Drama Perburuan Card, Pelaku Penembakan Massal di AS
Dalam banyak kasus penembakan di AS, pelaku cepat ditemukan, hidup atau mati. Namun, hingga sehari setelah kejadian, Card masih berkeliaran.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
Kepolisian Negara Bagian Maine, Amerika Serikat, masih memburu Robert Card (40), pelaku penembakan massal yang menewaskan setidaknya 18 orang. Hingga Kamis (26/10/2023) malam waktu setempat atau Jumat pagi WIB, warga belum berani keluar rumah lantaran pelaku masih berkeliaran dan dianggap berbahaya karena dia bersenjata.
Bak adegan yang sering kita lihat di film-film produksi Hollywood, polisi dan agen Biro Investigasi Federal (FBI) bersenjata lengkap mengepung sebuah rumah di Bowdoin yang diduga tempat tersangka bersembunyi. ”Keluar sekarang tanpa apa pun di tangan! Angkat tangan,” seru kepolisian melalui pengeras suara.
Aparat juga mengirim pesawat nirawak (drone) dan helikopter mengawasi sekeliling rumah tersebut. Mereka memerintahkan para jurnalis yang berkumpul di dekat lokasi untuk mematikan lampu kamera. Namun, beberapa jam kemudian, setelah berulang kali ultimatum diserukan dan pencarian dilakukan, mereka membubarkan diri.
Card diduga melepaskan tembakan di sebuah bar dan arena boling, Rabu (25/10/2023) malam, di Lewiston, kota terbesar kedua di Maine. Polisi mengidentifikasi Card sebagai anggota tentara cadangan AS dan instruktur senjata. Rekaman kamera pengawas memperlihatkan Card mengacungkan senjata semi-otomatis saat berjalan masuk ke arena boling Just-in-Time Rercreation. Dia tampak tenang dan kalem saat bergerak melewati pintu.
Keberadaan Card hingga kini belum jelas. Dalam banyak kasus penembakan di AS, tersangka pelaku cepat ditemukan, hidup atau mati. Namun, hingga sehari setelah kejadian, Card masih berkeliaran.
Akibatnya, Lewiston bak kota mati, padahal biasanya cukup ramai pada musim gugur seperti sekarang. Jalanan lengang. Hanya sesekali truk atau mobil patroli polisi melintas. Sekolah, klinik, dan toko-toko tutup. Warga tinggal di rumah dengan pintu terkunci.
April Stevens, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi penembakan, mengatakan, dirinya menyalakan semua lampu di rumahnya sepanjang malam dan mengunci semua pintu. ”Kami berdoa untuk semua orang,” ujar Stevens sambil berlinang air mata.
Ini area bermainnya. Dia tumbuh di sini. Dia paham setiap langkan dan setiap semak belukar untuk bersembunyi.
Kota terbesar di Maine, Portland, menutup fasilitas umum. Kantor Perbatasan Kanada mengeluarkan peringatan ”berbahaya dan bersenjata” kepada para petugas di sepanjang perbatasan dengan AS.
Perburuan Card meliputi darat dan air. Penjaga Pantai mengirim kapal patroli di sepanjang Sungai Kennebec. Namun, setelah beberapa jam pencarian, mereka tidak menemukan apa pun yang tak wajar. Sebuah mobil yang diyakini milik Card ditemukan di sebuah dermaga di kota Lisbon, dekat Sungai Androscoggin, yang terhubung dengan Sungai Kennebec.
Richard Goddard, yang tinggal di ruas jalan tempat polisi menggeledah rumah-rumah, menuturkan dia mengenal keluarga Card. Card mengenal dengan baik daerah tersebut. ”Ini area bermainnya. Dia tumbuh di sini. Dia paham setiap langkan dan setiap semak belukar untuk bersembunyi,” tuturnya.
Kesehatan mental
Seiring perburuan Card, detail tentang kondisinya pun muncul. Seorang pejabat AS mengatakan, pada pertengahan Juli 2023, Card menjalani evaluasi kesehatan mental setelah mulai bertingkah aneh saat berada bersama resimen tentara cadangan. Sebuah buletin yang dikirim kepada kepolisian setelah insiden penembakan menyebut, Card dirawat ke sebuah fasilitas kesehatan mental selama dua pekan pada musim panas tahun lalu. Kala itu dia ”mendengar suara-suara dan mengancam akan menembak sebuah pangkalan militer”.
Salah satu tetangga Card, Dave Letarte, mengungkapkan, keluarga Card memperbolehkan tetangganya untuk berburu rusa di properti mereka. Keluarga itu baik kepada para tetangga. Letarte mengetahui, Card tampaknya memiliki masalah kesehatan mental. ”Orang punya masalah, tetapi kita tidak mengira mereka akan berbuat separah itu. Saya sangat kaget saat melihatnya di berita semalam,” ujarnya.
Insiden penembakan itu mengejutkan negara bagian berpenduduk 1,3 juta orang itu. Maine dikenal sebagai salah satu negara bagian dengan tingkat pembunuhan terendah, yakni 29 kasus sepanjang 2022. Maine tidak mensyaratkan izin khusus untuk memiliki senjata. Di negara itu, kepemilikan senjata telah lama terkait dengan tradisi berburu dan olahraga menembak.
Gubernur Maine Janet Mills berjanji akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk menemukan Card. Presiden AS Joe Biden menawarkan bantuan federal kepada Mills serta memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di Gedung Putih dan semua gedung pemerintahan. ”Sekali lagi, bangsa kita berduka setelah penembakan massal yang tidak masuk akal dan tragis,” katanya.
Insiden di Maine merupakan salah satu yang paling mematikan di AS sejak tahun 2017. Kala itu pelaku melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang menghadiri festival musik di Las Vegas dan menewaskan 60 orang.
Berdasarkan data dari Gun Violence Archive, jumlah penembakan dengan korban lebih dari empat orang diperkirakan telah mencapai 679 kasus sepanjang 2023. Jumlah ini naik dari 647 kasus pada 2022. Meski jumlahnya sudah sebanyak itu, Kongres AS belum mampu meloloskan undang-undang pengendalian senjata, bahkan setelah tragedi penembakan pada 2012 di SD Sandy Hook di Newton, Connecticut, yang menewaskan 20 siswa kelas 1. (AP/AFP/REUTERS)