Investasi Rusia di ASEAN Meningkat Tiga Kali Lipat
Rusia menganggap ASEAN penting, sama seperti hubungan strategis Rusia dengan kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Oleh
IWAN SANTOSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Investasi Rusia di kawasan Asia Tenggara meningkat hampir tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir. Investasi tumbuh dari 4,5 miliar dollar AS menjadi 13,2 miliar dollar AS.
”Investasi dilakukan di berbagai sektor, tetapi tidak bisa dijelaskan dengan rinci. Kerja sama sektor energi dan pangan merupakan hal penting dalam hubungan Rusia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara,” kata Duta Besar Rusia untuk ASEAN Evgeny Zagaynov dalam jumpa pers, Jumat (3/11/2023), di Sekretariat ASEAN, Jakarta.
Rusia memperingati lima tahun kemitraan dengan Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun ini. Menurut Zagaynov, hubungan ekonomi Rusia di Asia dan ASEAN khususnya terus tumbuh meski di tengah perang yang berkecamuk di Ukraina. Rusia menganggap ASEAN penting, sama seperti hubungan strategis Rusia dengan kawasan Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Meski demikian, ujarnya, sejauh ini Rusia belum membahas rencana bergabung dalam kerangka Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang menghimpun ASEAN, China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia. Mekanisme yang dijalankan Rusia adalah ASEAN plus 1.
Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn dalam sambutan pada acara itu menyatakan antusias dengan kemitraan strategis ASEAN-Rusia. Kemitraan strategis itu tertuang dalam pernyataan bersama ASEAN-Kementerian Luar Negeri Rusia pada Juli 2023. ”Pameran di Sekretariat ASEAN menjadi penanda sejarah dan menampilkan kerja sama saling menguntungkan ASEAN-Rusia di berbagai sektor dalam mendukung pembentukan komunitas dan sentralitas ASEAN, serta peran di kawasan Indo-Pasifik. Kerja sama ASEAN-Rusia diharapkan semakin menguat,” katanya.
Selain investasi, wisatawan Rusia juga terus melirik negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Pada 2019, jumlah wisatawan Rusia yang mengunjungi ASEAN tercatat sekitar 1,9 juta orang. Tahun ini, jumlahnya sudah melampaui 2 juta orang. Tujuan mereka antara lain ke Kamboja, Indonesia, Vietnam, dan Thailand. Rusia pun menyediakan pelatihan bahasa Rusia dan bekerja sama dengan penyelenggara wisata di negara-negara anggota ASEAN.
Kerja sama sektor energi dan pangan merupakan hal penting dalam hubungan Rusia dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Bentuk kerja sama lain ASEAN-Rusia adalah kunjungan ahli energi dan atom dari Indonesia dan ASEAN ke Rusia pada 2023. Rusia menawarkan proyek energi ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga air, bayu, dan surya. Pembangkit listrik tenaga nuklir juga ditawarkan, termasuk PLTN terapung dan reaktor modular yang dapat menjangkau wilayah-wilayah terpencil di Asia Tenggara.
Sejauh ini Rusia sudah membangun 350 pembangkit listrik berbagai jenis di 54 negara, termasuk Asia Tenggara. Khusus PLTN, Rusia melalui perusahaan Rosaton sudah membangun 22 reaktor nuklir di luar negeri atau sekitar 80 persen dari total pangsa pasar.
Kala pandemi Covid-19 melanda, Rusia menyediakan bantuan vaksin Sputnik yang digunakan di 71 negara, termasuk di beberapa negara anggota ASEAN. Rusia menyediakan pelatihan epidemiologi kepada para ahli di ASEAN.
Di bidang penanganan bencana, Rusia menyediakan pesawat amfibi Beriev buatan Rusia untuk digunakan di Indonesia dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan. Khusus bagi Indonesia, Rusia menyediakan pula 300 beasiswa penuh untuk pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi di Rusia.
Di Asia, China menjadi mitra dagang utama ASEAN. Sama seperti ASEAN, Rusia juga menjalin kerja sama dalam program Prakarsa Sabuk dan Jalan (BRI) yang digagas China. Zayganov menambahkan, hubungan strategis ASEAN juga termasuk dengan Komunitas Ekonomi Eurasia yang mencakup Rusia, Kazakhstan, Belarus, Armenia, dan Kirgistan.