Israel Bunuh Pemimpin Hamas di Lebanon, Konflik Dikhawatirkan Meluas
Serangan ”drone” Israel menewaskan Wakil Pemimpin Hamas Saleh al-Arouri (57) yang bermukim di Beirut, Lebanon.
BEIRUT, RABU — Israel membunuh wakil pemimpin Hamas Saleh al-Arouri (57) yang bermukim di Beirut, Lebanon, Selasa (2/1/2024). Saleh terbunuh dalam serangan wahana terbang tanpa awak (drone). Saleh adalah tokoh politik senior Hamas yang pertama dibunuh Israel sejak awal konflik 7 Oktober 2023.
Pembunuhan terhadap Arouri dapat memperluas konflik di Jalur Gaza ke Lebanon. Terlebih kelompok Hezbollah di Lebanon adalah sekutu Hamas. Selain membunuh Arouri, serangan drone Israel tersebut membunuh enam orang lainnya. Lokasi serangan berada di pinggiran kota Daliyeh, sebuah kubu pertahanan kelompok Hezbollah.
Baca juga: Israel Tewaskan Nenek dan Tiga Cucu di Lebanon, Hezbollah Ancam Balas Sepadan
Serangan tersebut menyasar pertemuan para pemimpin Hamas di Lebanon yang dihadiri para petinggi militer, yakni Samir Findi Abu Amer, Azzam al-Aqra Abu Ammar. Mereka turut menjadi korban dalam serangan Israel tersebut.
Dikonfirmasi soal serangan tersebut, juru bicara militer Israel (Tzahal) Laksamana Muda Daniel Hagari menjawab singkat, ”Kami fokus pada membunuh Hamas.” Dia menolak menjelaskan lebih lanjut.
Mark Regev, penasihat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dalam wawancara dengan MSNBC TV mengatakan, Israel tidak bertanggung jawab atas serangan tersebut.
”Namun, harus dijelaskan, ini bukan wujud serangan terhadap negara Lebanon. Namun, siapa pun yang melakukan serangan tersebut adalah tindakan strategis terhadap kepemimpinan Hamas,” kata Regev.
Israel menuduh Arouri sebagai perencana berbagai serangan Hamas di wilayah Tepi Barat yang diduduki militer Israel sejak bertahun-tahun.
”Saya menunggu giliran menjadi syuhada. Saya hidup sudah terlalu lama,” kata Arouri pada Agustus 2023 mengomentari ancaman Israel untuk menghabisi pemimpin Hamas di Jalur Gaza atau luar negeri.
Beberapa bulan terakhir, Arouri bepergian antara Lebanon dan Qatar. Dia menjadi bagian delegasi Hamas yang berunding dalam penyelesaian konflik di Jalur Gaza dan pembebasan sandera yang diambil Hamas dalam serangan pada 7 Oktober 2023.
Pejabat Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati mengecam serangan di wilayah negaranya tersebut. Perbuatan itu adalah kejahatan perang terbaru Israel dan upaya menyeret Lebanon ke dalam perang.
Pejabat PM Lebanon meminta Menteri Luar Negeri Lebanon mengajukan protes keras kepada Dewan Keamanan PBB terkait pelanggaran Israel terhadap kedaulatan Lebanon. Pada tahun 2006, Israel menyerang Hezbollah di Lebanon bagian selatan, yang memicu perang selama satu bulan (12 Juli-14 Agustus 2006). Perang diakhiri gencatan senjata atas Resolusi Dewan Keamanan PBB Nomor 1701.
Dalam tradisi Arab, tamu, termasuk dalam hal ini pengungsi Palestina dan pemimpinnya, wajib dilindungi oleh tuan rumah, termasuk dengan nyawa tuan rumah.
Meluas
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan, pembunuhan Arouri akan memantik konflik lanjutan di jaringan perlawanan. Pembunuhan itu dapat menjadi motivasi memerangi pendudukan zionis di Palestina dan kawasan Timur Tengah.
Dalam wawancara TV bulan Agustus 2023, pemimpin kelompok Hezbollah Hassan Nasrallah memperingatkan Israel untuk tidak melakukan pembunuhan di tanah Lebanon. Tindakan Israel akan memicu reaksi setimpal dari Hezbollah.
Baca juga: Israel Juga Serang Lebanon Selatan
Menyusul pembunuhan atas Arouri, ratusan warga Palestina berunjuk rasa di Ramallah dan kota-kota Tepi Barat. Mereka mengecam pembunuhan Arouri. ”Balas, Balas, Qassam,” seru pengunjuk rasa merujuk pada nama Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas.
Perang Israel Hamas di Jalur Gaza dipicu perlawanan Hamas dengan menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023 yang menimbulkan 1.200 korban dan 240 orang disandera ke Gaza.
Kementerian Kesehatan Gaza menerangkan, sebanyak 207 jiwa tewas akibat serangan Israel dalam 24 jam terakhir. Total korban warga Palestina mencapai 22.185 jiwa dalam tiga bulan konflik. Angka tersebut sudah lebih dari 1 persen penduduk Jalur Gaza yang mencapai 2,2 juta jiwa.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan, operasi militer di sekitar Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, difokuskan pada jaringan terowongan yang dipercaya menjadi tempat berlindung pemimpin Hamas.
”Kami mencari mereka—Hamas—secara menyeluruh. Sudah terjadi kontak senjata dan diketahui ada sandera warga Israel di sana,” kata Gallant.
Korban warga Palestina terus berjatuhan akibat serangan Israel yang mengebom dari arah utara. Israel berdalih berusaha menghindari jatuhnya korban sipil dan menyalahkan Hamas yang disebut berlindung di sekitar warga. Tuduhan tersebut dibantah pihak Hamas.
Amerika Serikat sebagai pendukung utama Israel mendesak untuk mengurangi serangan udara dan darat yang telah menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza. AS mendesak agar Israel menyerang secara terfokus pada pemimpin Hamas.
Baca juga: Tarik Mundur Ribuan Prajurit, Israel Ubah Taktik Perang di Gaza
Israel sudah mengumumkan rencana penarikan mundur belasan ribu anggota pasukan yang diduga menjadi sinyal fase baru perang di tengah kecaman dunia terhadap penderitaan warga di Jalur Gaza. Israel mengingatkan, operasi militer masih akan berlangsung beberapa bulan ke depan.
Serangan Israel menimbulkan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Tercatat 85 persen warga mengungsi, kelaparan, terkena penyakit, kedinginan, dan masih menjadi korban pengeboman Israel yang datang sewaktu-waktu.
Sebelum pembunuhan Arouri, pemimpin besar Hamas Ismail Haniyeh yang tinggal di luar Gaza mengatakan, Hamas sudah menyampaikan sikap terhadap usulan gencatan senjata dari Mesir-Qatar. Dia menegaskan, Hamas mensyaratkan agar Israel menghentikan semua kekerasan sebelum Hamas melepaskan semua sandera.
Pihak Israel meyakini masih ada 129 sandera di Jalur Gaza. Sebagian telah dibebaskan dalam gencatan senjata akhir November 2023. Beberapa sandera terbunuh akibat serangan udara Israel.
Israel bersumpah akan terus berperang hingga Hamas ditumpas. Namun, tidak jelas rencana apa yang akan dilakukan Israel di Jalur Gaza pasca-Hamas. Tidak disebutkan soal negara Palestina merdeka sesuai usulan Solusi Dua Negara.
Gallant mengklaim sudah menghancurkan 12 resimen Hamas di utara Jalur Gaza dengan kekuatan 15.000-18.000 pejuang Hamas. Sebagian pejuang Hamas disebut Israel melarikan diri ke selatan Jalur Gaza.
Sementara itu, warga di Jalur Gaza mengatakan, tank dan pesawat tempur Israel terus menghancurkan wilayah timur dan utara kota Khan Younis. Serangan itu mengakibatkan puluhan ribu warga Palestina kembali mengungsi setelah meninggalkan wilayah yang terlebih dahulu dihancurkan Israel di utara Jalur Gaza. (REUTERS)