”Person of the Year”, Taylor Swift Pahlawan dalam Ceritanya Sendiri
Memilih satu orang yang mewakili 8 miliar manusia di Bumi ini bukan hal mudah. ”Time” memilih seseorang yang mewakili kegembiraan.
Wajah bintang megapop Taylor Swift (33) terpampang di sampul depan majalah Time. Swift terpilih sebagai ”Person of the Year” 2023, penghargaan tahunan dari Time yang sudah diberikan kepada para tokoh, selebritas, atau pemimpin negara di seluruh dunia sejak 1927.
Kandidat lain yang menjadi pertimbangan pada tahun ini termasuk Barbie, Raja Charles III, dan CEO OpenAI Sam Altman. Swift dipilih dengan pertimbangan kariernya yang terus meningkat sejak dia mulai menyanyi lagu ”country” saat masih berusia remaja, 20 tahun lalu.
Baca juga: Taylor Swift, ”Anti-Hero”, dan Citra Diri
Baru-baru ini Swift juga memecahkan rekor industri musik dengan tur keliling dunia ”Eras Tour” yang diperkirakan menghasilkan pendapatan sekitar 2 miliar dollar AS. Ini menjadi tur pertama yang melampaui angka simbolis 1 miliar dollar AS.
Belum lagi film dokumenter konsernya yang juga meledak di bioskop-bioskop. Dengan ratusan juta pengikut media sosial dan basis penggemar yang sangat setia, Swift dapat melakukan apa saja dengan upaya sekecil apa pun. ”Taylor Swift mampu melampaui batas dan menerangi dunia. Dia ada di mana-mana,” tulis Pemimpin Redaksi Time Sam Jacobs, Rabu (6/12/2023).
Selama satu tahun keliling dunia dalam Eras Tour, Swift menampilkan seluruh koleksi musik yang dihasilkan sepanjang kariernya. Penjualan tiket konsernya memecahkan rekor dan mendongkrak perekonomian di setiap kota yang dia kunjungi. Eras Tour itu akan berlanjut pada tahun depan di Asia, Australia, Eropa, dan Amerika Serikat. Sampai sejauh ini sudah ada rencana mengadakan 145 konser.
Menurut perusahaan musik Billboard, konser-konser Swift menghasilkan pendapatan kotor yang paling tinggi dalam sejarah dunia. Pada tahun ini, pendapatannya sekitar 900 juta dollar AS. Setiap pertunjukan menghasilkan sekitar 14 juta dollar AS.
Baca juga: Taylor Swift, Konsistensi dalam Karya dan Prestasi
Menurut Pollstar, majalah industri seni pertunjukan, setiap konser Swift menghasilkan pendapatan 13 juta dollar AS sehingga pendapatan total tur menjadi sekitar 1,9 miliar dollar AS. Belum pernah ada artis atau grup musik yang melewati ambang batas simbolis miliaran dollar AS.
Selain penampilannya di atas panggung, aplikasi musik daring Spotify juga menyebut Swift sebagai artis dengan lagu terbanyak di dunia pada tahun ini. Musiknya diputar lebih dari 26,1 miliar kali selama periode waktu 1 Januari 2023-29 November 2023.
”Meski popularitasnya meningkat selama beberapa dekade, ini tahun ketika Swift mencapai puncak kariernya. Seperti fusi nuklir, dia melepaskan energi besar dan terbesar sepanjang sejarah. Prestasi Swift sebagai seorang seniman secara budaya, kritis, dan komersial begitu banyak sehingga jika diceritakan kembali sepertinya tidak ada gunanya,” sebut Time.
Jacobs menjelaskan, Swift adalah pribadi yang langka karena menjadi penulis sekaligus pahlawan dalam ceritanya sendiri. Sebagian besar pencapaian Swift pada tahun ini juga sudah tidak dapat diukur. Dia memetakan perjalanannya sendiri dan membagikannya kepada dunia.
”Dia berkomitmen untuk memvalidasi impian, perasaan, dan pengalaman orang-orang, terutama kalangan perempuan yang merasa diabaikan dan sering diremehkan,” ujarnya.
”Ini perolehan yang paling membanggakan dan membahagiakan yang pernah saya rasakan, sesuatu yang paling kreatif dan bebas yang pernah saya alami,” kata Swift.
Baca juga: Bisnis Film Konser Menjanjikan
Eras Tour yang didokumentasikan menjadi film konser berjudul Taylor Swift: The Eras Tour juga mendorong penjualan tiket di bioskop pada saat penonton bioskop sedang lesu pada musim gugur. Film tersebut memperoleh pendapatan 92,8 juta dollar AS pada awal tahun ini. Saking larisnya, prapenjualan tiket untuk film ini mencapai 100 juta dollar AS di seluruh dunia.
Ini menjadikannya film konser berdurasi panjang terlaris dalam sejarah. Selain film, ada pula buku komik yang dibuat khusus untuk Swift. Dia juga menginspirasi minat baru di kalangan penggemarnya pada pertandingan football NFL (Liga Football Nasional) dengan menghadiri pertandingan tim Kansas City Chiefs untuk mendukung pacar barunya, Travis Kelce.
”Para penggemar saya sampai harus berupaya keras mendapatkan tiket. Saya ingin menampilkan pertunjukan yang lebih lama dari yang orang-orang bayangkan karena itu membuat saya puas dan lega,” kata Swift yang lahir di Pennsylvania.
Ini perolehan yang paling membanggakan dan membahagiakan yang pernah saya rasakan, sesuatu yang paling kreatif dan bebas yang pernah saya alami.
Salah satu kunci kesuksesan Swift sehingga menjadi populer adalah media sosial. Swift berinteraksi rutin dengan para penggemarnya melalui media sosial. Majalah Forbes dalam artikel yang diterbitkan Oktober 2023 menyebutkan, yang menjadikan Swfit fenomena budaya tidak hanya karena kehebatan dan kemampuan bermusiknya yang serba bisa, melainkan juga kesejatian yang dia berikan pada setiap nada dan syairnya.
Baca juga: Pahlawan Itu Bernama Taylor Swift
Kontroversi
Sebelum Swift, Time tahun lalu menobatkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebagai ”Person of the Year”. Tahun-tahun sebelumnya ada CEO Tesla Elon Musk, aktivis iklim Greta Thunberg, Presiden AS Joe Biden, Martin Luther King Jr, mantan Presiden AS Donald Trump, Presiden Rusia Vladimir Putin, mantan Kanselir Jerman Angela Merkel, dan Paus Fransiskus.
Forbes pada minggu ini menyebut Swift sebagai perempuan paling berpengaruh kelima di dunia setelah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Memilih satu orang yang mewakili 8 miliar manusia di Bumi ini diakui Jacobs bukan hal yang mudah. Mereka memilih seseorang yang mewakili kegembiraan. Harian The New York Times, Rabu, menyebutkan, Time memberikan penghargaan itu kepada individu, grup, atau konsep yang memiliki pengaruh paling besar terhadap dunia selama 12 bulan terakhir.
Baca juga: Taylor Swift dan Senandung Imajinasi Pandemi
Diluncurkan sebagai gimik pemasaran, penghargaan ini terus menimbulkan keriuhan dan memicu kontroversi saat majalah cetak mingguan ini berjuang untuk tetap relevan. Ketika Rusia menginvasi Ukraina, majalah itu memberikan penghargaan kepada Zelenskyy. Musk terpilih pada 2021 karena dianggap sebagai tokoh yang sangat memengaruhi pasar saham.
Pada 2018, Jamal Khashoggi, wartawan yang terbunuh di dalam konsulat Arab Saudi di Istanbul, terpilih sebagai ”Person of the Year”. Tahun sebelumnya, penghargaan diberikan kepada para ”pemecah keheningan”, yakni perempuan-perempuan yang menuding laki-laki berkuasa melakukan pelecehan dan kekerasan seksual.
Pada 2016, Trump terpilih dan disebut oleh Time sebagai ”presiden negara-negara bagian Amerika yang terpecah”. Time bahkan pernah memilih Adolf Hitler pada 1938 serta Josef Stalin pada 1939 dan 1942. Pada 1972, Presiden AS Richard M Nixon dan penasihat keamanan nasionalnya, Henry Kissinger, juga dipilih karena dinilai sebagai ”kemitraan yang mustahil”.
Tidak hanya tokoh, selebritas, atau pemimpin yang pernah muncul di halaman depan majalah itu. Orang biasa pun pernah terpilih. Itu terdapat di edisi 1969 ketika ”Orang Amerika Tengah” diberikan penghargaan ini untuk mendukung mereka karena terus berdoa di sekolah umum, yang bertentangan dengan Mahkamah Agung AS.
Hampir 40 tahun kemudian, majalah itu menempelkan ”kertas cermin” di sampulnya dan menobatkan ”You” (kita semua atau para pembaca) sebagai ”Person of the Year 2006”. Pada edisi 1982, bahkan bukan orang yang dipilih, melainkan komputer sebagai ”Mesin Tahun Ini”. (REUTERS/AFP/AP)