Israel-Palestina Memanas, KH Said Aqil Minta Indonesia Berperan Aktif
Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam KH Said Aqil Siroj meminta Pemerintah Indonesia turut berperan aktif dalam meredam konflik Israel dan Palestina yang semakin memanas. Konflik itu menelan korban jiwa.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Ketua Umum Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) KH Said Aqil Siroj meminta Pemerintah Indonesia turut berperan aktif dalam meredam konflik Israel dan Palestina yang semakin memanas. Konflik dengan serangan roket itu telah menyebabkan ratusan nyawa melayang.
Said Aqil mengatakan, konflik Israel dan Palestina terus berulang karena persoalan batas kedaulatan Israel. ”Selamanya begitu (konflik). Satu-satunya negara yang tidak punya batas teritorial, ya, Israel. Batasnya enggak jelas dan terus memperluas ekspansi wilayahnya,” ucapnya kepada Kompas, di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).
Menurut mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini, upaya perdamaian antara Israel dan sejumlah negara Arab sudah berlangsung beberapa kali. Mantan Presiden Mesir Anwar Sadat, misalnya, pernah berkunjung ke Israel pada 1977. Yasser Arafat, mantan Ketua Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), juga berjuang di meja perundingan internasional. Akan tetapi, upaya itu selalu gagal. Konflik antara Israel dan Palestina terus terjadi.
Bahkan, konfliknya kian memanas setelah Hamas di Palestina menyerang Israel dengan sedikitnya 5.000 roket hanya dalam waktu 20 menit sejak Sabtu (7/10/2023) pagi. Israel pun menyatakan perang terhadap Hamas dan akan membalasnya dengan segala kekuatan.
Lebih dari 250 warga sipil Israel dilaporkan terbunuh, puluhan disandera, dan 1.000 terluka dałam serangan ribuan roket Hamas ke wilayah selatan Israel itu. Sementara 230 orang dilaporkan tewas di Gaza setelah Israel melancarkan serangan balasan. Pemerintah Israel juga memutus aliran listrik di kawasan itu (Kompas.id, 8/10/2023).
Terkait konflik yang terus mengakibatkan korban jiwa itu, Said Aqil mendorong Pemerintah Indonesia turut meredam panasnya perseturuan di antara kedua pihak tersebut. ”Indonesia harus berperan aktif. Saya ucapkan respek kepada Menteri Luar Negeri, Bu Retno Marsudi, yang tegas dan Indonesia sudah begitu,” ujarnya.
Kementerian Luar Negeri melalui akun resmi di media sosial X menyatakan, Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik Palestina-Israel. Konflik itu berakar dari pendudukan wilayah Palestina oleh Israel. ”Indonesia mendesak agar tindakan kekerasan segera dihentikan untuk menghindari semakin bertambahnya korban manusia,” tulis akun itu.
Hingga saat ini, pemerintah belum menerima laporan warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam konflik itu. Pemerintah Indonesia melalui Kedutaan Besar RI (KBRI) Kairo dan KBRI Lebanon terus memantau situasi terakhir WNI dan berkoordinasi dengan simpul-simpul WNI di Gaza. Jumlah WNI di daerah itu 13 orang. Adapun hotline KBRI Amman +962779150407.
Sebelumnya, sejumlah negara juga meminta Israel dan Palestina menahan diri. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, misalnya, meminta Israel dan Palestina menahan diri dari tindakan permusuhan yang bisa memperburuk situasi.
”Tentu saja kami selalu menyerukan mereka untuk menahan diri,” kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov (Kompas, 8/10/2023).