China Pamerkan Tampilan Terbaru Kapal Induk Fujian
Demi melengkapi pertahanan kapal induk, China memproduksi rudal hipersonik antikapal jenis DF–ZF. Rudal tersebut dapat menjangkau sasaran dalam jarak 2.000 kilometer.
BEIJING, RABU— China memamerkan perkembangan terbaru kapal induk Fujian, Selasa (2/1/2024) malam waktu setempat. Fujian merupakan kapal induk ketiga China setelah Shandong (2019) dan Liaoning (2012). Fujian menggunakan teknologi termutakhir, yakni ketapel elektromagnetik sebagai sarana peluncuran pesawat dari geladak terbang.
Teknologi Fujian mulai dibangun sejak tahun 2022 dan merupakan terobosan dibandingkan teknologi peluncuran pesawat lewat geladak lengkung yang digunakan Shandong dan Liaoning. Teknologi ketapel elektromagnetik (electro magnetics aircraft launching systems/EMALS) memungkinkan peluncuran pesawat tempur lebih cepat dan lebih banyak pesawat dalam operasional wing udara dari sebuah kapal induk. Sistem tersebut seperti senjata elektromagnetik yang dilontarkan di rel peluncur pesawat di atas geladak dengan kecepatan tinggi.
Kapal induk Fujian dibangun di galangan kapal Jiang Nan di Pulau Chang Xing, kota Shanghai. Warga China dengan antusias memotret Fujian yang lokasi pembangunannya di dekat Bandara Pudong sehingga dapat difoto penumpang pesawat terbang yang tinggal landas dari bandara tersebut.
Baca juga : Luncurkan Kapal Induk Baru, Armada Laut China Makin Kuat
Pada November 2023, dalam ulasan Naval News, warganet China ramai berbagi cerita uji coba ketapel kapal Fujian dengan cara melontarkan barang (dead load test). Media sosial Weibo dan X di China dipenuhi foto uji coba berikut pembahasan oleh warganet China.
Kapal induk Fujian berbobot 80.000 ton, dengan panjang 316 meter dan diawaki 2.000 orang. Kecepatan lajunya bisa mencapai 50 kilometer per jam (29 knot). Fujian memiliki geladak terbang 78 meter dan bisa mengangkut 55 jet tempur J-15 serta berbagai jenis wahana terbang nirawak (drone). Pesawat tempur J–15 Shenyang atau Hiu Terbang adalah jet tempur yang dikembangkan dari Sukhoi Su-33.
Angkatan Laut Amerika Serikat sudah lama menggunakan teknologi ketapel elektromagnetik dalam armada kapal induknya. Sistem EMALS memungkinkan peluncuran pesawat dengan bobot yang makin berat dari geladak kapal induk.
Laman Popular Mechanics mengutip Direktur Jenderal Angkatan Laut pada Departemen Pertahanan AS Carlos Del Torro yang menyebutkan bahwa China memiliki 13 galangan kapal dan semuanya mempunyai kapasitas membangun kapal jauh lebih banyak dari seluruh industri kapal perang Amerika Serikat. Del Torro mengatakan, China sepanjang tahun 2020 sudah meluncurkan 20 kapal perang. Diperkirakan kapal induk Fujian akan melakukan uji coba pelayaran pada 2024 dan dioperasikan resmi pada 2025.
Disebutkan, China memiliki 340 kapal perang. Namun, Kolonel Douglas MacGregor, mantan Kepala Staf pada Panglima Angkatan Bersenjata Amerika Serikat Collin Powell, mengatakan, sebagian besar dari 340 kapal perang China adalah kapal penjaga pantai.
Saat ini Jepang dan Korea Selatan turut membangun kapal perusak (destroyer) dalam jumlah besar dan kapal penjelajah (cruiser) yang dapat beroperasi mandiri atau dalam satu gugus tempur. Jepang memiliki beberapa kapal induk helikopter kelas Izumo yang dapat sewaktu–waktu diubah menjadi kapal induk pengangkut jet tempur terbaru.
Matra Laut Pasukan Bela Diri Jepang memiliki dua kapal induk Izumo dengan bobot 26.000 ton dan panjang 248 meter. Kapal induk helikopter tersebut dapat mengangkut jet tempur F-35B. Menurut konstitusi Jepang seusai Perang Dunia II, Jepang dilarang memiliki kapal induk.
Adapun di Asia Tenggara, Angkatan Laut Thailand memiliki kapal induk buatan Spanyol, HTMS Chakri Narruebet, yang berpangkalan di Pelabuhan Sattahip. HTMS Chakri Narruebet adalah kapal komando (flag ship) Angkatan Laut Thailand yang dioperasikan sejak tahun 1997.
Praktis hanya ada empat negara di kawasan Pasifik Barat yang mengoperasikan kapal induk, yakni Amerika Serikat, Jepang, China, dan Thailand.
Hipersonik
Demi melengkapi pertahanan kapal induk, China memproduksi rudal hipersonik antikapal jenis DF–ZF (Dong Feng). Rudal tersebut dapat menjangkau sasaran dalam jarak 2.000 kilometer. Selain itu, China juga memproduksi drone tempur yang harganya ekonomis, rancangan kapal siluman, radar modern, dan senjata laser.
China pun mengembangkan secara mandiri sistem pemosisian global (GPS) seperti Bei Dou dan berbagai jenis satelit telekomunikasi. Dulu kapal–kapal China bergantung pada sistem GPS Garmin buatan Amerika Serikat.
Saat China mengembangkan kapal induk, Amerika Serikat terus mempertahankan tradisi pembangunan persenjataan modern. Kapal induk terbaru AS adalah USS Gerald R Ford (CVN 78) yang mulai beroperasi pada Mei 2023. Kapal induk AS unggul dari ukuran, tenaga, dan jangkauan operasi. Kapal induk tersebut berbobot 112.000 ton dan panjang 325 meter, dua kali lipat kapal induk konvensional.
USS Gerald R Ford dikirim untuk membantu Israel dalam perang di Jalur Gaza. Ini rancangan kapal induk terbaru AS dalam 40 tahun terakhir. USS Gerald R Ford dapat berlayar terus–menerus selama 50 tahun sebelum mengisi ulang bahan bakar dan dapat menjangkau sasaran dalam jarak 1.000 kilometer.
Baca juga : Kapal Induk AS-China Berlayar Nyaris Berdekatan
Kapal induk itu berikut berbagai sistem modern di dalamnya mengurangi jumlah kru dari kapal induk kelas Nimitz, dari 5.000 orang menjadi 4.500 orang ABK. Kecepatan lajunya sampai dengan 55 kilometer per jam dan dapat mengangkut 75 pesawat tempur. Kapal itu memiliki sistem senjata laser yang disebut termodern di dunia, di antaranya sistem pertahanan MK-15 Phalanx dan meriam putar M61 Vulcan kaliber 20 milimeter. (Reuters)