Tumpukan ”Surat untuk Sinterklas” di Kantor Pos Swedia sejak 1890
Kantor Pos Swedia menerima ribuan surat untuk Sinterklas setiap tahun sejak 1890. Sedikitnya 10.000 surat di antaranya disimpan sebagai arsip.
Stockholm
”Kalau jadi anak baik, pasti akan dapat hadiah dari Sinterklas”, ”Kalau ingin dapat kado Natal, tulis surat saja ke Sinterklas”. Begitu yang diingat anak-anak sedari kecil.
Hal itu pula yang mereka lakukan sampai-sampai kantor pos di Stockholm, Swedia, kebanjiran surat dari anak-anak di seluruh dunia sejak 1890-an. Pada tahun lalu saja, layanan pos PostNord menerima sekitar 16.000 surat yang ditujukan untuk Sinterklas dengan alamat macam-macam di amplopnya, seperti ”Lapland”, ”Reindeer Land”, atau ”Santa’s Igloo”.
Ribuan surat diawali dengan kalimat ”Dear Santa”. PostNord menjawabnya satu per satu. ”Hai, dari Santa,” demikian balasannya, disertai ucapan terima kasih.
Bukan hanya dijawab, beberapa surat setiap tahun dipilih untuk dimasukkan ke dalam arsip di museum kantor pos (PostMuseum) di Stockholm. Kini, sedikitnya 10.000 surat dari seluruh dunia menjadi koleksi museum itu.
”Ini koleksi surat dari Amerika Serikat dan Asia. Ada beberapa surat dari Taiwan. Malah ada surat dari Taiwan yang bukan dari (pengirim) anak-anak, melainkan anak muda berusia 20 tahun,” kata Kepala Prangko di Museum PostNord Kristina Olofsdotter kepada kantor berita AFP, Kamis (21/12/2023).
Di dalam surat-surat itu tertulis aneka ragam permintaan dan keinginan dari anak-anak, mulai dari mainan, hewan peliharaan, sampai buku. Sama saja dengan anak zaman sekarang.
Hanya saja, bedanya ialah anak-anak zaman dulu tidak banyak meminta. Mereka paling-paling meminta satu atau dua hal saja. Adapun anak sekarang, kata Olofsdotter, permintaannya banyak.
Bukan hanya dijawab, beberapa surat setiap tahun dipilih untuk dimasukkan ke dalam arsip di museum kantor pos (PostMuseum) di Stockholm.
Bukan hanya permintaan, di dalam surat mereka juga banyak anak yang menulis pertanyaan-pertanyaan untuk Sinterklas. ”Apa minuman favoritmu? Supaya kami tahu harus menyajikan minuman apa kalau mampir ke rumah,” tulis seorang anak perempuan pada tahun 1960-an.
Ada juga anak berusia empat tahun yang memberi tahu Sinterklas bahwa dirinya baru saja bisa belajar menuliskan namanya dengan lengkap. ”Saya harap, rusa kutubmu baik-baik saja,” tulis anak itu.
Semua surat dibuka dan dibaca. Jika pengirimnya menuliskan alamatnya, museum akan mengirimkan surat balasan. Di dalam surat balasannya, ”Sinterklas” juga menceritakan dia harus melakukan banyak hal yang harus diselesaikan sebelum Natal tiba dan betapa dia sangat menghargai surat itu.
Menurut Olofsdotter, surat balasan itu diharapkan akan bisa mencerahkan hari para penulis surat untuk Sinterklas. ”Sinterklas juga selalu berpesan jangan pernah lupa, semua impianmu bisa menjadi kenyataan jika kita percaya pada diri sendiri,” ujarnya. (AFP)
--------
Serial lain Kilasan Kawat Sedunia:
Kisah Profesor Rusia Terpilih Jadi Wali Kota di Kolombia
Ide Unik dan Kreatif Petani Thailand untuk Gaet Wisatawan
Parlemen Kenya Larang Pejabat Pakai Setelan Safari Kesukaan Presidennya