Pesawat-pesawat jet pribadi milik orang-orang kaya Rusia tak bisa bebas terbang lagi setelah Barat menjatuhkan sanksi.
Oleh
LUKI AULIA
·5 menit baca
Dua tahun sebelum perang Rusia-Ukraina, pesawat jet pribadi tipe Boeing-737 yang biasa digunakan oligark Rusia, Vladimir Petrovich Yevtushenkov, rutin mondar-mandir keliling dunia ke kota-kota besar dan pusat-pusat keuangan. Jika ia tak sedang sibuk bekerja, pesawat jet itu juga kerap mendarat di kawasan pantai mewah, seperti French Riviera atau Cote d’Azur, Maladewa, dan Seychelles di Afrika Timur.
Namun, alih-alih mengunjungi ”taman bermain” orang-orang kaya itu, tahun ini pesawat jetnya hanya terlihat beberapa kali mengunjungi negara-negara bekas Uni Soviet, seperti Kirgistan, Kazakhstan, Belarus, juga ke China. Ini terlihat dari data pelacakan penerbangan di situs Flightradar24.
Kantor berita Reuters, Kamis (9/11/2023), menyebutkan, banyak pesawat jet pribadi milik orang-orang kaya Rusia yang jam terbangnya berkurang. Pesawat itu bahkan tidak bisa terbang lagi karena adanya pembatasan gara-gara sanksi Barat pasca-invasi Rusia ke Ukraina, 24 Februari 2022.
Meski ada pembatasan, orang-orang kaya Rusia tetap mengupayakan pesawat jetnya mengudara meski tak bisa sesering dan sebebas dulu. Menurut data pendaftaran pesawat nasional, jet pribadi yang terkait dengan Yevtushenkov termasuk di antara setidaknya 50 jet pribadi yang didaftarkan ulang di bawah bendera Rusia.
Data pendaftaran pesawat nasional ini sebelumnya tidak pernah dilaporkan hingga awal Agustus 2023 ditinjau Reuters. Menurut informasi dari dua warga Rusia yang bekerja di industri penerbangan, ada sejumlah jet pribadi yang dikembalikan ke perusahaan pemiliknya karena terkait dengan politisi dan tokoh bisnis terkemuka yang terkena sanksi Barat.
Kedua sumber yang tak mau disebutkan namanya karena tidak berwenang untuk berbicara kepada media itu mengatakan, Yevtushenkov secara pribadi menggunakan pesawat tipe Boeing-737. Di badan pesawat itu hingga tahun lalu masih terlihat terpasang logo perusahaan yang dia dirikan, AFK Sistema.
Amerika Serikat menambahkan nama AFK Sistema ke dalam daftar sanksi pada 2 November 2022. Grup perusahaan AFK Sistema selama ini berbisnis di bidang telekomunikasi hingga industri kayu.
Yevtushenkov menyatakan tidak akan menanggapi pertanyaan tentang pesawat itu dan mengonfirmasi apakah menggunakan pesawat itu atau tidak. Sebab, secara resmi Yevtushenkov sudah menyerahkan kendali Sistema kepada anaknya setelah Inggris menjatuhkan sanksi terhadapnya, tahun lalu. Meski demikian, dia tetap menjadi pemegang saham utama AFK Sistema. Otoritas penerbangan Rusia, Rosaviatsiya, dan Kementerian Transportasi Rusia juga tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Daerah-daerah yang sebelumnya boleh dilewati atau disinggahi pesawat-pesawat jet pribadi Rusia, seperti Aruba dan Isle of Man di Laut Irlandia, sampai sekarang masih mematuhi sanksi Barat. Ini mempersulit jet pribadi yang terbang di bawah bendera Rusia untuk mendapatkan asuransi, bahan bakar, serta izin terbang dan masuk wilayah.
Pesawat-pesawat di bawah bendera Rusia masih bisa terbang ke dan dari negara-negara yang belum memberlakukan larangan penerbangan atau di mana pelancong individu tidak ikut terkena sanksi, termasuk Turki dan Dubai. Karena berbagai pembatasan ini, ruang gerak jet pribadi itu pun terbatas.
Informasi dari sumber Reuters menyebutkan, lebih dari separuh armada pesawat jet pribadi dan perusahaan Rusia yang berjumlah sekitar 400 unit masih terdampar di luar negeri atau sudah dijual. Jumlah total pesawat jet di bawah bendera Rusia kini berjumlah 145 unit. Jumlah ini naik dari 97 unit pada awal Maret 2022.
Larangan terbang
Sesuai ketentuan sanksi dari Barat, pesawat-pesawat Rusia dilarang memasuki wilayah 27 negara anggota Uni Eropa, yang justru paling sering dikunjungi para oligark Rusia untuk keperluan bisnis dan liburan.
Menurut sumber penerbangan yang mengatur dan mengelola pesawat jet di UE, beberapa pemilik jet terbang dari Rusia ke Turki atau negara-negara bekas Soviet lalu menyewa pesawat yang berbeda—tidak berbendera Rusia—ke bandara-bandara di UE. Hanya, ketentuannya pesawat itu tidak mengangkut individu yang sedang terkena sanksi pribadi.
Menurut data bea cukai Rusia, beberapa pesawat yang dipulangkan ke Rusia terkait dengan perusahaan negara dan pemimpin bisnis yang mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dan perang di Ukraina. Salah satu pesawat yang dipulangkan ke Rusia adalah Bombardier Challenger 650 yang diimpor oleh VEB.RF atau bank pembangunan milik negara pimpinan mantan Wakil Perdana Menteri Rusia Igor Shuvalov.
Mayoritas pesawat pribadi yang dipulangkan pascaperang Ukraina sebelumnya parkir dan melanglang buana ke negara-negara bekas Soviet, Uni Emirat Arab, dan Turki. Jet pribadi yang digunakan Yevtushenkov terlihat berada di bandara di Praha, Ceko, pada Desember 2021 memakai bendera Aruba dengan nomor registrasi P4-AFK. Setahun kemudian, setelah perang dimulai, pesawat itu muncul di Bishkek, Kirgistan, dan nomor ekornya sudah diubah menjadi registrasi Rusia RA-73890 dan logo perusahaan Sistema sudah dihapus.
Namun, penutup mesin masih memiliki tanda pengenal P4-AFK dan garis abu-abu tetap ada. Antara awal tahun 2022 dan invasi Rusia ke Ukraina, pesawat bernomor P4-AFK melakukan beberapa perjalanan ke Jerman, Luksemburg, Swiss, Maladewa, Kroasia, Ceko, dan Seychelles.
Pesawat itu juga melakukan perjalanan 105 kali di dalam wilayah Rusia, 17 kali di Perancis, 8 kali di Italia, 1 kali di UEA dan Latvia, 5 kali di Inggris, dan 4 kali di Turki. Setelah invasi dimulai, pesawat itu terbang antara bandara di Turki, UEA, Oman, dan Kazakhstan selama sisa tahun 2022 dan tidak pernah melintasi wilayah UE. Selama periode itu, pesawat tersebut hanya melakukan 14 kali perjalanan.
Menurut situs resmi Rosaviatsiya, Agustus lalu, pesawat jet itu didaftarkan di bawah bendera Rusia pada akhir Desember 2022. Dari data bea cukai terlihat pesawat itu secara resmi diimpor Rusia pada 30 Desember 2022 dari Bishkek, Kirgistan. Setelah itu, sebagian besar rute penerbangannya dibatasi di dalam Rusia saja. (REUTERS)