Australia mengupayakan hubungan yang lebih ramah dengan China, meski tetap mengkritik pengaruh Beijing yang semakin besar di kawasan Pasifik.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
SHANGHAI, MINGGU — Australia dan China melangkah semakin dekat untuk memperbaiki hubungan yang membeku. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, Minggu (5/11/2023), menyatakan akan bekerja secara konstruktif dengan China.
Albanese berkunjung selama empat hari di China. Ini merupakan kunjungan pertama pemimpin Australia ke China dalam tujuh tahun terakhir. Albanese menghadiri China International Import Expo (CIIE) di Shanghai.
”Keterlibatan ekonomi yang konstruktif antarnegara membantu membangun hubungan kita. Itulah sebabnya, pemerintahan saya akan terus bekerja secara konstruktif dengan China,” kata Albanese.
Pemerintahan Albanese mengupayakan hubungan yang lebih ramah dengan China, meski tetap mengkritik pengaruh Beijing yang semakin besar di kawasan Pasifik. Ia mengatakan, pertumbuhan kawasan Asia Pasifik menjadi lensa untuk menatap masa depan. ”Relasi Australia dan China adalah kunci dari semua ini,” ujarnya.
Albanese memuji ”hubungan yang matang” antara Beijing dan Canberra. ”Hubungan yang didorong oleh bidang ekonomi yang saling melengkapi,” imbuhnya.
Kementerian Luar Negeri China menyatakan, Albanese akan bertemu para pemimpin China dan bertukar pandangan secara mendalam soal isu-isu bilateral, regional, dan internasional yang menjadi perhatian bersama. ”Hubungan China-Australia yang sehat dan stabil sejalan dengan kepentingan fundamental kedua negara dan rakyatnya,” kata juru bicara Kemlu China, Wang Wenbin.
Hubungan China-Australia memburuk tiga tahun lalu saat China memberlakukan tarif hubungan terhadap sejumlah komoditas Australia. Langkah itu diambil menyusul larangan Pemerintah Australia pada 2020 atas kontrak teknologi 5G dari raksasa teknologi Huawei dan seruan Australia untuk menyelidiki asal-usul Covid-19.
Kerugian di sektor perdagangan akibat perseteruan itu nilainya mencapai miliaran dollar AS. Di bawah pemerintahan Albanese yang liberal, tarif hukuman itu telah dicabut. Beijing juga mengindikasikan akan menghapus hukuman serupa terhadap produk anggur Australia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin menyampaikan, Albanese juga akan bertemu dengan para pemimpin China. Mereka akan bertukar pandangan terkait isu bilateral, isu internasional, juga isu kawasan yang menjadi perhatian bersama.
”Hubungan China dan Australia yang sehat dan stabil sejalan dengan kepentingan mendasar kedua negara,” jelas Wang Wenbin.
Albanese termasuk dalam segelintir pemimpin negara yang menghadiri pembukaan CIIE. Acara yang digagas China ini merupakan platform bagi kerja sama ekonomi internasional. Namun, para pebisnis asing mengeluhkan kesepakatan dalam forum itu kurang substansial.
Perdana Menteri China Li Qiang mengatakan kepada tamu undangan, China berkomitmen membuka pasar lebih luas dan meningkatkan akses pasar bagi investor internasional. ”China secara tulis ingin bekerja bersama negara-negara lain untuk mewujudkan pencapaian bersama dalam keterbukaan,” katanya.
Menteri Perdagangan Australia Don Farrell yang turut hadir mengatakan, setelah bertemu dengan mitranya di China, ia berharap hambatan pada produk makanan laut dan daging Australia segera dicabut. Albanese dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping pada Senin. Pertemuan itu diharapkan menjadi langkah positif dalam menstabilkan hubungan kedua negara. (AFP/REUTERS)