Indonesia Angkat Ancaman Rivalitas Adidaya di Kawasan
ASEAN terbuka jika dijadikan ladang untuk menumbuhkan kerja sama, menciptakan kemakmuran, menghadirkan stabilitas, dan membina damai. ASEAN menolak dijadikan perangkat kepentingan pihak lain
Oleh
KRIS MADA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Indonesia terus mengungkapkan kecemasan pada rivalitas berbagai pihak di Asia Tenggara. ASEAN harus berusaha memastikan tetap memimpin dinamika kawasan.
Presiden RI Joko Widodo mengatakan, dunia sedang tidak baik-baik saja. “Tantangan masa depan semakin berat dan mengakibatkan perebutan pengaruh oleh kekuatan besar,” ujarnya dalam pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN, Selasa (5/9/2023), di Balai Sidang Jakarta.
Dalam situasi seperti itu, ASEAN sepakat untuk tidak menjadi alat kepentingan pihak lain. ASEAN juga sepakat bekerja sama secara terbuka dengan semua pihak untuk kedamaian dan kemakmuran bersama. “Jangan jadikan kapal kami, ASEAN, sebagai arena rivalitas yang saling menghancurkan,” ujarnya.
Kapal itu, Presiden melanjutkan, harus dikendalikan ASEAN. Kendali ASEAN akan membawa kapal itu mengarah pada kedamaian, kestabilan, dan kemakmuran ASEAN. “Kita harus jadi nahkoda di kapal kita sendiri,” ujar Presiden.
Presiden mengatakan, ASEAN terbuka jika dijadikan ladang untuk menumbuhkan kerja sama, menciptakan kemakmuran, menghadirkan stabilitas, dan membina damai. “Tidak hanya bagi kawasan tapi juga bagi dunia,” ujar Presiden.
Salah satu bentuk upaya ASEAN merangkul semua pihak adalah menggandeng Asosiasi Lingkar Samudera Hindia (IORA) dan Forum Kepulauan Pasifik (PIF). Ketua IORA sekaligus Presiden Bangladesh Mohammad Shahabuddin dan Ketua PIF sekaligus Perdana Menteri Kepulauan Cook Mark Brown hadir pada KTT ASEAN.
ASEAN terbuka jika dijadikan ladang untuk menumbuhkan kerja sama, menciptakan kemakmuran, menghadirkan stabilitas, dan membina damai.
Presiden menyebut, ASEAN bersama PIF dan IOR. Untuk pertama kali, KTT ASEAN diikuti perwakilan dari negara bukan anggota. Pertemuan antara pemimpin ASEAN dengan pemimpin negara mitra biasanya dilakukan terpisah. Kali ini, rangkaian KTT ASEAN dengan negara mitra digelar pada 6-7 Juli 2023 di Balai Sidang Jakarta. Sementara KTT internal ASEAN digelar seharian pada Selasa.
Sebelum pemimpinnya ikut KTT ASEAN, sekretariat PIF dan IORA meneken kerja sama dengan sekretariat ASEAN. Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama itu dilakukan di sela pertemuan para menteri luar negeri ASEAN.
Kerja Sama Indo-Pasifik
Kerja sama dengan PIF dan IORA bagian dari upaya memajukan penerapan Pandangan ASEAN tentang Indo-Pasifik. ASEAN, PIF, dan IORA merupakan organisasi asli bangsa-bangsa Indo-Pasifik. Lewat kerja sama itu, ASEAN mencoba mendorong visi Indo-Pasifik yang mewakili pandangan dari bangsa-bangsa kawasan.
Selama ini, gagasan soal Indo-Pasifik didominasi oleh bangsa-bangsa dari luar kawasan. Gagasannya pun lebih menekankan soal keamanan dan politik. Padahal, mayoritas bangsa Indo-Pasifik berstatus negara berkembang. "Bahasa negara berkembang adalah pembangunan, kesejahteraan, ekonomi," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Presiden mengatakan, ASEAN telah bekerja keras lewat berbagai cara untuk berkontribusi pada Indo-Pasifik. Selain menggandeng IPF dan IORA, Indonesia sebagai ketua ASEAN juga menggagas forum ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF).
Semua upaya itu bagian dari bentuk tanggung jawab ASEAN pada kawasan. Upaya itu juga agar ASEAN berdampak positif bagi warganya dan dunia. “ASEAN sebagai kapal besar memiliki tanggung jawab yang juga besar pada ratusan juta jiwa rakyat yang berlayar bersama di dalamnya,” kata dia.
Presiden juga menyinggung soal keraguan pada soliditas ASEAN. Kerap kali kesatuan ASEAN dipertanyakan. Kerap pula ada keraguan pada kemampuan ASEAN untuk terus melaju.
“Kesatuan ASEAN sampai dengan saat ini masih terpelihara dengan baik. Kesatuan jangan diartikan tidak ada perbedaan pendapat. Sebagai negara yang memiliki beragam suku, budaya, bahasa, dan agama, bagi Indonesia kesatuan itu adalah sebuah harmoni dalam perbedaan, termasuk di dalamnya perbedaan pendapat,” tuturnya.
Modal ASEAN besar untuk meraihnya. Tapi ASEAN harus mampu bekerja lebih keras, lebih kompak, lebih berani, dan lebih gesit.
Kesatuan ASEAN penting bagi upaya kawasan menghadapi aneka tantangan. “Arah ASEAN jelas, menjadi epicentrum of growth. Modal ASEAN besar untuk meraihnya. Tapi ASEAN harus mampu bekerja lebih keras, lebih kompak, lebih berani, dan lebih gesit,” ujarnya.
ASEAN juga perlu strategi jangka panjang yang relevan. Setidaknya, relevansinya sampai 20 tahun ke depan atau hingga 2045. “Saya mengapresiasi dukungan negara anggota ASEAN dalam pembahasan ASEAN Concord IV,” ujarnya. (INA/MHD/RAZ)