Selama dua tahun terakhir, Pentagon kesulitan mengontak militer China. Komunikasi penting untuk mencegah konflik.
Oleh
IWAN SANTOSA
·3 menit baca
WASHINGTON, RABU — Militer Amerika Serikat dan China menyelesaikan pertemuan dua hari, Selasa (9/1/2024), setelah beberapa waktu komunikasi terhenti. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut perjumpaan Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping pada November 2023. Isu Taiwan dan Laut China Selatan menjadi hal penting dalam hubungan militer AS-China.
Komunikasi militer AS dan China terputus setelah Ketua DPR AS kala itu, Nancy Pelosi, mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022. Kunjungan tersebut juga memicu ketegangan di Selat Taiwan. Militer kedua negara juga masih berupaya memulihkan hubungan sejak AS menembak jatuh balon udara China pada Februari 2023.
Dalam keterangan Departemen Pertahanan AS disebutkan, pembicaraan putaran ke-17 mempertemukan Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk China, Taiwan, dan Mongolia Michael Chase dengan mitranya, Wakil Direktur Komisi Militer Pusat untuk Kerja Sama Militer Internasional Mayor Jenderal Song Yanchao.
”Para pihak membahas hubungan pertahanan AS–Republik Rakyat China. Chase menekankan pentingnya membuka jalur terbuka komunikasi antarmiliter untuk mencegah persaingan menjadi konflik terbuka,” sebut Pentagon. ”AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman dan bertanggung jawab di mana pun hukum internasional memperbolehkan.”
Dalam pernyataan Kementerian Pertahanan China, Rabu (10/1/2024), Beijing menyebutkan bersedia mengembangkan hubungan antarmiliter yang sehat dan stabil dengan AS berdasarkan kesetaraan dan saling menghormati. China mendesak AS untuk menghentikan pengerahan militer dan ”tindakan provokatif” di Laut China Selatan. China juga meminta AS menghentikan dukungan atas tindakan serupa oleh ”negara tertentu” meski tidak menyebut nama.
Selain itu, China meminta AS mematuhi Prinsip Satu China dan berhenti mempersenjatai Taiwan. China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya meski ditolak Taiwan. ”Amerika Serikat harus benar-benar paham akar masalah maritim dan keamanan udara, mengekang kuat pasukan di garis depan, dan berhenti memanas-manasi (isu),” sebut pernyataan Dephan China.
AS akan terus terbang, berlayar, dan beroperasi dengan aman dan bertanggung jawab di mana pun hukum internasional memperbolehkan.
Para pejabat Pentagon mengatakan, hubungan antara kedua lembaga militer sangat penting untuk mencegah salah perhitungan lalu meningkat menjadi konflik. Mereka sudah memperingatkan pentingnya membuka jalur komunikasi antarmiliter akan memakan waktu.
Washington dan Beijing dalam posisi berhadap–hadapan dari isu masa depan demokrasi Taiwan hingga klaim territorial di Laut China Selatan. Taiwan akan menggelar pemilihan umum presiden dan parlemen pada 13 Januari 2024.
Mendekati pelaksanaan pemilu, China meluncurkan satelit yang melintasi Taiwan dan memicu alarm peringatan udara yang salah. Hal itu memicu ketegangan politik di Taiwan tentang motif peluncuran tersebut. Kantor Kepresidenan Taiwan menyatakan tidak menganggap peluncuran satelit itu sebagai upaya campur tangan terhadap pemilu. Namun, oposisi mempertanyakan mengapa sampai ada peringatan.
Meskipun hanya terkesan administratif, pertemuan dua hari militer China dan AS memungkinkan kedua pihak mengemukakan keresahan masing-masing. Sebab, selama dua tahun terakhir, Pentagon menghadapi kesulitan dalam mengontak militer China. Sementara kapal induk dan pesawat AS-China semakin sering bertemu dan saling mencegat.