaranya sendiri, dan mendorong para penggemar dan pengikutnya untuk menggunakan suara mereka,” ujarnya.
Dulu Swift tak pernah menunjukkan minat dan dukungannya pada politik atau salah satu partai politik di AS. Dulu dia bersikap hati-hati ketika menyangkut politik dan tidak pernah membagikan opini publik apapun kepada publik hingga Oktober 2018 ketika dia mendukung Phil Bredesen dari Partai Demokrat dalam pemilihan Senat di Tennessee.
“Dulu saya enggan menyuarakan pendapat politik saya secara terbuka. Tetapi karena ada beberapa peristiwa dalam hidup saya dan dunia yang terjadi dalam 2 tahun terakhir, saya merasa sangat berbeda sekarang,” tulis Swift tahun lalu.
Meniru AS
Berbekal dari “keberhasilan” Swift mendorong suara anak muda di AS itu, Uni Eropa (UE) berharap Swift bisa membantu pemilih muda di Eropa untuk menghilangkan sikap apatis dan memberikan suaranya saat pemilu Eropa. Permintaan UE yang belum mendapatkan jawaban dari Swift itu diumumkan sekarang karena Swift akan konser “Eras Tour” ke Paris, Perancis, 9 Mei mendatang atau satu bulan sebelum para pemilih di 27 negara UE memilih anggota Parlemen Eropa berikutnya. UE berharap Swift bisa membantu meyakinkan para pemilih muda untuk datang ke tempat pemungutan suara dan memilih.
“Taylor Swift tahun lalu pernah mengajak anak muda di AS untuk mendaftar sebagai pemilih. Sehari setelah unggahannya, ada 35.000 anak muda yang mendaftar. Nanti tanggal 9 Mei -pada Hari Eropa- Swift akan berada di Paris untuk konser. Saya sangat berharap dia melakukan hal yang sama untuk anak muda Eropa. Saya harap permintaan kami ini disampaikan kepada Swift,” kata Wakil Presiden Komisi Eropa, Margaritis Schinas.
Swift yang pada bulan lalu dinobatkan sebagai “Persons of the Year” versi majalah Time untuk untuk 2023 ini memiliki banyak pengikut di seluruh dunia dan penggemar beratnya dikenal sebagai “Swifties". Konser “Eras Tour” Swift yang dimulai di AS tahun lalu menjadi tur musik pertama yang menghasilkan keuntungan lebih dari 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 16 triliun.
“Tidak ada yang bisa memobilisasi generasi muda lebih baik daripada generasi muda itu sendiri. Anak-anak mudalah yang dapat memobilisasi generasi muda untuk berpartisipasi,” kata Schinas kepada majalah Time, Kamis (11/1/2024).
Selain “melamar” Swift, UE juga ingin mengajak selebriti lain yang asli Eropa seperti Rosalía (penyanyi Spanyol), Måneskin (band rock Italia), Angèle (bintang pop Belgia), dan Stromae (penyanyi Belgia). Mereka dinilai sebagai artis paling populer saat ini dan memiliki banyak pengikut di media sosial.
Selain mereka, harapannya akan digandeng juga atlet dan para pemain sepak bola. Mendapatkan dukungan dari para selebriti yang ternama ini akan menjadi dorongan besar bagi kampanye Eropa yang terkenal dengan kelangkaan kekuatan bintang.
Para pejabat UE ingin meningkatkan partisipasi generasi muda karena dari hasil jajak pendapat menunjukkan pemilu konsekuensial Juni mendatang akan ada peningkatan dukungan terhadap kelompok sayap kanan di seluruh wilayah UE. Lebih dari 400 juta orang berhak memilih dalam pemilu parlemen pertama sejak Brexit ini. Ini menjadikannya proses pemilu demokratis terbesar kedua di dunia setelah pemilu di India.
Mereka yang akan terpilih tahun ini akan menentukan kebijakan Eropa terhadap isu-isu penting, mulai dari perang di Ukraina, regulasi teknologi kecerdasan buatan baru, hingga kebijakan UE terhadap isu migrasi. Pemilu Parlemen Eropa terakhir kali diadakan pada tahun 2019 dan ada 42 persen warga berusia di bawah 25 tahun yang berhak memilih dan 47 persen warga berusia 25-39 tahun yang ikut berpartisipasi. Jumlah pemilih secara keseluruhan hanya sekitar 50 persen.
Situs Euronews, Jumat, menyebutkan jumlah pemilih yang berpartisipasi dalam pemilu Parlemen Eropa secara historis rendah, dengan perbedaan yang sangat besar antarnegara anggota. Pada tahun 2019, angkanya mencapai 50 persen, ini pertama kalinya angka itu melampaui ambang batas 50 persen sejak tahun 1994.
Menurut survei Eurobarometer, peningkatan ini sebagian besar berkat partisipasi anak muda. Pada tahun ini, empat negara anggota UE, yakni Belgia, Jerman, Malta, dan Austria, akan memperbolehkan warga negara berusia 16 tahun ke atas untuk memilih. Harapannya, partisipasi anak muda ini akan bisa kembali menghidupkan pelaksanaan demokrasi di Eropa. (AFP)