”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”
Asia Tenggara adalah satu dari sedikit kawasan yang stabil dan damai. Dengan stabilitas dan perdamaian tersebut, pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara hampir selalu di atas pertumbuhan ekonomi dunia.
Saya sering mengatakan bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja. Konflik dan perang masih terus terjadi. Pertumbuhan ekonomi dunia pascapandemi tidak secepat yang kita harapkan.
Akan tetapi, tidak berlebihan jika kita mengatakan bahwa Asia Tenggara adalah satu dari sedikit kawasan yang stabil dan damai. Dengan stabilitas dan perdamaian tersebut, pertumbuhan ekonomi Asia Tenggara hampir selalu di atas pertumbuhan ekonomi dunia.
Situasi tersebut tidak mungkin terjadi jika tidak ada ASEAN. ASEAN-lah yang memberikan kontribusi besar terhadap kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, dan sejahtera.
Namun, ASEAN tidak boleh lengah. Kekuatan besar semakin nyata melakukan tarik-menarik kepentingan di kawasan ini dan juga di Indo-Pasifik.
Melihat situasi saat ini, sudah dapat dipastikan bahwa ASEAN akan menghadapi tantangan yang lebih berat di masa depan. Untuk itu, kontribusi apa yang akan diberikan Indonesia selama menjalankan keketuaannya di ASEAN?
Empat roh
Terdapat empat roh besar keketuaan Indonesia di ASEAN:
Pertama, meletakkan visi jangka panjang ASEAN. Saat ini, ASEAN sedang menegosiasikan ASEAN Concord IV. Jika negosiasi berhasil diselesaikan, ASEAN akan memiliki fondasi kuat untuk melanjutkan perjalanan dan menghadapi tantangan hingga tahun 2045.
Visi jangka panjang sangat diperlukan bagi sebuah asosiasi seperti ASEAN sehingga ASEAN dapat selalu berjalan ke arah yang dituju, berada pada koridor yang sudah ditetapkan. Visi ini diharapkan menjadi pegangan atau guidance bagi kerja ASEAN ke depan.
Kedua, menjadikan ASEAN lebih tangguh menghadapi tantangan masa depan. Ini bukan hal yang mudah mengingat perkembangan dunia yang sangat dinamis.
Situasi krisis pasti akan terjadi lagi dan bahkan akan lebih sering terjadi. Oleh karena itu, ASEAN harus siap dan mampu mengambil keputusan yang cepat agar dapat menangani krisis dan situasi emergency.
Percepatan pengambilan keputusan harus dilakukan, terutama di saat krisis. ASEAN harus dapat melakukan hal tersebut agar relevansi ASEAN tetap terjaga. Isu mengenai bagaimana ASEAN dapat lebih cepat merespons situasi krisis inilah yang menjadi salah satu prioritas keketuaan Indonesia.
Di samping itu, sebagai markas Sekretariat ASEAN, Indonesia melihat pentingnya perkuatan peran Sekjen dan Sekretariat ASEAN serta peran para wakil tetap (watap/dubes) untuk ASEAN dalam proses pengambilan keputusan.
Jika kita dapat menjalankan ini, ASEAN akan dapat mempertahankan relevansinya, yang berarti ASEAN Matters.
Ketiga, menjadikan Asia Tenggara sebagai pusat pertumbuhan atau epicentrum of growth. Perdamaian dan stabilitas adalah aset. Struktur demografi penduduk ASEAN yang produktif adalah juga aset. Aset-aset inilah yang harus dipergunakan ASEAN untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, berkelanjutan, dan merata.
Keketuaan Indonesia berusaha membangun beberapa kluster kerja sama ekonomi yang dapat menunjang pertumbuhan yang berkelanjutan di ASEAN, misalnya membangun ketahanan energi, ketahanan pangan, stabilitas keuangan, dan ketahanan kesehatan.
Di KTT September ini, banyak kerja sama baru yang akan dilakukan ASEAN dengan negara mitra, misalnya mengenai ketahanan pangan dengan India, Kanada, dan Australia. Selain itu, juga dilakukan pembangunan ekosistem baterai dengan ASEAN Plus Three (Jepang, China, dan Korea Selatan).
Sebagai satu kesatuan ekonomi yang semakin terintegrasi dan berusaha memperkuat stabilitas keuangan kawasan, ASEAN sepakat untuk membangun konektivitas pembayaran serta penggunaan mata uang lokal untuk transaksi intra-ASEAN.
Selain fokus pada pembangunan ekonomi hijau, ASEAN juga membahas ekonomi biru sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi.
Roh keempat, mentransformasikan sebuah konsep ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) menjadi kerja sama yang konkret.
Membuat sebuah konsep tidak mudah. Namun, mengimplementasikan konsep atau cara pandang dalam kerja sama konkret yang inklusif jauh lebih sulit lagi. Indo-Pasifik adalah kawasan yang sangat strategis. Karena strategis, perebutan pengaruh juga marak terjadi di kawasan ini.
Keketuaan Indonesia ingin kembali menekankan bahwa Indo-Pasifik tidak saja perlu didekati dengan pendekatan keamanan, tetapi juga kemanfaatan ekonomi. Indo-Pasifik tidak boleh didekati dengan pendekatan containment, tetapi justru harus didekati melalui pendekatan inklusif.
Habit of cooperation (adat gotong royong atau bekerja sama) harus dimakmurkan di Indo-Pasifik. Oleh karena itu, selama berlangsungnya KTT Ke-43 ASEAN dan KTT lainnya, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah ASEAN-Indo-Pacific Forum, suatu forum yang akan mempertemukan para pemimpin/pengambil keputusan dengan kalangan bisnis. Sejauh ini, antusiasme kepesertaan dan daftar kerja sama yang akan dihasilkan sangatlah memuaskan.
Empat roh di atas akan menjadi roh utama penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN dan KTT lainnya yang akan dilaksanakan di Jakarta pada 5-7 September 2023.
Isu Myanmar
Saya paham betul, pertanyaan publik selalu muncul mengenai Myanmar. Saya telah sampaikan beberapa kali bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat kerja-kerja ASEAN.
ASEAN harus terus fokus bekerja membangun komunitas ASEAN, di tengah tantangan dunia yang semakin besar. Hasil kerja nyata ASEAN dinantikan lebih dari 650 juta penduduk ASEAN.
Bagi Indonesia, Lima Butir Konsensus (5PC) merupakan referensi utama bagi ASEAN untuk membantu Myanmar keluar dari krisis politiknya. Adapun 5PC adalah keputusan para pemimpin ASEAN yang harus ditindaklanjuti. Dalam KTT nanti, para pemimpin ASEAN akan melihat sejauh mana implementasi 5PC dilakukan oleh junta militer Myanmar.
Selama keketuaan Indonesia, lebih dari 145 engagements dilakukan dengan hampir semua pemangku kepentingan. Ini adalah engagements yang paling intensif dan paling luas yang dapat dilakukan selama ini. Namun, engagements tersebut hanya merupakan alat antara (building block) menuju terciptanya dialog nasional inklusif guna membahas masa depan Myanmar.
Tanpa dialog nasional yang inklusif, Indonesia yakin instabilitas akan terus terjadi di Myanmar. Kita semua paham bahwa sebuah konflik hanya akan selesai dan perdamaian akan tercipta jika para pihak yang terlibat memiliki komitmen kuat untuk mencapai perdamaian.
Dalam menjalankan keketuaannya, Indonesia bekerja keras untuk memperkokoh fondasi visi jangka panjang, fondasi untuk menghadapi tantangan masa depan, fondasi untuk memperkokoh ketahanan dan pusat pertumbuhan ekonomi, serta tekad menjadikan kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera. Indonesia meyakini bahwa kesuksesan ASEAN akan memberikan kontribusi signifikan bagi dunia.
Kapal ASEAN harus terus berlayar, melaju menuju tujuan. Indonesia siap terus berkontribusi menjadikan ”ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.