Setelah Dirahasiakan, Ukraina Pakai Perdana ATACMS
AS diam-diam memberi Ukraina persenjataan ATACMS yang akhirnya dipakai menyerang Rusia malam tadi.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
KYIV, RABU – Ukraina akhirnya mengonfirmasi mereka menerima sistem rudal taktis ATACMS dari Amerika Serikat. Pada Selasa (17/10/2023) malam waktu setempat atau Rabu (18/10/2023) pagi waktu Indonesia, ATACMS dipakai untuk pertama kalinya menyerang markas militer Rusia. Padahal, tidak pernah tercatat bahwa Ukraina menerima bantuan ATACMS dari AS.
Peristiwa itu diungkap oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy melalui unggahan di media sosial. “ATACMS ini akurat dan sangat membantu kami menjalankan operasi penumpasan penjajah,” katanya. ATACMS memiliki daya jelajah hingga 300 kilometer.
Pemerintah Ukraina menamakan operasi pemakaian ATACMS itu “Operasi Capung”. Mereka menyerang lapangan udara di dua wilayah Ukraina yang diduduki oleh pasukan Rusia, yaitu Luhansk bagian timur dan Berdyansk bagian selatan. Menurut Zelenskyy, ada sembilan unit helikopter, satu peluncur roket, dan satu gudang persenjataan yang hancur.
“Terima kasih, Amerika Serikat. Saya senang perjanjian dengan Presiden (Joe) Biden terlaksana dengan baik,” tutur Zelenskyy.
Sementara itu, media-media di Rusia dan Ukraina mengutip akun Telegram pasukan Rusia yang menduduki Zaporizhizha. Otoritas Rusia di Zaporizhzhia ini mengiakan bahwa serpihan ATACMS ditemukan di tempat-tempat kejadian perkara. Keterangan mereka mengonfirmasi kecurigaan Rusia bahwa AS tidak jujur dalam menyuplai persenjataan ke Ukraina.
ATACMS ini akurat dan sangat membantu kami menjalankan operasi penumpasan penjajah.
Tersembunyi
Selama mengucurkan paket bantuan militer ke Ukraina, AS tidak pernah menyebut bahwa ATACMS termasuk di dalamnya. Sejauh ini, kepastian bantuan persenjataan dari AS antara lain adalah mesin peluncur roket HIMARS; tank M1 Abrams; serta sejumlah rudal seperti Stinger dan Javelin.
Media-media AS, antara lain Wall Street Journal, Forbes, dan Newsweek berusaha mengonfirmasi rekaman video yang viral. Video itu mengatakan sebagai cuplikan penggunaan perdana ATACMS tadi malam oleh Ukraina. Para pakar yang dikontak oleh tiap-tiap media itu membenarkannya.
Namun, Pemerintah AS sama sekali belum mau secara terbuka mengatakan bahwa mereka memang mengirim ATACMS ke Ukraina. Tidak diketahui jadwal serta jalur transportasi rudal-rudal tersebut dibawa ke Ukraina. Newsweek menghubungi Departemen Pertahanan AS (Pentagon) pada Selasa malam yang dibalas dengan pernyataan bahwa Pentagon tidak mau berkomentar.
Konfirmasi didapat CNN pada Rabu pagi dari Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional (NSC) AS Adrienne Watson. Menurut dia, AS memberi Ukraina ATACMS jenis yang menjangkau jarak 165 kilometer. “ATACMS ini bisa menyokong perjuangan kemerdekaan Ukraina melawan invasi Rusia tanpa memberi risiko terhadap kesiapsediaan militer AS,” ujarnya.
Bocoran yang diperoleh dari salah seorang pejabat AS, ATACMS yang dipakai Ukraina ini membawa amunisi tandan (cluster ammunition), bukan hulu ledak tunggal. Amunisi tandan ini tidak berasal dari cadangan persenjataan yang akan dipakai Pentagon apabila AS terlibat konflik terbuka dengan negara lain. Jadi, pemberiannya ke Ukraina tidak memengaruhi daya tempur militer AS.
Laporan Politico (17/10) mengatakan, gagasan mengirim ATACMS ke Ukraina ini terbersit sejak Juli 2023 ketika Penasihat Keamanan Gedung Putih Jake Sullivan mengkhawatirkan Ukraina tidak kunjung bisa mendobrak garis depan Rusia. Tim Sullivan bekerja sama dengan Pentagon, Departemen Luar Negeri, dan NSC akhirnya memutuskan bahwa ATACMS adalah persenjataan yang cocok untuk mengubah kedudukan Ukraina. ATACMS dikirim pada September 2023 dan sengaja dirahasiakan guna menjaga efek kejut serangan Ukraina.
Duta Besar Rusia di Washington Anatoly Antonov mengingatkan AS adanya konsekuensi serius dari tindakan tersebut. “AS sengaja menyembunyikan hal ini dari publik karena AS terus mendorong agar pecah konflik antara Rusia dengan NATO (pakta Pertahanan Atlantik Utara),” katanya.
Di Beijing, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, pengiriman rudal ATACMS oleh AS ke Ukraina adalah sebuah kesalahan. Ia mengakui, rudal tersebut bisa memperbesar ancaman terhadap pasukan Rusia, tetapi tidak akan mengubah secara signifikan situasi pertempuran.
"Pertama, (rudal) ini tentu membahayakan dan menambah ancaman. Kedua, kami tentu akan mampu menangkis serangan-serangan ini. Perang adalah perang," kata Putin pada konferensi pers di tengah kunjungan ke China, Rabu (18/10/2023). (AFP/REUTERS)