Lewat kunjungan itu, UE berupaya menyeimbangkan pendekatan terhadap China di tengah ketegangan hubungan kedua pihak.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·4 menit baca
BEIJING, KAMIS — Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell tiba di China, Kamis (12/10/2023), dalam kunjungan selama beberapa hari demi mengelola hubungan kedua pihak. Lawatan itu diadakan di tengah penyelidikan Uni Eropa terhadap industri kendaraan listrik China.
Kunjungan Borrell sudah tertunda dua kali tahun ini. Borrell memulai kunjungan kali ini di Shanghai dengan bertemu perusahaan-perusahaan Eropa tentang tantangan ekonomi dan bisnis. ”Kita harus mengatasi tantangan ini karena baik kita maupun China tidak bisa saling mengabaikan pasar masing-masing,” tulis Borrel di media sosial X.
Pada Jumat, Borrell dijadwalkan menggelar beberapa pertemuan di Beijing, termasuk dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi. Keduanya akan membahas sejumlah isu di antaranya hubungan bilateral, tantangan global, dan perdagangan. ”Ini kunjungan penting untuk membahas relasi UE-China, tantangan kunci di regional dan global bersama otoritas pemerintah, akademisi, dan perwakilan bisnis,” ujarnya.
Uni Eropa menyebut, lawatan Borrell akan berujung pada pertemuan puncak UE-China tahun ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin kepada wartawan mengatakan, China menyambut kunjungan Borrell. Kunjungan itu akan menyuntikkan dorongan baru bagi upaya kedua pihak untuk menghadapi tantangan serta mengelola perdamaian dan stabilitas dunia.
”Dunia saat ini menghadapi situasi tidak stabil dan bergejolak. China dan UE, sebagai dua kekuatan, pasar, dan peradaban besar global memiliki kepentingan bersama untuk memajukan pembangunan dan kemakmuran global serta peradaban manusia,” papar Wang.
Relasi keduanya menegang sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022. Meski demikian, UE tidak memilih untuk menghentikan dialog sama sekali. Brussels memilih pendekatan terhadap Beijing yang menyeimbangkan keprihatinan terhadap sikap China dengan ketergantungan besar pada China sembari tetap menjaga hubungan kedua pihak.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mendefinisikan posisi itu dengan sebutan ”de-risking” atau pengurangan risiko, alih-alih decoupling atau pemisahan diri dari China. Von der Leyen juga telah berkunjung ke China pada April 2023.
Investigasi
Pada September, Von der Leyen mengumumkan UE tengah meluncurkan penyelidikan terhadap dugaan subsidi Beijing terhadap industri kendaraan listrik yang berkembang pesat. Ia menyebut, mobil listrik China dijual dengan harga rendah di UE dan hal itu dimungkinkan karena adanya subsidi dari Pemerintah China.
Ia menyebut, sektor otomotif Eropa telah berinvestasi besar-besaran pada mobil listrik yang memberikan potensi ekonomi di masa depan. Ia menyatakan, UE akan bertindak keras terhadap pihak mana pun yang mengganggu rencana tersebut.
Para pemimpin Eropa mengatakan, subsidi China mengakibatkan kompetisi tidak adil dalam pasar otomotif mereka. Namun, Beijing mengkritik investigasi itu dan memperingatkan langkah itu akan merusak hubungan dagang dengan UE.
Selain itu, China juga mengungkit rencana investigasi UE atas subsidi China pada industri baja. Beijing menyebut penyelidikan akan mengganggu rantai pasok dan memberikan tamparan bagi norma perdagangan internasional. ”China meyakini tindakan Uni Eropa itu akan merusak tatanan perdagangan internasional,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong.
China meyakini tindakan Uni Eropa itu akan merusak tatanan perdagangan internasional.
Ia menambahkan, praktik UE menaikkan biaya produksi hilir akan memengaruhi kepentingan konsumen dan tidak kondusif bagi stabilitas industri dan rantai pasok global. Beijing juga keberatan dengan rencana UE terkait Mekanisme Penyesuaian Pembatasan Karbon yang akan menetapkan tarif sebesar 20-35 persen untuk barang-barang dengan harga karbon tinggi, seperti baja dan bijih besi.
”Kami dengan tegas menentang tindakan sepihak, proteksi perdagangan, dan penyalahgunaan solusi perdagangan. Kami akan memantau dengan cermat tindakan lanjutan dari Eropa,” kata He.
UE telah menerapkan tarif hukuman terhadap 20 jenis baja dan produk baja tahan karat China, serta menetapkan kuota impor sebagai langkah untuk melindungi pasarnya hingga pertengahan 2024.
Sejak 2018 ekspor China terus menurun menjadi kurang dari sepersepuluh volume impor baja UE, dibandingkan dengan tahun 2015 yang jumlahnya mencapai 25 persen, menurut Federasi Produsen Baja Uni Eropa, Eurofer.
Selain membahas isu bilateral, kunjungan Borrell kemungkinan juga akan membahas dialog tentang perang yang masih berlangsung di Ukraina. China telah menyatakan posisinya sebagai pihak netral. Akan tetapi, UE mengkritik sikap China tersebut. (AFP/REUTERS)