Israel Negara Startup Didukung SDM Tangguh dan Ulet
PDB Israel pada 2022 tercatat sebesar 521,69 miliar dollar AS. Biaya perang terbaru ini diperkirakan sebesar 54 miliar dollar AS.
Oleh
SIMON SARAGIH
·5 menit baca
Mendalami efek ekonomi akibat serangan Israel ke Jalur Gaza, ada satu hal yang menonjol. Israel memiliki satu sektor ekonomi paling besar, yakni teknologi. Kontribusi teknologi terhadap produksi domestik bruto Israel sebesar 18 persen, termasuk tertinggi di dunia. Kontribusi sektor teknologi terhadap ekspor Israel sebesar 50 persen dari total ekspor sebesar 60 miliar dollar AS.
Tentu Israel juga dikenal sebagai sebagai pusat manufaktur sekaligus pusat perdagangan dunia untuk berlian dengan 3.200 perusahaan sebagai anggota. Akan tetapi sektor teknologi tinggi merupakan satu-satunya unit penyumbang terbesar bagi perekonomian.
Kontribusi teknologi adalah hasil dari riset dan pengembangan teknologi. Sebanyak 1,3 juta pekerja dari total 9,2 juta penduduk bekerja di sektor teknologi tinggi. Keunggulan teknologi ini turut didorong keberadaan perusahaan teknologi pemula (startup tech). Ada 9.000 perusahaan startup yang aktif di Israel, ketiga tertinggi setelah Bay Area (California) dan New York City dan berhasil mendatangkan dana dari perusahaan modal ventura global sebesar 95 miliar dollar AS ke Israel dalam lima tahun terakhir.
Perusahaan-perusahaan teknologi Israel juga menempati urutan ketiga sebagai perusahaan terbanyak yang masuk Bursa Nasdaq, bursa khusus tentang perusahaan teknologi yang go public. Israel berada di belakang AS dan China. Tidak heran jika Deloitte pernah menjuluki Israel sebagai “negara startup” sebagaimana dituliskan di situs Deloitte. Status tersebut didukung ekosistem yang mendukung startup di Israel seperti pajak rendah dan ketersediaan sumber daya manusia ambisius.
Banyak pihak yang mendalami latar belakang keunggulan Israel dalam teknologi tingkat tinggi. Disebutkan, hal itu tidak lepas dari warga Israel yang tangguh dan ulet, seperti dituliskan Forbes, 13 Oktober 2023.
Ivica Jangelovski seorang insiyur pada blognya menuliskan pengamatan langsung tentang ekosistem teknologi tinggi di Israel. Jangelovski menuliskan lahan Israel yang didominasi gurun pasir membuat Israel terbentuk sebagai innovator termasuk mendorong pertanian lewat penggunaan teknologi canggih.
Untuk itu pendidikan di Israel juga terbentuk menjadi lembaga pendidikan tinggi yang handal dalam sains dan teknologi. Dipadukan dengan berbagai aspek lainnya, Jangelovski menuliskan, “DNA Israel menjadi campuran dari ketekunan, ketahanan, pengetahuan, inovasi, kewirausahaan, dan banyak elemen lainnya.”
Salah satu dari elemen lain yang dia maksudkan adalah wajib militer. Warga Israel pada usia 18 tahun harus menjalani wajib militer selama 3 tiga tahun untuk laki-laki dan dua tahun untuk perempuan. Saat wamil, mereka tidak hanya belajar tentang cara menggunakan senjata untuk membela negara.
Dengan kemampuan militer, para warga selepas wamil juga memiliki pola pikir yang berbeda, salah satunya adalah terbentuk sebagai inovator. Hal menarik, lebih dari 1,000 perusahaan didirikan para mantan pasukan pertahanan Israel (IDF) khususnya dari Unit 8200. Ini adalah unit yang bertugas di bidang intelijen termasuk unit pengumpul informasi. Unit ini menuntut keterampilan tinggi di bidang teknologi informasi dan komputasi.
IQ tinggi
Dalam kunjungan ke India pada 15 Januari 2018, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kepada PM Narendra Modi mengatakan bahwa India memiliki warga brillian demikian juga Israel. Ia katakan dua negara itu bisa membentuk masa depan bersama dengan mengombinasikan kemampuan warga dua negara. Saat itu Netanyahu juga menyebutkan Israel memiliki startup yang mendatangkan investasi asing setiap tahun.
Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan Cambridge University, Yahudi Ashkenazi memiliki rata-rata IQ 117. Yahudi Ashkenazi memiliki porsi sebesar 80 persen terhadap keturunan Yahudi Jerman dan seantero Eropa. Tingkat IQ mereka 10 poin di atas pesaing terdekat, yakni penduduk Asia Timur dan 20 poin di atas rata-rata global.
Ketika berbicara tentang asal muasal Israel menjadi negara pusat teknologi, Profesor Niron Hashai dari Jerusalem School of Business Administration di Hebrew University, menyebutkan peran Yahudi imigran turut menentukan. Imigran menjadi salah satu pilar ekonomi, terutama dari Rusia dengan dominasi Ashkenazi. “Banyak di antaranya merupakan orang-orang cerdas dengan latar belakang teknologi,” kata Hashai.
Lepas dari itu, Israel memang menjadi negara sebagai lokasi lembaga riset dan pengembangan yang dimiliki korporasi global. Israel adalah lokasi dengan jiwa wirausaha dan pionir teknologi. Deloitte menyatakan, tidak heran jika korporasi global memilih Israel sebagai salah satu lokasi riset. Di antara perusahaan global tersebut adalah Microsoft, Motorola, Google, Apple (dengan tiga pusat riset), Facebook, Berkshire-Hathaway, Intel, HP, Siemens, GE, IBM, Philips, Lucent, AOL, Cisco, Applied Materials, IBM, J&J, EMC, Toshiba dan banyak lagi lainnya.
Riset yang didalami Israel, termasuk oleh startup Israel terutama teknologi yang mencakup sektor pertanian, farmasi, teknologi informasi, kebersihan lingkungan hidup, kesehatan hingga teknologi persenjataan. Israel tidak semata-mata menghasilkan produksi akhir tetapi menjadi andalan dalam pendalaman teknologi menuju produk akhir di berbagai bidang, termasuk persenjataan.
Mitra dagang utama Israel juga tidak tanggung-tanggung, yakni negara tercanggih di dunia dari segi teknologi yakni AS, China, dan Jerman.
Tugas negara
Perusahaan-perusahaan teknologi tersebut kini sedang terganggu. Beberapa pekerja dipanggil untuk membela negara dalam konteks serangan ke Jalur Gaza. Para pekerja tersebut tidak bisa menolak dan wajib menunaikan tugas. Hal itulah yang membuat perekonomian Israel dipastikan terganggu. Sebanyak 760.000 warga Israel tidak bekerja akibat perang, termasuk mereka yang bekerja di sektor teknologi, karena harus membantu pertahanan negara.
Gangguan lain adalah jasa wisata internasional yang turut terhenti karena berhentinya penerbangan ke dan dari Israel. Mobilitas para pekerja asal Tepi Barat dan Jalur Gaza juga terganggu menuju Israel, lokasi warga Palestina bekerja seperti biasanya. Diperkirakan sebanyak 140.000 warga Palestina asal Tepi Barat dan 18.500 pekerja asal Jalur Gaza bekerja di Israel. Mobilitas mereka ini juga turut terganggu.
Bank Sentral Israel memperkirakan perekonomian Israel hanya akan tumbuh 2 persen pada 2023 dan juga 2 persen pada 2024. Hal ini merupakan penurunan drastis dari pertumbuhan ekonomi pada 2022 yang mencapai 6,5 persen.
PDB Israel pada 2022 tercatat sebesar 521,69 miliar dollar AS. Biaya perang terbaru ini diperkirakan sebesar 54 miliar dollar AS. Gubernur Bank Sentral Israel Amir Yaron mengatakan Israel memiliki ketahanan ekonomi.
Untuk membantu Israel, sebagaimana dikutip kantor berita The Associated Press, 31 Oktober 2023, Presiden Joe Biden meminta Kongres AS menyetujui bantuan darurat untuk Israel sebesar 14 miliar dollar AS di samping bantuan 3,8 miliar dollar AS yang rutin diterima Israel setiap tahun dari AS. Di samping itu, sebanyak 500 perusahaan modal ventura global menyatakan dukungan pada perusahaan startup Israel meski sedang dalam situasi perang.