Kabinet Israel menyepakati perburuan tokoh dan anggota Hamas. Agen intelijen Israel boleh membunuh mereka di mana pun.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·2 menit baca
ANKARA, SELASA — Setelah Qatar, giliran Turki memperingatkan Israel soal pembunuhan para tokoh Hamas. Ankara meminta Israel tidak membunuh tokoh Hamas di Turki.
Peringatan Ankara disampaikan pejabat intelijen Turki yang menolak identitasnya diungkap. ”Ankara memberikan peringatan kepada Israel berdasarkan berita tentang pernyataan resmi Israel itu. Jika itu (pembunuhan) dilakukan, Israel akan menghadapi konsekuensi serius,” ujar pejabat itu, Senin (4/12/2023) malam waktu Ankara atau Selasa (5/12/2023) dini hari WIB.
Ankara mengingatkan, sejumlah lembaga intelijen asing gagal saat mencoba melakukan kegiatan terlarang di Turki. Ankara akan terus memastikan tidak ada pihak asing bisa melakukan kegiatan terlarang di Turki.
Peringatan Ankara dikeluarkan setelah kembali tersiar kabar rencana Israel membunuh para petinggi Hamas. Media Israel, KAN dan Times of Israel, menyiarkan rekaman suara Kepala Badan Keamanan Nasional Israel (Shin Bet) Ronen Bar.
Bar menyebut, pembunuhan para tokoh Hamas telah disepakati kabinet Israel. ”Di Gaza, di Tepi Barat, di Lebanon, di Turki, di Qatar, siapa pun. Memang akan diperlukan beberapa tahun, tetapi kita akan melakukannya,” ujarnya.
Perintah perburuan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mengungkap perintah perburuan Hamas. Perintah diberikan kepada badan intelijen Israel, Mossad. Perintah itu bagian dari reaksi setelah Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023.
Mossad dan Shin Bet disebut telah membuat satuan tugas khusus. Fokus misinya melacak dan membunuh orang-orang yang terlibat dalam penyerbuan 7 Oktober 2023.
Di sisi lain, Netanyahu juga disebut telah berjanji ke Qatar. Kepada pejabat intelijen Qatar, Netanyahu berjanji tidak akan membunuh tokoh Hamas di Qatar. Janji itu disampaikan sebagai salah satu syarat sebelum Qatar setuju membantu pembebasan sandera yang ditawan Hamas.
Sebagai mediator, Qatar bisa membuat Hamas membebaskan puluhan sandera. Di sisi lain, Qatar juga membuat Israel membebaskan ratusan warga Palestina yang ditawan di berbagai penjara Israel. Selain itu, sampai 30 November 2023, Hamas-Israel menyepakati jeda kemanusiaan.
Sayangnya, mediasi Qatar belum bisa membuat Hamas-Israel melanjutkan jeda kemanusiaan. Akibatnya, pertempuran kembali pecah di Gaza.
Serbuan lanjutan
Kali ini, Israel menyasar Gaza selatan. Padahal, Israel meminta warga Gaza mengungsi ke Gaza selatan saat serbuan dimulai 8 Oktober 2023. Israel juga melarang warga kembali ke Gaza utara saat jeda kemanusiaan diterapkan.
Bukan hanya ke warga, lembaga internasional pun diminta meninggalkan Gaza selatan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaku diperintah Israel mengosongkan gudangnya di Gaza selatan.
WHO menyatakan mendapat instruksi dari Israel untuk mengosongkan gudang bantuan WHO di Gaza selatan. Pengosongan harus dilakukan dalam 24 jam. Israel menyebut, akses ke gudang itu tertutup selama serbuan.
Serangan Israel dilancarkan kala sekutunya mulai menimbang ulang dukungan. Dalam pernyataan pada Sabtu (2/12/2023), Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin memperingatkan Israel untuk menghindari korban sipil. Jika tidak, Israel akan mengalami kekalahan strategis.
Ia menceritakan pengalamannya selama menjadi komandan perang AS. ”Pelajarannya adalah Anda hanya bisa memenangi perang kota dengan melindungi warga sipil. Dalam pertempuran ini, pusatnya adalah warga sipil. Jika Anda mendorong mereka ke tangan musuh, Anda menggantikan kemenangan taktis dengan kekalahan strategis,” tuturnya. (AFP/REUTERS)