Willis Gibson (13) menjadi pemain gim pertama di dunia yang ”mengalahkan” permainan Tetris versi asli gim Nintendo Entertainment System. Gibson alias ”Scuti Biru” secara teknis berhasil mencapai apa yang disebut para pemain gim sebagai ”layar mematikan”, suatu titik di mana kode Tetris mengalami gangguan dan membuat gim menjadi crash. Permainan yang berusia 34 tahun itu sudah lama dianggap gim yang tidak terkalahkan.
Ini karena gim tersebut tidak memiliki akhir cerita. Bentuk empat balok itu terus berjatuhan tidak peduli seberapa pandai Anda menumpuknya menjadi baris-baris yang kemudian menghilang. Gibson bermain sampai gim itu macet dan dia mengunggah momen itu dengan video di YouTube. ”Yes! Rasanya mau pingsan,” kata Gibson.
Baca juga: Kembar tapi Beda Hari, Bulan, dan Tahun
Presiden Kejuaraan Dunia Tetris Klasik Vince Clemente mengatakan, jika prestasi Gibson dikonfirmasi secara independen, dia secara resmi akan menjadi orang pertama yang mengalahkan Tetris versi NES. ”Ini tidak pernah dilakukan orang sebelumnya. Ini dulu dianggap gim yang mustahil dikalahkan,” kata Clemente kepada The New York Times, Kamis (4/1/2024).
Para pemain gim top terus mencari cara memperpanjang rekor kemenangan mereka dengan tetap bertahan dalam permainan untuk mencapai level yang lebih tinggi. Namun, pada akhirnya permainan itu mengalahkan mereka semua.
Hingga 21 Desember 2023, Gibson berhasil memicu layar mematikan di level 157 yang dianggap dunia gim sebagai kemenangan. ”Selamat kepada Scuti Biru yang berhasil mencapai prestasi yang melampaui semua batasan yang ada dalam gim legendaris ini,” kata CEO Tetris Maya Rogers. Para pembuat Tetris menyebut Gibson sebagai ”pencapaian monumental”.
Baca juga: Rekor Dunia di Pengujung 2023
Biasanya orang akan kalah di level-level tinggi karena sejak level 29 permainan menjadi semakin sulit. Balok-baloknya berjatuhan sangat cepat. Karena berjalan sangat cepat, pemain-pemain gim ini biasanya kelelahan, seperti Gibson yang tampak mengalami hiperventilasi dan terengah-engah sambil memegangi pelipisnya. Setelah menutup mulutnya dengan tangan untuk mengatur pernapasannya, dia akhirnya berseru, ”Aku tidak bisa merasakan jari-jariku!” ujarnya. (AP)