Aktivitas Militer China di Sekitar Taiwan Terus Meningkat
Taiwan khawatir aktivitas militer China bisa ”lepas kendali” dan sewaktu-waktu memicu bentrokan yang tidak disengaja.
Oleh
HELENA FRANSISCA NABABAN
·3 menit baca
BEIJING, SABTU — Kementerian Pertahanan Taiwan menyebutkan, frekuensi aktivitas militer China di sekitar Taiwan meningkat akhir-akhir ini. Hal itu meningkatkan kekhawatiran China bisa ”lepas kendali” dan sewaktu-waktu memicu bentrokan yang tak disengaja.
Taiwan pada Sabtu (23/9/2023) menyatakan, dalam dua minggu terakhir terlihat belasan pesawat tempur, pesawat nirawak (drone), pesawat pengebom, dan pesawat-pesawat lainnya beroperasi di sekitar Taiwan. Demikian pula kapal-kapal perang China dan kapal induk Shandong.
China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya, dalam beberapa tahun terakhir sering menggelar latihan militer di sekitar negara pulau tersebut. Hal itu sebagai upaya China untuk menegaskan klaim kedaulatannya atas Taiwan dan untuk menekan Taiwan.
Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng di sela-sela kegiatan di parlemen menjawab pertanyaan wartawan mengenai kemungkinan risiko insiden yang tidak disengaja yang memicu konflik lebih luas karena frekuensi aktivitas China. ”Ini yang sangat kami khawatirkan,” kata Chiu.
Apalagi kapal perang China dari komando armada selatan dan timur beroperasi bersama-sama di lepas pantai timur Taiwan. ”Risiko dari aktivitas yang melibatkan pesawat, kapal laut, dan persenjataan akan meningkat. Kedua belah pihak harus memberikan perhatian,” ujar Chiu.
Menurut Chiu, Taiwan mendapatkan laporan tentang kegiatan kapal induk Shandong untuk pertama kalinya di perairan Taiwan pada 11 September lalu. Dalam latihan militer itu, kapał itu bertindak sebagai ”pihak musuh”. Juru bicara kementerian, Sun Li-fang, menambahkan, pasukan Komando Armada Timur China menjadi ”pihak penyerang” dałam skenario latihan tempur tersebut.
Strategi militer Taiwan dalam menghadapi potensi konflik adalah memanfaatkan kondisi geografis pantai timurnya yang bergunung-gunung, terutama dua pangkalan udara utama sebagai tempat untuk berkumpul kembali. Daerah pantai timur itu juga digunakan Taiwan untuk mempertahankan pasukannya karena wilayah itu tidak berhadapan langsung dengan China.
Akan tetapi, China semakin menunjukkan kekuatannya di lepas pantai timur Taiwan itu. Secara umum mereka menunjukkan kemampuannya untuk beroperasi lebih jauh dari garis pantai mereka sendiri. Menurut Kemenhan Taiwan, China biasanya menggelar latihan militer skala besar mulai Juli hingga September.
Pada Sabtu, Kemenhan Taiwan menyebut China mengurangi latihannya. Selama periode 24 jam sebelumnya, hanya terlihat dua pesawat China beroperasi di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Taiwan kerap menyatakan akan tetap tenang dan tidak akan memperkeruh situasi. Meski demikian, sikap itu tidak akan membiarkan ”provokasi berulang” dari China.
China tidak mengatakan apa pun tentang latihan militer di sekitar Taiwan. Kementerian Pertahanan China tidak merespons permintaan komentar dari Reuters. Pekan lalu, pejabat keamanan regional mengatakan kepada Reuters dengan syarat anonim bahwa China mengerahkan lebih dari 100 kapal militer untuk latihan regional di wilayah-wilayah seperti perairan strategis di Laut China Selatan dan lepas pantai timur laut Taiwan. (REUTERS)