Chandrayaan-3 Ungkap Keberadaan Unsur Belerang dan Oksigen di Kutub Selatan Bulan
Pragyan, modul penjelajah pada misi Chandrayaan-3 mulai menghasilkan informasi dasar yang berguna bagi penjelajahan ruang angkasa. Pragyan mengidentifikasi adanya unsur oksigen, belerang, alumunium, besi serta kalsium
Oleh
MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
New Delhi, Rabu — Misi luar angkasa Chandrayaan-3 yang sepekan lalu berhasil mendaratkan Virkam di Bulan, mengonfirmasi adanya unsur belerang dan sejumlah elemen kimia lain, termasuk oksigen di dekat kutub selatan Bulan. Pencarian keberadaan cadangan air terus dilakukan hingga akhir misi. Kabar terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Riset Ruang Angkasa India (ISRO), Rabu (30/8/2023), menyebutkan - rover - wahana penjelajah Pragyan yang telah menelusuri permukaan kutub selatan Bulan mengonfirmasi keberadaan belerang, alumunium, besi, kalsium, kromium, titanium, mangan, oksigen dan silikon di permukaan bulan.
“Instrumen Laser-Induksi Breakdown Spectroskopi (LIBS) yang ada di rover Chandrayaan-3 telah melakukan pengukuran in-situ pertama pada komposisi unsur permukaan bulan di dekat kutub selatan,” kata ISRP dalam sebuah pernyataan. “Pengukuran in-situ ini mengkonfirmasi keberadaan belerang di wilayah tersebut dengan jelas, sesuatu yang tidak mungkin dilakukan oleh instrumen yang ada di pengorbit,” kata ISRO.
Analisis spektrografi juga mengkonfirmasi keberadaan aluminium, kalsium, besi, kromium dan titanium di permukaan bulan. Dengan pengukuran tambahan, menurut ISRO, ditunjukkan pula adanya mangan, silikon dan oksigen.
Sejak mendarat di kutub selatan Bulan, misi Chandrayaan-3 telah bekerja ekstra untuk mencari dan membuktikan sejumlah analisis mengenai kandungan yang ada di kawasan itu. menggunakan wahana penjelajah yang diberi nama Pragyan dan dilengkapi dengan instrumen spektroskop laser, penjelajah ini telah berulang kali mengirimkan gambar mengenai lingkungan , mengambil sampel permukaan Bulan dan meneliti zat yang dikandungnya.
Pada hari Sabtu (26 Agustus), misalnya, para ilmuwan ISRO menampilkan video di X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) tentang Pragyan yang berkeliaran di sekitar titik pendaratan misi, yang telah diberi nama Shiv Shakti Point. Dalam video tersebut, penjelajah bulan berwarna emas itu terlihat berada di ujung lain dari dua jalur halus yang dibuatnya di permukaan bulan sejak keluar dari pendarat yang mengantarnya ke sana, Vikram.
Pada hari Senin, rute penjelajah tersebut diprogram ulang ketika mendekati kawah selebar 4 meter (13 kaki). “Sekarang mereka dengan aman menuju jalur baru,” kata ISRO.
Pesawat tersebut bergerak dengan kecepatan lambat sekitar 10 sentimeter (4 inci) per detik untuk meminimalkan guncangan dan kerusakan pada kendaraan akibat medan kasar di bulan.
Suhu permukaan Bulan
Selain akan mempelajari atmosfer bulan dan aktivas seismiknya, hasil observasi awal tentang suhu lapisan tanah Bulan di sekitar kutub selatan juga telah berhasil dilakukan. Menggunakan teknologi ChaSTE (eksperimen termofisika permukaan chandra), Pragyan yang dilengkapi alat pengukur suhu dengan 10 sensor suhu individual, mulai melakukan tugasnya sejak mulai menjelajah permukaan kutub selatan beberapa saat setelah mendarat pada 23 Agustus lalu.
Ilmuwan ISRO BHM Darukesha, dikutip dari laman media india NDTV, mengatakan, setelah melihat data yang dikirim oleh wahana Pragyan, suhu permukaan lebih tinggi dari yang diperkirakan. “Kami yakin suhu di permukaan bisa berkisar 20-30 derajat celcius, padahal sebenarnya suhu di permukaan adalah 70 derajat,” katanya.
Menteri Ilmu Pengetahuan India, Jitendra Singh mengatakan hasil penelitian ini nantinya akan memberikan dasar bagi studi lanjutan kelayakan atau kelangsungan hidup manusia.
Gambar video yang disediakan Indian Space Research Organization menunjukkan permukaan bulan saat wahana antariksa Chandrayaan-3 bersiap mendarat, pada Rabu (23/8/2023). (ISRO via AP)
“Kepadatan yang rendah dan isolasi termal yang tinggi dari regolit (lapisan batuan Bulan) meningkatkan potensinya sebagai bahan dasar untuk habitat masa depan. Sementara penilaian terhadap berbagai variasi suhu sangat penting untuk kelangsungan hidup,” katanya.
Data sementara yang dikirimkan oleh Vikram dan ChaSTE, permukaan Bulan mengalami variasi suhu yang besar pada siang dan malam. Suhu minimum turun di bawah 100 derajat Celcius sekitar tengah malam bulan, sedangkan suhu maksimum melampaui 100 derajat sekitar tengah hari.
Kepala ISRO S Somanath mengatakan, wahana pendarat Vikram dan wahana penjelajah Pragyan dalam kondisi sangat baik. "Semua kegiatan sesuai jadwal. Semua sistem normal," tulis ISRO di X, sebelumnya Twitter.
Somanath mengatakan ada banyak tantangan di permukaan bulan yang akan dialami ISRO untuk pertama kalinya, terutama debu bulan dan suhu yang dapat berdampak pada bagian yang bergerak.
“Debu itu bisa masuk ke bagian-bagian yang bergerak dan membuat mereka macet, bantalan sistem mungkin tidak berfungsi, motor mungkin tidak berfungsi,” katanya kepada CNN News 18.
Debu bulan berbeda dengan debu di permukaan bumi dan jika tidak ada udara di bulan, debu tersebut dapat menempel pada material penjelajah sehingga berdampak pada pengoperasiannya, katanya.
“Semua ini menciptakan masalah pada mekanisme tersebut, jadi mari kita lihat bagaimana kelanjutannya,” kata ilmuwan tersebut. "Kita hadapi saja, makanya kita dalami. Kalau sudah diketahui semua, apa asyiknya?”,” katanya. (AP/Reuters)