Siapkan KTT ASEAN, RI Fokus Dorong Asia Tenggara Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi
RI akan fokus membawa isu ekonomi dalam KTT ASEAN tahun 2023 yang digelar di Jakarta pada 5-7 September ini.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia telah siap menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT Ke-43 ASEAN yang akan digelar di Jakarta Convention Center atau JCC, Jakarta, pada 5-7 September mendatang. Dalam KTT tersebut, Indonesia akan fokus mendorong agar kawasan Asia Tenggara dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
”Ya, saya melihat persiapan sudah 99,9 persen siap kita melaksanakan ASEAN Summit dan ya, kecil-kecil tadi yang perlu dirampungkan dalam sehari-dua hari,” ujar Presiden Jokowi ketika memberikan keterangan pers seusai meninjau kesiapan penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN di Jakarta, Jumat (1/9/2023).
Presiden menegaskan bahwa Indonesia akan fokus membawa isu ekonomi dalam KTT ASEAN ke-43 ini. ”Ya, ke pertumbuhan. ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Lebih jauh, Presiden menyampaikan bahwa manfaat penyelenggaraan KTT ASEAN harus bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat. ”Sejak awal saya sampaikan bahwa ASEAN ini tidak hanya berbicara tinggi-tinggi, tetapi betul-betul bisa ada manfaatnya ke bawah, ke masyarakat,” ucap Presiden.
Baca juga: 17 Pemimpin Negara Akan Kumpul di KTT ASEAN, TNI-Polri Siapkan Hampir 20.000 Personel
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menambahkan, saat ini Asia Tenggara telah menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Di sela-sela pertemuan KTT ASEAN akan digelar pula pertemuan ASEAN Business Advisory Council (ABAC). Penyelenggaraan ABAC akan dipimpin Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
”Ada satu flagship event, flagship event itu ASEAN-Indo Pacific Forum. Ini forum yang besar, baru sekali dilakukan oleh ASEAN. Tujuannya untuk menerjemahkan ASEAN outlook on the Indo-Pacific 2019 yang diinisiasi Indonesia. Ini adalah turunannya,” kata Retno.
ASEAN-Indo Pacific Forum akan dihadiri beberapa pemimpin negara. ”Jadi, selalu kalau Bapak Presiden mengonkretkan semua konsep. Kita sudah punya konsepnya, kita sudah punya outlooknya 2019, sekarang kita terjemahkan dalam kerja sama yang konkret,” ucapnya.
Sejak awal saya sampaikan bahwa ASEAN ini tidak hanya berbicara tinggi-tinggi, tetapi betul-betul bisa ada manfaatnya ke bawah, ke masyarakat.
Retno menambahkan, KTT Ke-43 ASEAN akan dihadiri 22 negara yang terdiri atas 11 negara ASEAN, termasuk Timor Leste. Selain itu, juga akan dihadiri sembilan negara mitra. Sembilan negara mitra yang akan hadir terdiri dari Korea, Jepang, India, China, Australia, Selandia Baru, Kanada, Rusia, dan Amerika Serikat.
ASEAN juga mengundang dua negara lain, yaitu Bangladesh sebagai Ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) dan Kepulauan Cook sebagai Ketua Pacific Island Forum (PIF). IORA dan PIF diundang karena salah satu prioritas KTT ASEAN kali ini adalah Indo Pasifik damai, stabil, sejahtera, dan inklusif.
”Jadi, pada saat kita bicara Indo-Pasifik ada sisi di Pasifik Selatan, ada sisi di Indian Ocean Rim yang harus mulai kita rangkul dan di dalam KTT nanti ada kerja sama antara Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat IORA dan PIF. Jadi untuk IORA, PIF itu sekjen-sekjennya datang, negara ketuanya itu datang,” ucap Retno.
Kepentingan rakyat
Selain itu, Retno juga mengonfirmasi bahwa sejumlah organisasi internasional akan hadir pada KTT ini. ”Plus organisasi internasional yang menjadi mitra ASEAN, yaitu PBB, Sekjen PBB akan hadir, plus akan hadir juga World Bank, IMF, kemudian World Economic Forum, tadi IORA, PIF. Jadi, totalnya ada 22 negara plus 9 organisasi internasional,” lanjutnya.
Menlu Retno menegaskan bahwa KTT kali ini pun akan membicarakan tentang persoalan yang dihadapi rakyat. Pada KTT Ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, sebagian besar hasil KTT telah menyentuh kepentingan rakyat, seperti proteksi untuk pekerja migran dan anak buah kapal. Ada pula kerja sama untuk memberantas kejahatan lintas batas yang terkait dengan online scam.
”Kita buatkan network desa. Jadi ASEAN Village Networking. Kita sadar bahwa sebagian besar ASEAN adalah negara berkembang dan peran desa di dalam perekonomian ASEAN, peran UMKM di dalam perekonomian ASEAN cukup besar juga,” ucap Menlu.
Pada KTT Ke-43 ASEAN, Indonesia bertekad akan meletakkan fondasi yang kuat agar ASEAN bisa melaju ke depan. Tidak hanya program jangka pendek, tetapi juga jangka panjang sampai 2045 agar ASEAN bisa merespons berbagai tantangan.
Baca juga: Mengapa Biden Memutuskan Tak Hadir pada KTT ASEAN di Jakarta?
”Seperti Bapak (Presiden) tadi bilang, ada yang sifatnya visioner. Fondasi-fondasi itu dibikin Indonesia. Ada yang sifatnya harus merespons kepentingan rakyat. Itu sudah kita lakukan di (KTT) ke-42 plus dagingnya, ekonominya, akan digarap melalui APAC, melalui Asian Indopasific Forum,” ujar Retno.
Berbeda dari KTT ASEAN di Labuan Bajo sebelumnya, Retno menyampaikan bahwa Presiden akan memimpin 12 pertemuan pada rangkaian kegiatan KTT Ke-43 ASEAN ini. Tidak hanya itu, Kepala Negara juga dijadwalkan melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah negara yang hadir.
”Kali ini ada 12 KTT yang harus dipimpin Bapak Presiden plus pertemuan bilateralnya itu so far, ini masih akan nambah terus, sudah 13 pertemuan bilateral. Jadi teman-teman bisa bayangkan dalam tiga hari Bapak Presiden harus memimpin 25 pertemuan, 12 di antaranya adalah KTT,” ujar Retno.
Kesiapan Infrastruktur
Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau kesiapan sejumlah infrastruktur yang akan digunakan untuk penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN, antara lain lokasi ketibaan para pemimpin negara, ruang pertemuan, hingga pusat media.
Turut mendampingi Presiden dalam peninjauan tersebut Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.
Dalam keterangan tertulis, Menteri Basuki menyatakan Kementerian PUPR mendukung secara penuh penyelenggaraan KTT Ke-43 ASEAN, terutama melalui penyediaan infrastruktur. ”Kemarin, 25 Agustus 2023, rehabilitasinya sudah selesai semua dan sekarang kita bisa melihat hasilnya,” kata Menteri Basuki.
Menurut Direktur Jenderal Cipta Karya Diana Kusumastuti, rehabilitasi JCC memiliki konsep desain utama dengan mengadopsi elemen budaya Indonesia yang dapat mencerminkan karakter dan identitas bangsa Indonesia. ”Kami menambahkan instrumen-instrumen yang menggambarkan keragaman Indonesia, misalnya di tambah balutan rotan sintetis, padded wall, dan karpet,” kata Diana.
Rehabilitasi JCC dilaksanakan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jakarta Metro, Direktorat Jenderal Cipta Karya, sejak 12 Juni 2023 dengan masa pelaksanaan 105 hari. Konstruksi dilakukan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan anggaran yang bersumber dari APBN senilai Rp 115,88 miliar.
Pekerjaan rehabilitasi JCC terdiri dari 4 Zona, yakni Zona 1 (Lower Ground) meliputi Kasuari Lounge, Merak Room, Nuri Room, Maleo Room, Murai Room, Kenari Room, Kakatua Room, Lower Lobby Prefunction, Summit Room, Summit Lounge, walkway (ke Hotel Sultan), mushala, dan toilet.
Zona 2 (Ground Floor) terdiri dari pekerjaan arsitektur Assembly Hall, Main Lobby, Cendrawasih Hall dan Koridor, Prefunction Hall A, serta VIP Room dan toilet (Cendrawasih). Zona 3 (Ground) terdiri dari penanganan plenary hall dan koridor serta president area. Dan terakhir, Zona 4 (Ground) berupa pemasangan kanopi, penataan drop off, taman depan, taman samping, toilet, dan mushala outdoor.
Di samping melakukan rehabilitasi JCC, Kementerian PUPR melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat, Direktorat Jenderal Bina Marga, juga mendukung peningkatan konektivitas. Hal ini dilakukan melalui pekerjaan preservasi jalan dengan overlaying lapisan beraspal di dalam kawasan GBK sepanjang 4,67 km dengan jumlah anggaran Rp 29,32 miliar.