”Diplomasi Kereta Cepat” PM China antara Halim dan Karawang
Perdana Menteri China Li Qiang melakukan ”diplomasi” di luar ruang sidang KTT Ke-43 ASEAN dengan menjajal kereta cepat Jakarta-Bandung.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI, FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA, HELENA FRANSISCA NABABAN, LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
Di sela-sela agendanya menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Ke-43 ASEAN di Jakarta, Rabu (6/9/2023), Perdana Menteri China Li Qiang menjajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau KCJB. Didampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, ia naik kereta dari Stasiun Halim ke Stasiun Karawang pergi-pulang.
Waktu tempuh kereta yang dinaiki Li dari Stasiun Halim hingga Karawang sekitar 15 menit. Li dikenalkan dengan motif batik mega mendung yang menghiasi interior kereta cepat serta berbagai fasilitas rangkaian kereta cepat yang lengkap dan nyaman.
Kereta penumpang dan kereta inspeksi yang dinaikinya melaju dengan kecepatan hingga 350 kilometer per jam. Li juga melihat berbagai fasilitas dan interior di stasiun kereta cepat Halim dan Karawang.
Proyek KCJB adalah proyek kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah China. Setelah pembengkakan, nilai proyek terakhir menjadi 7,27 miliar dollar AS atau lebih kurang Rp 111,23 triliun.
Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang dalam wawancara yang dirilis Global Times, Rabu (6/9/2023), menyebutkan, tuntasnya pembangunan proyek KCJB bakal memfasilitasi secara luar biasa manufaktur China untuk berkiprah di tingkat global dan menginspirasi negara-negara berkembang untuk memiliki kepercayaan diri dalam mencapai jalur pembangunan yang sesuai dengan kondisi nasional masing-masing.
KCJB memiliki panjang trase 142,3 km, dengan empat stasiun dan satu depo. Empat stasiun itu meliputi Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar. Adapun satu depo berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun akan terintegrasi dengan moda transportasi massal di setiap wilayah. Jalur KCJB dirancang sebagai kereta dua jalur, dengan rancangan kecepatan maksimum 350 km per jam.
”Kami merasa terhormat dan mengucapkan terima kasih atas kunjungan Perdana Menteri Li Qiang melihat sejumlah kesiapan yang telah dilakukan dari berbagai sisi, mulai dari pelayanan, pemenuhan fasilitas publik, hingga penataan area stasiun yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kereta cepat bagi penumpang,” tutur Eva Chairunisa, General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
”Kunjungan ini memberi dorongan dan motivasi bagi kami untuk menyediakan layanan kereta cepat yang optimal dan paripurna kepada masyarakat Indonesia. Ke depan, kami harap kereta cepat ini bisa disambut baik oleh masyarakat dan menjadi pilihan moda transportasi untuk perjalanan dari Jakarta menuju Bandung atau sebaliknya,” kata Eva.
Dijadwalkan, operasi komersial kereta cepat itu dimulai 1 Oktober mendatang. Waktu tempuh Jakarta-Bandung, yang biasanya tiga jam, lebih cepat menjadi sekitar 40 menit. ”Dengan catatan speed tersebut, KCJB menjadi kereta api cepat pertama di Asia Tenggara,” ujar Luhut melalui akun Instagram-nya seusai melakukan uji coba bersama PM Li.
Ia menuturkan, setelah menunggu 15 tahun sejak digagas pada 2008, Indonesia akan segera merasakan kehadiran kereta cepat relasi Jakarta-Bandung dengan kecepatan 350 km per jam. Dari data International Union of Railway, hingga tahun 2022, hanya 20 negara yang memiliki layanan kereta cepat, salah satunya adalah Indonesia.
Menurut Eva, kolaborasi kedua negara sangat penting dalam perkembangan kereta api cepat Indonesia. Sebagai salah satu negara dengan fasilitas KA cepat terbaik di dunia, China membawa teknologi dan melakukan transfer pengetahuan mengenai infrastruktur dan operasional KA cepat kepada SDM Indonesia.
Untuk layanan operasional, lanjut Eva, KCIC memiliki 11 rangkaian KA penumpang dan 1 CIT yang seluruhnya sudah tiba di Indonesia dan berada di Dipo Tegalluar. Proses sertifikasi sarana dan prasarana dilakukan bersama Kementerian Perhubungan.
”Mengingat kereta api cepat merupakan salah satu proyek strategis nasional, KCIC memastikan saat operasional dilakukan, maka dipastikan sudah sesuai dengan seluruh regulasi yang ada,” katanya.