Mahfud MD: RS Indonesia di Gaza Dibom, 13 WNI Belum Bisa Dihubungi
Mahfud MD mengecam keras pengeboman rumah sakit Indonesia di Gaza. Akibat pengeboman itu, 13 WNI tak bisa dihubungi. Sebanyak 3 sukarelawan asal Indonesia juga tak diketahui keberadaannya.
Oleh
DIAN DEWI PURNAMASARI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengecam keras peristiwa pengeboman rumah sakit Indonesia di Gaza, Palestina. Dampak dari pengeboman itu, 13 warga negara Indonesia belum diketahui keberadaannya karena sampai saat ini tidak bisa dihubungi.
”Pemerintah mengutuk keras dan pemerintah tetap pro-Palestina seperti dinyatakan dalam Dasasila Bandung bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina sampai Palestina merdeka,” ujar Mahfud melalui keterangan resmi, Selasa (21/11/2023).
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu juga menyebut negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didesak mengeluarkan resolusi lagi agar serangan-serangan dihentikan dari kedua belah pihak demi kemanusiaan.
Seperti dinyatakan dalam Dasasila Bandung bahwa Indonesia akan terus bersama Palestina sampai Palestina merdeka.
Sementara itu, Ketua Presidium Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengatakan, tiga sukarelawan asal Indonesia yang berada di Gaza, Palestina, dikabarkan dalam keadaan sehat. Meski ketiganya dikabarkan sehat, Sarbini menyebut MER-C hingga saat ini belum bisa mengontak para relawan tersebut (Kompas.com, 21/11/2023).
Dalam pencarian
Saat ditanya tentang upaya pemerintah untuk mengevakuasi tiga sukarelawan WNI itu, Mahfud mengatakan para sukarelawan itu masih dicari karena proses pencarian juga tidak mudah. Medan perang sulit dijangkau, sementara komunikasi juga tidak mudah. Namun, Pemerintah Indonesia terus berusaha sebaik-baiknya untuk mengevakuasi ketiga sukarelawan. Presiden Joko Widodo juga sudah mengirimkan bantuan kemanusiaan lagi ke Palestina.
”Insya Allah akan terus diberi bantuan. Pokoknya Indonesia akan terus bersama Palestina dan seluruh wilayahnya,” kata Mahfud.
Perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 13.000 orang di pihak Palestina dan 1.200 orang di pihak Israel. Serangan balasan Israel atas Hamas telah menyebabkan apartemen, rumah sakit, sekolah, gereja, dan masjid di Gaza hancur. Blokade Israel juga menyebabkan pasokan bahan bakar, listrik, bahan makanan, air, dan obat-obatan ke Gaza tersendat, bahkan terputus, (Kompas, 21/11/2023).
Pada awal pekan ini, Presiden Joko Widodo juga melepas bantuan kemanusiaan tahap kedua untuk Palestina. Selain memberikan bantuan kemanusiaan, Indonesia juga bertekad terus memberikan dukungan politik bagi Palestina meski seruan damai yang dilontarkan Presiden Jokowi kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak mendapat tanggapan. Sebelumnya, dalam pertemuan dengan Biden, Presiden Jokowi pun menyerukan agar gencatan senjata segera dilakukan.
”Saya bertemu di Gedung Putih dengan Presiden Joe Biden, setelah itu bertemu lagi di San Fransisco, di APEC. Di kedua tempat ini, saya menyampaikan secara langsung pentingnya kekejaman di Gaza dihentikan,” ujar Presiden seusai melepas bantuan kemanusian ke Palestina di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin, (Kompas.id, 20/11/2023).
Jokowi melontarkan seruan bahwa gencatan senjata antara Palestina dan Israel adalah suatu keharusan.
Meski demikian, Presiden Jokowi menyebut bahwa Biden tidak menanggapi masukan yang disampaikan saat pertemuan bilateral di Gedung Putih, Washington DC, Selasa (14/11/2023). Jokowi melontarkan seruan bahwa gencatan senjata antara Palestina dan Israel adalah suatu keharusan. Dia menilai, mungkin saja masukan itu masih ditampung menjadi pemikiran, tetapi tetap dicatat atau menjadi catatan bagi Amerika Serikat.
Hingga saat ini, Tel Aviv pun masih enggan menanggapi seruan gencatan senjata. ”Kami hanya akan menyetujui gencatan senjata sementara sebagai imbalan atas pembebasan warga kami yang disandera,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.