Menhan China Tak Diketahui Kabarnya
Setelah Menlu China Qin Gang, kini Menhan China Li Shangfu menghilang sejak tiga pekan lalu. Tidak ada kejelasan di mana keberadaannya saat ini. Beredar kabar, Li sedang diselidiki terkait dugaan korupsi.

Dalam foto yang dirilis Layanan Pers Kementerian Pertahanan Rusia ini, Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu (kanan) dan Menteri Pertahanan China Li Shangfu berfoto sebelum pembicaraan di antara mereka di sela-sela Forum Militer Internasional Tentara 2023 di Taman Patriot dekat Moskwa, Rusia, 15 Agustus 2023.
BEIJING, JUMAT — Saat ”misteri” keberadaan Menteri Luar Negeri China Qin Gang masih menjadi teka-teki, kini publik kembali dihadapkan pada ”misteri” baru tentang keberadaan Menteri Pertahanan China Li Shangfu. Setidaknya, sudah tiga minggu ini Li tak tampak di muka umum.
Sama seperti Qin, tidak ada informasi yang jelas ke mana Li (65) pergi. Li dan Qin sama-sama menjadi anggota Dewan Negara China. Dewan Negara ini hanya terdiri atas lima orang. Posisi mereka lebih tinggi ketimbang posisi menteri biasa.
Li tidak muncul di publik setelah Presiden China Xi Jinping mencopot Qin dan setelah perombakan kepemimpinan Pasukan Elite Roket Tentara Pembebasan Rakyat (PLA). Ketidakjelasan nasib Li dan Qin dinilai semakin menunjukkan ketidakpastian dalam sistem pengambilan keputusan di China.
Baca juga : Salah Melangkah, Pejabat Bisa ”Hilang” di China
Kabar menghilangnya Li meluas ketika harian The Washington Post, The Wall Street Journal, dan Financial Times, Jumat (15/9/2023), melaporkan bahwa Li sedang diselidiki atas tuduhan korupsi dan kemungkinan besar akan dicopot dari jabatannya. Li absen dari pertemuan dengan Menteri Pertahanan Vietnam dan Singapura dalam beberapa pekan terakhir.
Li terakhir kali terlihat di ibu kota Beijing pada 29 Agustus 2023. Saat itu dia menyampaikan pidato utama pada forum keamanan dengan negara-negara Afrika.
Adapun perjalanan ke luar negeri terakhir Li adalah ke Moskwa, Rusia, dan Minsk, Belarus, pada pertengahan Agustus 2023. Di Moskwa dia bertemu dengan para pejabat Rusia di sela-sela konferensi keamanan. Di Minsk, ia bersua dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko.

Menteri Pertahanan China Li Shangfu menyampaikan pidato pada ajang Moscow Conference on International Security di Kubinka, pinggiran Moskwa, 15 Agustus 2023. Ini perjalanan luar negeri terakhir Li sebelum dikabarkan menghilang, tiga pekan terakhir.
Mengutip para pejabat Amerika Serikat, harian The Washington Post, The Wall Street Journal, dan Financial Times menyebutkan, Li sedang diselidiki terkait tuduhan korupsi. Dilaporkan pula, kemungkinan besar ia akan dicopot dari jabatannya.
Duta Besar AS untuk Jepang Rahm Emanuel, yang sangat vokal tentang misteri menghilangnya Li, menulis dalam unggahan di media sosial X, Jumat (15/9/2023). ”Pertama: Menteri Pertahanan Li Shangfu tidak terlihat atau terdengar kabarnya dalam tiga minggu. Kedua: Dia tidak hadir dalam perjalanannya ke Vietnam. Sekarang: Dia mangkir dari jadwal pertemuannya dengan Kepala Angkatan Laut Singapura. Dia ditempatkan dalam tahanan rumah???”
Baca juga : Drama di Beijing dan Kembalinya Wang Yi di Ujung Tombak Diplomasi China
Sampai saat ini belum ada tanggapan atas permintaan komentar yang ditujukan kepada Pemerintah China. Ketika ditanya apakah Li sedang diselidiki, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning hanya mengatakan dirinya ”tidak mengetahui tentang informasi itu”.
Menghilangnya dua menteri di China tersebut menimbulkan pertanyaan di kalangan para analis dan diplomat tentang kurangnya transparansi dalam kepemimpinan China. Perekonomian China saat ini sedang melambat. Hubungan China dengan AS juga tengah memburuk karena berbagai masalah.

Anggota baru Dewan Negara China, (dari kiri ke kanan) Qin Gang, Sekretaris Jenderal Dewan Negara Wu Zhenglong, dan Li Shangfu, diambil sumpahnya dalam Sidang Pleno Kelima Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Gedung Balai Agung Rakyat di Beijing, China, 12 Maret 2023. Qin dan Li kini tidak diketahui keberadaannya.
Peneliti di Universitas Nasional Singapura, Ja Ian Chong, mengatakan bahwa kurangnya kejelasan seputar keberadaan Li semakin menggarisbawahi ketidakpastian atas pengambilan keputusan di China. ”Berbagai spekulasi menunjukkan tingginya ketidakpastian sistem China saat ini,” ujarnya.
Ketidakjelasan keberadaan Li pertama kali menimbulkan pertanyaan ketika Li seharusnya dijadwalkan bertemu dengan mitranya dari Singapura di Beijing pada 5 September 2023. Namun, tanpa alasan yang jelas, pertemuan itu dibatalkan. Li juga tiba-tiba menarik diri dari pertemuan di Vietnam yang dijadwalkan 7-8 September 2023.
Absennya Li lalu menimbulkan pertanyaan apakah China akan tetap menggelar rencana penyelenggaraan Forum Beijing Xiangshan pada akhir Oktober 2023. Forum itu merupakan pertemuan puncak keamanan internasional tahunan yang biasanya diadakan oleh Kementerian Pertahanan China.
Sebelum diangkat menjadi menhan pada Maret 2023, Li menjadi anggota partai dengan peringkat tertinggi di komisi militer pusat.
Sebelum diangkat menjadi menhan pada Maret 2023, Li menjadi anggota partai dengan peringkat tertinggi di komisi militer pusat. Komisi ini mengawasi angkatan bersenjata dan memimpin unit pengadaan militer.
Baca juga : Teka-teki Hilangnya Bintang Tenis China, Beijing Diragukan dalam Gerakan #MeToo
Sebagai menhan, Li melapor kepada dua wakil ketua komisi militer pusat yang kemudian melapor ke Presiden Xi Jinping. Li adalah seorang insinyur kedirgantaraan yang memulai kariernya di pusat peluncuran satelit dan roket. Karier Li mulus dalam jajaran militer dan elite politik China.

Menteri Pertahanan China Li Shangfu berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu (keduanya tidak terlihat) dalam pertemuan di Kremlin, Moskwa, Rusia, 16 April 2023.
Pejabat favorit Xi
Bahkan, sama seperti Qin, Li disebut-sebut orang favorit Xi. Menurut situs BBC, kasak-kusuk tentang nasib Li mulai muncul ketika ada pembersihan korupsi di tubuh militer. Kabar yang beredar menyebutkan, dua jenderal di pasukan roket China dilaporkan diganti. Ketua pengadilan militer angkatan darat juga diberhentikan beberapa bulan setelah diangkat.
Dalam pemberitahuan yang jarang dilakukan Pemerintah China, Juli 2023, unit pengadaan militer itu berupaya melakukan pembersihan internal. Unit itu juga mengajak masyarakat untuk melaporkan jika terjadi penyimpangan sejak tahun 2017. Belum ada informasi terbaru terkait masalah ini.
Kabar menghilangnya Li ini dipantau secara ketat oleh AS. Washington belum mencabut sanksi yang dijatuhkan kepadanya pada 2018 karena ia dituding membeli senjata dari eksportir senjata terbesar Rusia, Rosoboronexport. Para pejabat China berulang kali mengatakan, Beijing ingin sanksi-sanksi itu dicabut untuk memfasilitasi diskusi yang lebih baik antarmiliter kedua pihak.
Baca juga : Teka-teki Pencopotan Menlu China
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pernah mencoba berbicara dengan Li dalam konferensi di Singapura, Juni, 2023. Namun, keduanya hanya berjabat tangan, tidak ada pembicaraan apa pun.

Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin (kanan) berjabat tangan dengan Menteri Pertahanan China Li Shangfu (kiri) dalam santap malam acara International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue Ke-20 di Singapura, 2 Juni 2023.
Ilmuwan politik di Universitas Nasional Australia, Wen-Ti Sung, mengatakan bahwa meski Li menjadi semacam penghalang dalam hubungan militer AS-China, ketidakjelasan keberadaan Li yang tidak bisa dijelaskan oleh Pemerintah China menjadi masalah tersendiri bagi hubungan internasional China. ”Pasti negara-negara lain akan bertanya-tanya siapa yang harus dihubungi ketika mereka hendak melakukan dialog militer dengan China,” ujarnya.
Peneliti senior di Sekolah Kebijakan Publik Lee Kuan Yew, Singapura, yang juga mantan pejabat di Departemen Luar Negeri AS, Drew Thompson, menyesalkan hilangnya kedua pejabat itu. Menurut dia, hal itu semakin menunjukkan sistem China yang tidak jelas.
Ia menambahkan, mengherankan juga hanya dalam tiga bulan China sudah menghilangkan dua menteri terpentingnya. Keduanya selama ini dikenal sebagai lawan bicara yang kritis.
”China tidak merasa berkewajiban untuk memberi tahu masyarakat internasional tentang bagaimana dan mengapa para menteri itu pergi. Ini menunjukkan betapa China sudah sangat berubah,” ujar Thompson.
Menghilangnya Li pada awalnya diduga karena dia sakit. Namun, kemudian dugaan itu dinilai para pengamat tidak mungkin terjadi karena semua pejabat China rutin menjalani tes kesehatan yang ketat.

Menteri Pertahanan China Li Shangfu menyampaikan pidato pada hari terakhir International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue Ke-20 di Singapura, 4 Juni 2023.
Pakar politik elite China pada Institut Kebijakan Asia, Neil Thomas, menilai hilangnya menteri-menteri China itu berdampak buruk bagi Xi karena Xi sendiri yang memilih para pejabat yang duduk di kabinetnya.
Baca juga : China dalam Genggaman Xi Jinping
Analis Bill Bishop mencatat militer China mempunyai sejarah korupsi yang panjang. Xi selama ini mencoba mengatasi masalah korupsi itu, seperti yang dilakukan para pendahulunya.
Meski sudah berupaya keras membasmi korupsi, masih saja ada korupsi tingkat tinggi di militer dan di kalangan perwira Pasukan Roket. Mengingat militer dan Kementerian Luar Negeri merupakan elemen penting dalam sistem politik China, banyak pihak mengkhawatirkan tentang masalah komunikasi, eskalasi, dan manajemen krisis di negara itu. (REUTERS/AFP)