Australia-China Terus Redakan Ketegangan
Hubungan Beijing-Canberra menegang beberapa tahun terakhir. Sejak pertengahan 2022, berbagai upaya peredaan dilakukan kedua negara
CANBERRA, JUMAT — Peredaan ketegangan Australia-China terus berlanjut. Setelah China membebaskan reporter Australia, giliran Canberra kirim pejabat pertahanan ke Beijing.
Kementerian Pertahanan Australia mengumumkan, salah satu pejabat tingginya akan menghadiri Xiangshan Forum, 29-31 Oktober 2023 di Beijing, China. ”Seperti halnya pada forum-forum sebelum Covid-19, (Kementerian) Pertahanan akan diwakili pejabat senior di di Xiangshan Forum 2023,” demikian pernyataan Kemenhan Australia, Jumat (13/10/2023), di Canberra.
Australia mengumumkan kehadirannya sehari setelah Amerika Serikat mengungkap hal serupa. Meski demikian, Departemen Pertahanan AS belum menyebut siapa yang akan hadir di forum para pejabat pertahanan berbagai negara itu.
Baca juga: Australia-China Buka Jalan untuk Rujuk dan Saling Bicara Lagi
Xiangshan Forum kerap disebut jawaban Beijing atas Shangri-La Dialogue. Meski diselenggarakan di Singapura, dialog pertahanan itu dibuat oleh lembaga kajian Inggris, International Institute for Strategic Studies (IISS).
Dephan AS memastikan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin tidak akan hadir di Xiangshan Forum. Dephan AS tidak menjawab saat ditanya apakah ketidakhadirian Austin terkait penolakan Beijing agar AS-China memulihkan lagi komunikasi para pejabat tertinggi sektor pertahanan kedua negara. Komunikasi itu terhenti sejak Agustus 2022.
Pembebasan jurnalis
Canberra mengumumkan kehadiran di Xiangshan Forum beberapa hari setelah Beijing membebaskan Cheng Lei. Jurnalis Australia itu dikenai tahanan rumah di China hampir tiga tahun. Pada Rabu (11/10/2023), ia kembali ke Australia. Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong menyambut Cheng di Melbourne.
Lahir di China, Cheng berganti menjadi warga negara Australia setelah dewasa. Pada 2012, ia mulai bekerja untuk CGTN yang merupakan televisi dengan pendanaan dari Pemerintah China.
Pada 2020, ia ditangkap pejabat keamanan China. Ia dituding memberikan informasi rahasia dan membahayakan keamanan negara China kepada pihak asing. Karena itu, ia dikenai tahanan rumah.
Setelah beberapa bulan terakhir berunding dengan Canberra, Beijing setuju membebaskan Cheng. ”Kedua belah pihak berkomunikasi dekat dan bekerja keras untuk saling membantu satu sama lain sesuai aturan dan hukum, mencari solusi atas masalah ini,” kata Duta Besar China di Canberra Xiao Qian sebagaimana dikutip ABC.
Peredaan ketegangan
Peneliti Lowy Institute, Richard McGreggor, menyebut bahwa Beijing-Canberra berusaha meredakan ketegangan. Pembebasan Cheng untuk mempermanis hubungan Australia-China.
Baca juga: Selandia Baru Belum Mau Terima Bujukan AS Soal AUKUS
Peredaan semakin gencar sejak Partai Buruh menang pemilu Australia pada Mei 2022. Perdana Menteri Australia Anthony Albanese pun telah mengumumkan akan ke Beijing beberapa bulan lagi.
Hubungan Beijing-Canberra menegang sejak Australia ikut menuding China sebagai sumber Covid-19. Relasinya semakin memburuk kala Australia menggandeng AS dan Inggris untuk membuat kapal selam bertenaga nuklir. Kapal selam itu salah satu tujuan pembentukan aliansi yang dikenal sebagai AUKUS tersebut.
Bagi Beijing, AUKUS bentuk baru aliansi militer AS untuk menghadapi China. Para pemimpin AUKUS menyangkal tudingan China.
Xiao mengatakan, ada tiga harapan Beijing pada Canberra. Pertama, Australia-China perlu membangun saling pengertian tanpa kecurigaan. Kedua, Beijing-Canberra perlu memperluas kerja sama praktis dan nyata. Ketiga, kedua negara perlu menangani perbedaan mereka secara layak. (REUTERS)