Akhirnya Kanada Bentuk Penyelidik Campur Tangan China di Pemilu
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan penyelidikan publik yang bertugas mengusut dugaan campur tangan China dalam politik Kanada. Padahal, berbulan-bulan sebelumnya, ia menolak ide investigasi tersebut.
Kanada tengah menghadapi dua raksasa Asia sekaligus, China dan India. New Delhi soal pembunuhan, Beijing soal campur tangan pemilu. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mengumumkan penyelidikan atas kasus-kasus itu.
Pengumuman dibuat Trudeau sepanjang pekan ketiga September 2023. Pada 19 September, ia mengumumkan tudingan keterlibatan pejabat India dalam pembunuhan warga Kanada keturunan India. Tukang pipa bernama Hardeep Singh Nijjar itu dibunuh di British Columbia pada Juni 2023.
Bagi Ottawa, pembunuhan tersebut bukan perkara kriminal semata. Pembunuhan itu dianggap sebagai pelanggaran kedaulatan Kanada oleh negara asing.
Selanjutnya, 21 September 2023, Trudeau mengumumkan penunjukan Marie-Josée Hogue sebagai ketua penyelidik dugaan intervensi China. Hakim di pengadilan Quebec itu akan menyelidiki dugaan campur tangan China di sejumlah pemilu Kanada.
Pengumuman penunjukan Hogue merupakan pembalikan atas sikap Trudeau. Selama berbulan-bulan, politisi yang baru mengumumkan perpisahan dari istrinya itu cenderung menolak penyelidikan untuk tuduhan terhadap China.
Baca juga: Kanada Akui Sadap India untuk Cari Bukti Pembunuhan Tokoh Sikh
Sejak mulai menjadi PM, Trudeau coba mencari cara berhubungan dengan China. Hubungan itu rumit. Di satu sisi, Ottawa berusaha meningkatkan perdagangan dan hubungan politik dengan Beijing. Di sisi lain, Kanada ingin menyorot isu HAM di China, praktik perdagangan yang tidak sesuai prinsip persaingan bebas, hingga dugaan campur tangan China pada pemilu Kanada.
Seorang pejabat Kanada yang menolak identitasnya diungkap pernah menuliskan kecemasan atas penolakan itu. Setelah dua pemilu, menurut pejabat tersebut, tampaknya pemerintahan Kanada tidak berminat menyelidiki campur tangan asing. Para pejabat senior disebut cenderung mengabaikan isu itu.
Pejabat lain di komunitas intelijen Kanada menyebut, ada frustrasi atas penolakan pemerintah menindaklanjuti dugaan campur tangan asing di pemilu. Bahkan, mereka merasa dihambat untuk menyelidiki dugaan intervensi itu.
Isu lama
Isu campur tangan itu bukan hal baru. Selama beberapa dekade, badan intelijen Kanada telah memperingatkan soal misi rahasia China di Kanada. Selama itu pula selalu ada penolakan terhadap informasi tersebut.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau berbincang dengan Presiden China Xi Jinping pada Pertemuan Tingkat Tinggi G20 di Bali, Indonesia, Rabu (16/11/2022) .
Penolakan, antara lain, disampaikan politisi yang memandang China sebagai kunci masa depan ekonomi Kanada. Penolakan juga disampaikan karena khawatir warga Kanada keturunan China terkena imbas jika sampai ada penyelidikan atas informasi intelijen itu.
Setidaknya 5 persen penduduk Kanada merupakan keturunan China. Jumlahnya terus meningkat dalam beberapa puluh tahun terakhir. Nasib mereka bisa terganggu jika ada penyelidikan soal aktivitas intelijen China di Kanada.
Kekhawatiran itu beralasan. Dalam laporan Canadian Security Intelligence Service (CSIS) dan Royal Canadian Montain Police (RCMP) pada 1997 disebut, agen China berusaha memanfaatkan warga dan penduduk Kanada yang keturunan China. Bagi Beijing, menurut CSIS dan RCMP, para warga keturunan itu masih ada kesetiaan pada China.
Baca juga: Kanada dan China Saling Usir Diplomat
Bukan hanya kesetiaan dipakai China untuk membujuk warga keturunan di Kanada. Agen China, menurut CSIS dan RCMP, juga mengancam para diaspora China di Kanada. Modusnya terutama mengancam keluarga diaspora yang masih berada di China. Ancaman dilancarkan bagi yang menolak bekerja sama dengan agen China.
Selain soal diaspora, laporan CSIS dan RCMP juga memperingatkan kerja sama pejabat Partai Komunis China (PKC), pemimpin kelompok organisasi kejahatan, hingga pebisnis China berkolaborasi. Kerja sama itu, antara lain, untuk menguasai berbagai sektor usaha di Kanada. Kolaborasi juga untuk mencuri hak kekayaan intelektual dan mencampuri pengolaan pemerintahan di Kanada.
Namun, Ottawa tidak ingin mendengarnya. Versi akhir laporan tahun 1997 itu dihapus. Selanjutnya, pada 2010, CSIS berusaha mengangkat lagi isu tersebut. Menurut CSIS, ada politisi Kanada yang dipengaruhi asing.
Keruan saja tudingan itu memicu kemarahan di parlemen. Bahkan, ada tuntutan agar Kepala CSIS dicopot dengan tudingan benci asing.
Kepala Keuangan Huawei, Meng Wanzhou (kiri) selepas disidang di pengadilan British Columbia, Kanada, September 2021. Kala itu, ia berusaha melawan permohonan ekstradisi yang diajukan Amerika Serikat ke Kanada. AS mau mengadili Meng dengan tudingan pelanggaran sanksi dan pencurian hak atas kekayaan intelektual.
CSIS tidak mundur dan malah melontarkan tudingan lain. Ada tudingan mata-mata China memasang penyadap di Nortel, operator telekomunikasi. Hasil sadapan dipakai untuk mengembangkan Huawei, perusahaan telekomunikasi China.
Ada pula tudingan upaya pencurian hasil-hasil riset sejumlah lembaga penelitian Kanada. China juga dituding berusaha mencuri rahasia jet tempur F-35. Pencurian rahasia dilakukan lewat operasi di Vancouver.
Meski begitu banyak tuduhan, pemerintah dan parlemen Kanada menolak menindaklanjuti. Selama masa kampanye kala pertama kali akan menjadi PM, Trudeau malah mengangkat isu peningkatan hubungan Kanada-China.
Langkah ini berbeda dengan pendahulunya yang lebih berhati-hati soal China. Trudeau memusatkan perhatian pada ambisi yang sulit, menjadikan Kanada sebagai anggota G7 pertama yang punya perjanjian dagang bebas sepenuhnya dengan China.
Baca juga: Kasus Meng Wanzhou dan Perang Teknologi AS-China
Memang di masa pemerintahan Trudeau, Kanada bisa menyeimbangkan kebijakan soal China. Kanada berhati-hati menjaga hubungan dagang dengan China di tengah dugaan pencurian hak atas kekayaan intelektual, perselisihan dagang, hingga keamanan di Indo-Pasifik. Ottawa berkepentingan menjadikan China sebagai pasar bagi aneka limpahan sumber daya alamnya.
Penangkapan
Situasi berbeda kala RCMP dan direktorat imigrasi Kanada menangkap penanggung jawab keuangan Huawei, Meng Wanzhou. Putri pendiri Huawei, Ren Zhengfei, itu ditangkap karena masuk daftar buron Amerika Serikat. Ia dituding melanggar sanksi AS terhadap Iran.
Meng ditangkap di Bandara Vancouver pada 1 Desember 2018. Beberapa hari kemudian, China menangkap dan menahan dua warga Kanada. Beijing menangkap Michael Kovrig dan Michael Spavor dengan tuduhan menjadi mata-mata di China.
Saling tangkap itu membuat hubungan Beijing-Ottawa memburuk. Kanada-China baku usir diplomat. China membekukan hubungan di sejumlah sektor. China menuding Kanada mematuhi AS dalam kasus Meng. Hubungan Beijing-Ottawa tetap buruk meski Meng, Kovrig, dan Spavor telah dibebaskan.
Dari dipenuhi nada positif, pembicaraan soal hubungan Kanada-China dipenuhi intonasi negatif. Kanada menyebut China sebagai ”Krisis yang Belum Pernah Ada”. Perjanjian ektradisi Kanada-China dianggap sebagai tantangan, bukan lagi peluang.
Kanada juga mulai menyoroti isu Uighur dan Xinjiang. Sementara perundingan perjanjian dagang dihentikan. Tidak terdengar lagi ambisi menjadikan Kanada sebagai anggota G7 pertama yang punya perjanjian dagang bebas penuh dengan China.
Duta Besar Kanada di Beijing John McCallum mendadak diberhentikan. Pemecatan terjadi setelah ia berkomentar soal kasus Meng. Trudeu menunjuk Dominic Barton sebagai pengganti McCallum. Sebelum jadi dubes, Barton menjadi mitra di lembaga konsultansi McKinsey cabang China.
Baca juga: Kanada Tawarkan Kerja Sama Indo-Pasifik yang Inklusif demi Stabilitas Kawasan
Barton sebenarnya sangat antusias soal China. Ia menghubungkan perusahaan Kanada pada aneka proyek di China. Ia juga memulangkan Kovrig dan Spavor. Barton juga berusaha memulihkan hubungan Beijing-Ottawa.
Secara tidak resmi ataupun di forum tertutup, Kanada juga terus berusaha memulihkan hubungan dengan China. Bahkan, Kanada dilaporkan menyampaikan minat terlibat dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan yang digagas China. Surat minat itu beredar di khalayak setelah pengadilan memerintahkan publik bisa mengaksesnya.
Di sisi lain, pemerintahan Trudeau terus meningkatkan sikap keras pada China. Ia membentuk satuan tugas untuk menangkal intervensi asing di pemilu. Tim yang disebut SITE itu diisi pejabat intelijen dan birokrat senior. Awalnya berfokus pada Rusia, SITE kini mulai menyorot China.
Pemerintahan Trudeau tidak pernah secara publik menuduh China atas perincian operasi campur tangan semacam ini. Ottawa juga tidak memperingatkan tentang upaya ini selama dua pemilihan umum.
Bahkan, Trudeau pernah tersinggung kala ditanya soal penanganan intervensi itu. Menurut dia, masalah tersebut telah ditangani sejak lama. ”Ini adalah sesuatu yang telah kami pertimbangkan secara serius sebagai pemerintah selama bertahun-tahun. Jadi, mungkin Anda baru saja sadar bahwa ada campur tangan asing. Akan tetapi, saya sudah membicarakannya selama bertahun-tahun,” kata Trudeau pada Mei 2023,
Setelah itu, pemerintahan Trudeau dengan cepat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerja sama dengan Beijing. Pada Juni, Ottawa mengumumkan akan memutus hubungan dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia.
Padahal, sebelumnya aktif mengejar kerja sama yang lebih besar. Perjanjian ekstradisi yang sudah lama dikejar tampaknya akhirnya mati. Zhao, diplomat China yang dituduh mengancam keluarga anggota parlemen, akhirnya diusir dari Kanada pada Mei. Kini, Trudeau mengumumkan penyelidikan campur tangan China di pemilu. (AP/AFP/REUTERS)