Pelawat dan pelancong bersiap pergi. Sabar selama perjalanan. Hati-hati cuaca yang bisa mengganggu rencana perjalanan.
Oleh
LUKI AULIA
·4 menit baca
Suasana liburan mulai terasa. Orang-orang memadati stasiun kereta, bandara, pelabuhan, dan terminal bus. Para calon penumpang sudah siap dengan barang-barang bawaan, kartu identitas, dan tiket. Ada satu hal yang bisa membuyarkan semua rencana liburan, kondisi cuaca.
Gubernur Maine, Janet Mills, mengimbau warga menghindari bepergian sementara waktu. Sebab, sebagian wilayah salah satu negara bagian Amerika Serikat itu sedang kebanjiran. ”Badai datang beberapa hari sebelum Natal saat orang harusnya bergembira,” ujarnya, Rabu (20/12/2023) siang waktu Maine atau Kamis pagi WIB.
Di daerah lain di AS, kecemasan cuaca atau pengganggu lain di perjalanan juga membayangi para pelawat. Badan Penerbangan Federal (FAA) AS menaksir ada 115 juta penumpang pesawat pada akhir pekan ini dan akhir pekan depan.
Para penumpang pesawat AS belum bisa melupakan kekacauan Southwest Airlines. Pada Natal 2022, hingga 2 juta penumpang maskapai itu tidak terangkut. Sebab, maskapai itu terpaksa membatalkan banyak penerbangan karena kekurangan pegawai dan gangguan cuaca.
Saya khawatir juga dengan dampak konflik di Eropa dan Timur Tengah. Akan tetapi, saya juga ingin jalan-jalan biar bahagia.
Kasus maskapai itu baru selesai Selasa pekan ini. Departemen Perhubungan AS mengumumkan, maskapai itu harus membayar ganti rugi 140 juta dollar AS.
Atasi kendala
Soal cuaca, tidak ada yang bisa mengatur. Sementara soal kekurangan pegawai dan hal teknis lain bisa diatasi. Buktinya, dari 2,1 persen, pembatalan penerbangan di AS tinggal 1,2 persen. ”Cuaca musim dingin ini akan menjadi tantangan beberapa pekan ke depan,” kata Menteri Transportasi AS Pete Buttigieg.
Soal penundaan, maskapai tidak mau disalahkan sendirian. Sebagian maskapai AS menuding FAA AS kekurangan tenaga pengendali lalu lintas udara. Akibatnya, FAA kewalahan mengatur lalu lintas pesawat dan berujung pada gangguan jadwal penerbangan. FAA menjawab itu dengan menambah jumlah pengendali menjadi total 10.700 orang.
Sementara perusahaan analis penerbangan Cirium mencatat, 3 persen penerbangan Eropa dibatalkan sepanjang 2023. Ada pun tingkat penundaan mencapai 30 persen. Cirium memperkirakan jumlah kursi pesawat yang terjual di Eropa meningkat 10 persen pada dua pekan terakhir 2023.
Seperti AS, Eropa juga cemas akan dampak badai pada penerbangan. Badai Pia dikhawatirkan akan mengganggu perjalanan di Belanda dan Inggris.
Cuaca musim dingin ini akan menjadi tantangan beberapa pekan ke depan.
Bandara Schiphol di Amsterdam, Belanda, mengumumkan, mayoritas penerbangan Kamis ditunda atau sama sekali dibatalkan. Badai Pia juga membuat perjalanan kereta api di Skotlandia, Inggris, ditunda.
Lebih hemat
Secara global, industri penerbangan belum sepenuhnya pulih dari pandemi. Menurut Airports Council Internasional, 8,6 miliar orang menggunakan pesawat pada 2023. Jumlah itu setara 94 persen penumpang pada 2019 atau sebelum pandemi.
Memang tidak semua orang bepergian memakai pesawat. Kebanyakan kemungkinan akan naik mobil karena lebih hemat jika bepergian banyak orang.
Badan Keamanan Transportasi AS (TSA) memperkirakan, bahan bakar untuk perjalanan tahun ini lebih hemat. Sebab, harganya turun dibanding tahun 2022.
Hal lain, warga yang bepergian diimbau tetap sabar karena penerbangan diperkirakan penuh sesak. Bagi yang membawa banyak barang bawaan juga akan menjadi tantangan tersendiri ketika harus bersaing untuk mendapatkan ruang di tempat penyimpanan di kabin.
Presiden Frommers Travel Guides Pauline Frommer menyarankan para pelancong memasang label khusus di setiap tas. Dengan demikian akan ketahuan di mana tasnya berada.
Setiap orang juga diimbau memperhatikan ramalan cuaca sebelum bepergian demi keselamatan dan keamanan perjalanan. Aplikasi peramal cuaca AccuWeather memprakirakan, badai hujan bisa melanda California dan wilayah selatan, termasuk Texas, pada akhir pekan ini.
Sementara kondisi cuaca di tempat-tempat lain di wilayah timur lebih aman. ”Tahun lalu yang kondisinya sangat sulit untuk bepergian di musim liburan. Sepertinya tahun ini kondisinya lebih baik. Belum banyak salju dan es,” kata Paul Pastelok dari AccuWeather.
Menurut perusahaan data perjalanan ForwardKeys, perjalanan liburan di Uni Eropa dan Inggris diperkirakan meningkat 22 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Lonjakan ini didorong permintaan yang terus naik pascapandemi.
”Saya khawatir juga dengan dampak konflik di Eropa dan Timur Tengah. Akan tetapi, saya juga ingin jalan-jalan biar bahagia,” ujar Gwen Fitzgerald, wisatawan dari AS yang mengunjungi pasar Natal di Munich, Jerman.
Wisatawan dari Spanyol, Danny Sanchez, malah merasa aman karena di jalanan banyak polisi berjaga. ”Selama kami berada di sini, kami lihat banyak polisi dan petugas keamanan yang berjaga. Rasanya malah lebih aman,” ujarnya. (REUTERS/AFP)