Sulit menduga KTT G20 pada 9-10 September 2023 akan menghasilkan deklarasi. Uni Eropa bersama mitra dan sekutunya mendesak deklarasi lebih keras pada Rusia.
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
NEW DELHI, JUMAT— Sejumlah pihak ragu, Konferensi Tingkat Tinggi G20 di India bisa menghasilkan deklarasi pemimpin. Perpecahan di antara peserta konferensi semakin mengeras dalam setahun terakhir. Sebagai tuan rumah, India masih terus mengupayakan agar deklarasi disepakati.
Koordinator Pelaksanaan KTT G20 India Amitabh Kant mengatakan, naskah deklarasi hampir selesai dibahas. Jika disepakati di kalangan pejabat teknis, naskah itu akan diserahkan kepada para pemimpin untuk diadopsi. ”Saya tidak mau berspekulasi untuk saat ini,” ujarnya, Jumat (8/9/2023), di New Delhi, India.
New Delhi berusaha keras tidak menjadi tuan rumah pertama yang gagal menfasilitasi konsesus pada deklarasi G20. Isu yang membayangi pencarian konsensus itu masih sama, serangan Rusia ke Ukraina dan desakan kepada China agar merestrukturisasi utang negara miskin. Sejak Indonesia jadi ketua pada 2022, isu itu sudah membayangi. Walakin, kini perbedaannya semakin mengeras.
Perundingan akan sulit karena Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping tidak hadir di New Delhi. Presiden Joko Widodo dijadwalkan tiba pada Jumat malam. Adapun Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel telah tiba.
Sulit setuju
Michel mengatakan, sulit menduga KTT G20 pada 9-10 September 2023 akan menghasilkan deklarasi. Uni Eropa bersama mitra dan sekutunya mendesak deklarasi lebih keras pada Rusia. ”Saya tidak bermaksud menyatakan sesuatu yang membuat prosesnya lebih rumit. Kami mendukung upaya yang dilakukan India,” ujarnya.
India ingin deklarasi juga mengakomodasi kepentingan Rusia dan China. Hal itu berarti, mustahil menghasilkan deklrasi yang mengecam serangan Rusia pada Ukraina. ”UE akan terus mendukung Ukraina dan menekan Rusia,” ujarnya.
Brussels kembali menekankan manuver Moskwa yang menyandera pasokan pangan dunia. Serangan pada fasilitas ekspor pangan Ukraina menyulitkan pengiriman hasil panen dari Ukraina ke pasar global. Serangan meningkat sejak 17 Juli 2023. Pada Jumat, Rusia mengumumkan keluar dari Kesepakatan Laut Hitam. Kesepakatan itu menyediakan jalur aman bagi ekspor pangan Ukraina.
Moskwa berkeras, kesepakatan itu merugikan Rusia. Sebab, hak-hak Rusia yang disetujui dalam kesepakatan itu tidak kunjung dipenuhi. Rusia mau sanksi pada bank-banknya yang menerima hasil ekspor dicabut. Moskwa mengklaim, pasokan pangan dan pupuk dari Rusia melebihi pasokan dari Ukraina.
Kementerian Luar Negeri Rusia menuding G7, kelompok tujuh negara industri, menekan India soal isu Ukraina di deklarasi. ”Mereka mau kesepakatan yang mencerminkan kepentingan sepihak. India berusaha tetap netral, sesuai mandat G20. India menolak desakan mengundang Ukraina,” demikian pernyataan Kemenlu Rusia sebagaimana dikutip kantor berita Tass.
Peneliti senior Brookings Institution, Tanvi Madan, menyebut, akan sulit mencapai konsensus dengan ketidakhadiran Putin dan Xi. Wakil Beijing dan Moskwa di KTT diragukan bisa menghasilkan keputusan penting.
Ia menyebut India ingin perimbangan kontribusi di antara dua kubu di G20. Amerika Serikat dan sekutunya diharapkan meningkatkan dukungan finansial pada aneka program yang telah disepakati secara global. Sementara China-Rusia diharapkan memberi konsensi soal energi, pangan, dan utang.
Dalam berbagai kesempatan, Beijing menyangkal tidak mau merestrukturisasi utang negara miskin. China ingin Barat juga melakukan restrukturisasi. Sebab, porsi terbesar utang pada negara miskin diberikan pemerintah dan aneka lembaga keuangan di Barat.
Madan menyebut, sejauh ini setidaknya 90 persen isu yang dibahas di masa keketuaan India telah disepakati. Karena itu, kurang tepat jika menyebut India gagal menjadi tuan rumah jika tidak ada deklarasi pada isu tertentu.
KTT di India pun dianggap menghasilkan terobosan. Uni Afrika akan diterima sebagai anggota penuh seperti halnya UE. Uni Afrika menjadi organisasi kawasan kedua yang menjadi anggota G20. (AFP/REUTERS)