Memasuki Musim Panas, Australia Justru Diterjang Banjir
Di saat Australia memasuki musim panas, sejumlah wilayah justru diguyur hujan sangat lebat yang memicu banjir bandang.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
SYDNEY, SENIN — Fenomena El Nino membuat Australia menghadapi kondisi cuaca ekstrem yang unik. Dalam dua hari terakhir, pesisir timur benua itu dihantam hujan deras. Sementara itu, pesisir barat dan utara benua tersebut diempas panas hingga 45 derajat celsius.
Sebagaimana diberitakan pada Senin (1/1/2024), hujan deras yang mengguyur wilayah New South Wales, yang berada di timur laut Australia, dan Queensland di bagian tenggara memicu banjir bandang. Hujan deras diperkirakan akan terus mengguyur hingga Selasa pagi. Kondisi itu meningkatkan potensi terjadinya banjir besar di sejumlah tempat.
Curah hujan diperkirakan lebih dari 250 milimeter. Catatan curah hujan itu disebut-sebut lebih besar dari rata-rata hujan pada Januari tahun lalu. ”Situasi ini terus berbahaya dan dinamis, dapat menyebabkan banjir bandang yang mengancam jiwa,” tulis Miriam Bradbury, ahli cuaca di Biro Meteorologi, Australia.
Di kedua wilayah itu, hujan deras yang mendera juga disertai dengan angin kencang dan hujan es. Kecepatan angin diperkirakan mencapai 100 kilometer per jam.
Dalam konferensi pers yang digelar di Gold Coast, Queensland, Tom Tate, Wali Kota Gold Coast, mengimbau warga tetap berada di rumah. Dalam sejumlah tayangan yang viral di media sosial tampak sejumlah kendaraan terjebak di jalanan yang tergenang banjir.
Saat ini, ribuan penduduk Queensland juga belum mendapat aliran listrik. Pasokan untuk setidaknya 28.000 rumah tangga terhenti sejak Senin (25/12/2023) setelah badai petir melanda kawasan itu. Sejumlah pohon tumbang dan menyebabkan kabel listrik terputus. Badai yang dalam beberapa waktu terakhir masih melanda kawasan itu membuat proses penyambungan kembali tertunda.
Dilaporkan, dua orang dilarikan ke rumah sakit setelah tersambar petir. Sejauh ini cuaca buruk yang mengempas pesisir timur dan tenggara Australia telah menewaskan 10 orang.
Menteri Tanggap Darurat Australia Murray Watt mengatakan, pemerintah akan mengerahkan hingga veteran militer dan pensiunan pekerja layanan darurat ke Queensland. Mereka akan membantu penanganan pascabadai.
Perubahan iklim
Sejumlah ahli berpendapat, fenomena perubahan iklim telah memperburuk cuaca ekstrem di Australia dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, ketika pihak berwenang bersiap menghadapi badai petir di beberapa wilayah, sejumlah kota di pedalaman Queensland—posisinya lebih dekat ke wilayah utara Australia—masih dilanda gelombang panas. Suhu di salah satu kota tersebut, Julia Creek, mencapai 45 derajat celsius.
Biasanya pada Desember-Februari, dengan dipengaruhi fenomena El Nino, Australia memasuki musim panas. Umumnya pada siang hari suhu udara ada di atas rata-rata. Di Australia, El Nino biasanya memicu kebakaran hutan, siklon tropis, dan kekeringan berkepanjangan.
Namun, sebagaimana diungkapkan oleh sejumlah ahli cuaca pada pekan akhir Desember 2023, kondisi itu juga dapat memicu badai petir. Dan, sebagaimana telah diprakirakan sebelumnya, badai petir itu kini melanda bagian timur Queensland dan New South Wales.
”Kita sekarang memasuki periode aktif badai petir,” kata David Grant, salah satu ahli cuaca di Biro Meteorologi, Australia, Sabtu lalu. (REUTERS)