Didorong oleh perkembangan signifikan negara-negara ASEAN, kawasan ini telah berkembang hingga menjadi pendorong yang kuat bagi perekonomian global. Tema ”Epicentrum of Growth” yang diusung Indonesia sangat tepat.
Oleh
FUMIO KISHIDA, PERDANA MENTERI JEPANG
·5 menit baca
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang diketuai oleh Indonesia dan mengusung tema ”Epicentrum of Growth” telah berlangsung sejak kemarin. Sebagai Perdana Menteri Jepang, saya merasa gembira karena dapat berkunjung kembali ke Indonesia setelah kunjungan pada April dan November tahun lalu.
Tahun ini juga merupakan Peringatan 50 Tahun Persahabatan dan Kerja Sama Jepang-ASEAN, serta Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Jepang-Indonesia. Pada Juni lalu, Yang Mulia Kaisar Akihito dan Permaisuri Masako melakukan kunjungan ke Indonesia sebagai tamu negara, dan mendapat sambutan hangat yang diberikan baik oleh Presiden Joko Widodo maupun rakyat Indonesia, sekaligus menerima banyak kesempatan untuk berinteraksi dari hati ke hati dengan mereka. Sama halnya saat kunjungan Kaisar dan Permaisuri pada waktu itu, atas sambutan hangat yang diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia beserta rakyat Indonesia kepada saya dan delegasi dalam kunjungan kali ini, saya mengucapkan banyak terima kasih dari lubuk hati terdalam.
Setengah abad telah berlalu sejak Jepang menjadi negara pertama di dunia yang memprakarsai dialog dengan ASEAN, Jepang dan ASEAN tidak hanya menjadi mitra di sektor utama, seperti perdagangan dan investasi, tetapi juga menjadi sahabat sejati dari ”hati-ke-hati”, yang telah bersama-sama menempuh perjalanan untuk perkembangan dan integrasi komunitas ASEAN.
Tentu saja, jalan yang dilalui berliku-liku. Namun, setiap kali berhadapan dengan tantangan besar, seperti krisis moneter Asia, Tsunami Samudra Hindia 2004, Gempa Bumi Bagian Timur Jepang, dan pandemi Covid-19, kita selalu saling mengulurkan tangan dan bekerja sama demi perdamaian dan kestabilan kawasan, serta untuk perkembangan dan kemakmuran berkelanjutan.
Kemitraan yang berdasar pada kepercayaan dan saling pemahaman dalam kurun waktu yang panjang ini menjadi karakteristik kemitraan antara Jepang dan ASEAN.
Didorong oleh perkembangan signifikan negara-negara ASEAN, kawasan ini telah berkembang hingga menjadi pendorong yang kuat bagi perekonomian global. Tema ”Epicentrum of Growth” yang diusung Indonesia sebagai Ketua ASEAN sangat tepat pada momentum saat ini.
Pada saat komunitas internasional berada pada persimpangan jalan yang sangat menantang dalam sejarah, kunci bagi kawasan ini untuk tetap menjadi epicentrum of growth yang damai dan stabil adalah dengan menjaga serta memperkuat tatanan dunia yang bebas dan terbuka berdasarkan supremasi hukum.
Wilayah kita saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan. Agresi Rusia terhadap Ukraina tidak hanya isu bagi kawasan Eropa, tetapi juga tantangan terhadap prinsip-prinsip yang menjadi sandaran seluruh komunitas internasional. Melonjaknya harga pangan serta sumber energi yang diperparah oleh agresi Rusia terhadap Ukraina juga berdampak pada kehidupan masyarakat di kawasan ini.
Beralih ke Asia-Pasifik, kawasan ini, selain sedang menghadapi tantangan, seperti upaya untuk mengubah status quo dengan kekerasan secara sepihak, dan meningkatnya aktivitas nuklir dan rudal Korea Utara, juga sedang didesak dengan tugas membangun rantai pasokan yang tangguh dan menanggulangi intimidasi ekonomi.
Dalam kondisi seperti ini, saya yakin bahwa mengembangkan dan memakmurkan kawasan ini sebagai tempat yang menghormati kebebasan dan supremasi hukum, serta bebas dari kekuasaan dan intimidasi, tidak hanya akan memberikan manfaat kepada Jepang dan ASEAN, tetapi juga kepada dunia secara keseluruhan.
”ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP)” yang diusung oleh ASEAN dan ”Free and Open Indo-Pacific” (FOIP) yang dipromosikan Jepang berbagi prinsip dasar yang sama pada keterbukaan, transparansi, inklusivitas, dan penghormatan terhadap hukum internasional. Sangatlah penting untuk memelihara dan memperkuat tatanan internasional yang bebas serta terbuka berdasarkan supremasi hukum, dan mempromosikan inisiatif konkret yang berkontribusi pada prinsip-prinsip penting tersebut.
Pada Maret tahun ini, saya mengumumkan ”Rencana Baru Jepang untuk FOIP (Japan’s New Plan for a FOIP)”, yang memprioritaskan dan mengidentifikasi Asia Tenggara sebagai wilayah yang penting, serta memberikan dana tambahan sebesar 100 juta dollar AS kepada Japan ASEAN Integrated Fund (JAIF) yang telah berkontribusi pada integrasi komunitas ASEAN.
Selain itu, saya juga mengumumkan pembaruan komprehensif pada Japan-ASEAN Connectivity Initiative guna memperkuat konektivitas keras dan lunak. Secara khusus, selain dukungan yang telah dilaksanakan untuk pembangunan infrastruktur transportasi, Jepang juga akan mempromosikan kerja sama teknis di berbagai bidang, termasuk kerja sama digital dan maritim, rantai pasok, konektivitas listrik, dan konektivitas sumber daya manusia serta ilmu pengetahuan guna membantu memperdalam integrasi komunitas ASEAN. Dengan demikian, hubungan antara Jepang dan ASEAN dapat diperkokoh. Saya berencana mengumumkan inisiatif baru ini dalam kunjungan saya ke Indonesia.
Kita juga perlu memperkuat pertukaran antarwarga secara luas guna menyambungkan kemitraan dari ”hati-ke-hati” yang merupakan fondasi kedekatan hubungan kita kepada generasi berikutnya. Jepang akan terus mempromosikan program-program pertukaran budaya, warga, dan pengetahuan yang menarik, seperti program pertukaran pemuda JENESYS dan ”WA Project”—Toward Interactive Asia through ”Fusion and Harmony”—yang diselenggarakan The Japan Foundation. Jepang juga akan terus memberikan dukungan terhadap pendidikan bahasa Jepang. WA Project adalah Kebijakan Pertukaran Budaya Asia.
Dalam 101 hari ke depan, pada Desember, di Tokyo, sebagai penutup peringatan 50 tahun persahabatan dan kerja sama Jepang-ASEAN, akan diselenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi Khusus Jepang-ASEAN. Di sinilah kita bersama-sama mengumumkan sebuah visi yang memberikan pedoman utama bagi hubungan dan kerja sama ASEAN-Jepang di masa depan.
Pada pertemuan puncak besok, saya ingin memastikan kerja sama erat dengan negara-negara ASEAN guna persiapan Konferensi Tingkat Tinggi Khusus tersebut.
Jepang akan senantiasa mendukung sentralitas dan kesatuan ASEAN, serta akan selalu bergandengan tangan dengan sahabat-sahabat ASEAN demi perdamaian dan kemakmuran kawasan dalam mengatasi isu kekinian kita bersama, seperti perubahan iklim, krisis kesehatan masyarakat, digitalisasi, dan tata kelola kecerdasan buatan (AI).
Saya juga ingin berusaha agar Persahabatan Cemerlang (Golden Friendship) yang telah lama terjalin antara Jepang dan ASEAN dapat diteruskan kepada generasi berikutnya dalam sepanjang tahun ini sehingga generasi mendatang dapat melihat tahun ini sebagai Kesempatan Cemerlang (Golden Opportunities) untuk bersama-sama menciptakan era baru.
Saya sangat menantikan kesempatan untuk mengenal lebih dekat para pihak yang akan saya temui selama kunjungan ini.