Sambut Eks Nazi, Oposisi Minta Ketua Parlemen Kanada Mundur
Sambutan kepada mantan anggota Nazi membuat Ketua Parlemen Kanada Anthony Rota diminta mundur. Ia tidak cukup hanya minta maaf.
Oleh
IWAN SANTOSA
·3 menit baca
OTTAWA, SELASA — Ketua Parlemen Kanada Anthony Rota diminta mundur. Desakan itu menyusul sambutan Rota kepada mantan anggota Nazi asal Ukraina, Yaroslav Hunka. Pria yang kini menjadi warga Kanada itu hadir kala Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy ke parlemen Kanada pekan lalu.
Desakan mundur disampaikan oleh Ketua Fraksi Demokrasi Baru Peter Julian dan Ketua Kaukus Quebec di parlemen, Yves-Francois Blanchet. Blanchet menyebut, Rota sudah kehilangan kepercayaan di parlemen.
”Demi kebaikan lembaga DPR, saya tidak yakin Anda bisa terus menjabat. Dengan menyesal, saya memohon dengan hormat Anda mundur,” ujar Julian sebagaimana dikutip Associated Press pada Senin (25/9/2023) malam waktu Ottawa atau Selasa dini hari WIB.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyebut, sambutan Rota pada Hunka sangat mengecewakan. ”Ketua mengakui kesalahannya dan telah meminta maaf. Hal ini sangat memalukan bagi parlemen dan seluruh warga Kanada,” ujarnya.
Rota memang telah meminta maaf. Meski demikian, ia menolak mundur dari jabatannya. ”Dalam pidato saya setelah pidato Presiden Ukraina, saya mengenal salah seorang di ruangan. Saya kemudian menyadari informasi lain yang membuat saya menyesalkan tindakan itu,” katanya.
Ia menyebut, anggota parlemen dan delegasi Ukraina tidak tahu keputusannya menyambut Hunka. Pria itu, menurut Rota, adalah warga di daerah pemilihannya. ”Saya secara khusus memohon maaf kepada komunitas Yahudi di Kanada dan seluruh dunia. Saya sepenuhnya bertanggung jawab atas tindakan saya,” katanya.
Juru bicara Partai Konservatif Kanada, Sebastian Skamski, mengatakan, anggota parlemen waktu itu tidak tahu soal Hunka. Mereka bereaksi spontan setelah Rota menyambut Hunka. ”Kami mendapat laporan sejarah orang itu sangat bermasalah,” ujarnya.
Ia mendesak Partai Liberal pimpinan Trudeau menjelaskan kehadiran Hunka di parlemen. Penjelasan harus diberikan secara lugas dan segera.
Anggota Nazi
Insiden itu terjadi kala Zelenskyy ke parlemen Kanada pada 22 September 2023. Setelah Rota menyebut Hunka, Trudeau dan sebagian anggota parlemen bertepuk tangan sambil berdiri. Sementara Zelenskyy melambaikan tangan. Rota menyebut Hunka sebagai pahlawan Kanada dan Ukraina. ”Kami berterima kasih atas jasanya,” kata Rota.
Hunka merupakan imigran Ukraina yang sudah lama jadi warga Kanada. Di masa Perang Dunia II, ia menjadi anggota Divisi Pertama Ukraina. Unit itu lebih dikenal sebagai Divisi Waffen-SS Galicia atau Divisi Ke-14 SS. Anggota unit itu terdiri atas sukarelawan yang diperintah Nazi.
Selepas manuver Rota, Friends of Simon Wiesenthal Center for Holocaust Studies membuat pernyataan. Mereka mengingatkan, divisi itu bertanggung jawab dalam pembunuhan warga sipil dengan kekejian yang tidak bisa dibayangkan.
”Permohonan maaf harus disampaikan kepada seluruh korban holocaust dan veteran Perang Dunia yang melawan Nazi. Penjelasan harus disampaikan mengapa orang itu (Hunka) bisa masuk ruang terhormat di parlemen Kanada dan mendapat sambutan dari ketua parlemen,” demikian pernyataan itu.
Kelompok pendamping hak Yahudi di Kanada, B’nai Brith Canada, menyatakan marah atas kejadian tersebut. Ketua lembaga itu, Michael Mostyn, menyebut sangat memalukan parlemen Kanada menghormati mantan anggota Nazi.
Apalagi, orang itu secara sukarela menjadi anggota Nazi dan mengusung ideologi ultranasionalis. Orang-orang seperti Hunka memimpikan pemurnian ras di Ukraina.
”Kami paham ada permintaan maaf. Kami mengharapkan permintaan maaf yang serius. Parlemen berutang maaf pada seluruh warga Kanada atas hal memalukan ini. Perlu penjelasan rinci mengapa hal itu bisa terjadi di pusat demokrasi Kanada,” kata Mostyn.
Sebagian penduduk Ukraina yang melawan pendudukan Uni Soviet semasa dekade 1930-an kemudian bergabung dengan Nazi Jerman. Dalam buku Time-Life World War II Series, Russia Besieged disebutkan, rakyat Ukraina semula mengira Nazi Jerman membebaskan mereka. Ternyata malah sebaliknya. Ukraina malah diperlakukan kejam oleh Nazi. (AP/REUTERS)