Prabowo: Tidak Ada Pernyataan Bersama dengan Kementerian Pertahanan AS
Prabowo kembali menekankan bahwa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan China, Amerika Serikat maupun Rusia. Sejalan dengan prinsip bebas aktif, Indonesia bersahabat dengan semua negara.
Oleh
EDNA CAROLINE PATTISINA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS- Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menegaskan, tidak ada pernyataan bersama dengan Kementerian Pertahanan AS saat ia bertemu Menhan AS Llyod Austin pekan lalu. Prabowo mengatakan, Indonesia pada prinsipnya bersahabat dengan semua negara dan menganut politik luar negeri bebas aktif.
“Posisi Indonesia sangat jelas. Kita adalah non-aligned. Kita adalah nonblok, kita bersahabat dengan semua negara. Jadi saya kira itu yang penting,” ungkap Prabowo usai menyerahkan motor trail listrik untuk TNI dan Polri di Kementerian Pertahanan, Kamis (31/8).
Prabowo menegaskan, tidak terdapat pernyataan bersama dengan Kementerian Pertahanan AS. Salah satu yang disebutkan Pentagon dalam pernyataan bersama kedua Menteri adalah pandangan yang sama terkait klaim maritim dan tindakan ekspansif China di Laut China Selatan (LCS). Terkait hal ini, sejalan dengan prinsip bebas aktif, maka Prabowo kembali menekankan bahwa Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan China, Amerika Serikat maupun Rusia.
“Tidak ada joint statement dan tidak ada press conference ya. Yang penting saya garis bawahi bahwa hubungan kita dengan Tiongkok sangat baik. Kita saling menghormati, kita sudah ada saling pengertian,” lanjut Prabowo. Prabowo mengatakan, Indonesia sangat bersahabat dengan China, menghargai AS dan bersahabat dengan Rusia.
Prabowo lantas menjelaskan jika jalinan hubungan yang baik di antara Indonesia dan sejumlah negara mitra pun tercermin dari rangkaian kunjungan kenegaraan yang ia lakukan. Dalam waktu dekat, Prabowo mengungkapkan dirinya akan memenuhi undangan serta bertandang ke China dan Rusia. “Saya juga akan ke Moskwa. Saya juga dapat undangan ke Beijing bulan Oktober, insyaAllah saya diundang ke sana,” ujarnya.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Jenderal Ahmad Yani, Yohanes Sulaiman mengatakan, pernyataan yang tertera dalam pernyataan bersama pers yang dirilis oleh Pentagon sifatnya normatif. Indonesia menjunjung tinggi soal hukum internasional. Dalam pernyataan di website Pentagon itu disebutkan “Keduanya memiliki pandangan yang sama tentang klaim Cina yang ekspansif secara militer di Laut Cina Selatan tidak sesuai dengan hukum internasional sebagaimana ada di UNCLOS”. Kedutaan Besar Cina dalam pernyataannya, mengatakan, pihaknya mendapat informasi dari pihak Indonesia bahwa pernyataan AS itu tidak benar. “Tidak ada yang kontroversial karena Indonesia sejak dulu tidak setuju dengan nine dash line itu,” kata Yohanes.
Dalam keterangan resmi Kementerian Pertahanan RI, tidak disebutkan adanya Pernyataan Bersama. Keterangan Kemhan RI yang dimuat di situs Kemhan tidak menyinggung soal Laut Cina Selatan dan UNCLOS. Disebutkan, Menhan RI Prabowo dan Menhan AS Austin membahas komitmen Amerika Serikat dan Indonesia, sebagai dua negara demokrasi terbesar di dunia, terhadap supremasi hukum dan profesionalisasi kedua angkatan bersenjata. Pada tahun ini, Taruna Indonesia dari TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, dan Angkatan Laut telah melanjutkan studi di Amerika.