Getah Bertemu Menlu Israel, Menlu Libya Kehilangan Jabatan dan Mengungsi ke Turki
Pertemuan antara Menlu Libya Najla al-Mangoush dan Menlu Israel Eli Cohen di Roma, Italia, terbongkar. Yang membongkar adalah Israel. Mangoush dicopot dari jabatan menlu dan mengungsi ke Turki.
Oleh
MUHAMMAD SAMSUL HADI
·4 menit baca
Tragis nian nasib Menteri Luar Negeri Libya Najla al-Mangoush. Ia tak hanya kehilangan jabatan menlu, Senin (28/8/2023), tetapi juga harus mengungsi ke Turki. Pemicunya adalah terbongkarnya pertemuan antara dia dan Menlu Israel Eli Cohen di Roma, Italia, pekan lalu.
Surat pemecatan kepadanya dilayangkan Perdana Menteri Libya Abdul Hamid al-Dbeibah, berselang sehari setelah Kementerian Luar Negeri Israel merilis berita pertemuan Cohen dan Mangoush. Hari Minggu (27/8/2023) malam, Kemenlu Israel melalui pernyataan resmi mengumumkan, Cohen telah bertemu dengan Mangoush sekitar dua jam di Roma, pekan lalu.
Disebutkan, itu pertemuan diplomatik pertama antara Libya dan Israel. Kedua negara ini tidak memiliki hubungan diplomatik. Karena itu, di tengah upayanya memperluas hubungan dengan negara-negara Arab atau negara berpenduduk mayoritas Muslim, Israel seperti ”telah mencetak gol” lewat pertemuan Cohen-Mangoush tersebut.
Menurut Cohen, dalam pertemuan itu, ia dan Mangoush membahas pentingnya memelihara bekas peninggalan komunitas Yahudi di Libya, termasuk merenovasi sinagog dan kuburan-kuburan Yahudi. Keduanya juga membicarakan kemungkinan bantuan Israel dalam isu-isu kemanusiaan, pertanian, dan pengelolaan air.
Tak lama setelah pengumuman tersebut dirilis Kemenlu Israel, kerusuhan massal pecah di sejumlah kota di Libya. Media setempat melaporkan, massa menyerbu kantor Kemenlu Libya. Massa terpisah menyerang dan membakar kediaman PM Dbeibah. Di kota Zawiya, pengunjuk rasa membakar bendera Israel. Unjuk rasa juga meletus di Misrata.
”Pemerintahan ini telah melampaui batas-batas terlarang dan harus digulingkan,” tulis Khalid al-Mishri, politisi yang mengetuai Dewan Negara, lembaga legislatif di Tripoli. Undang-Undang Libya 1957 menyatakan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai tindakan kriminal.
Undang-Undang Libya 1957 menyatakan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai tindakan kriminal.
Kemenlu Libya berupaya meredakan kemarahan massa dengan menyatakan, pertemuan Cohen-Mangoush ”tak direncanakan dan bukan pertemuan resmi di sela pertemuan dengan Menlu Italia (Antonio Tajani)”. Pertemuan itu juga tak membahas perundingan, kesepakatan, atau konsultasi.
Pengumuman yang dirilis Kemenlu Israel, dengan membongkar pertemuannya dengan Cohen, benar-benar mengejutkan Mangoush. Tanpa membuang waktu, ia segera terbang dengan pesawat pribadi, meninggalkan Tripoli melalui Bandar Udara Mitiga menuju Istanbul, Turki.
Tak ingin memegang bola panas, hari Senin kemarin, PM Dbeibah mencopot Mangoush. Ia juga memerintahkan penyelidikan lebih lanjut terhadap Mangoush meski Manghoush sudah tak lagi berada di Libya.
Di Libya, posisi Dbeibah sudah rawan. Seperti diketahui, sejak Pemimpin Moammar Khadafi digulingkan dan tewas 2011, negara itu terus dilanda kekacauan dan perang saudara. Muncul dualisme pemerintahan: satu di Tripoli, satu lagi di Benghazi, Libya timur. Dbeibah memimpin pemerintahan di Tripoli, yang diakui komunitas internasional.
Keputusan Dbeibah mencopot Manghoush seolah mengindikasikan Dbeibah tidak mengetahui atau diberi laporan tentang pertemuan Maghoush dan Cohen. Namun, dua pejabat senior Libya kepada kantor berita Associated Press mengungkapkan, Dbeibah sebenarnya tahu pertemuan itu.
Bahkan, Dbeibah memberi lampu hijau dan turut merancang pertemuan tersebut bersama Manghoush. Dbeibah juga langsung diberi laporan oleh Manghoush setelah Manghoush tiba kembali di Tripoli. Ditambahkan oleh pejabat senior itu, rencana normalisasi hubungan Libya-Israel telah dibahas Dbeibah dengan Direktur CIA William Burns saat Burns berkunjung ke Tripoli, Januari 2023.
Apakah dengan pemecatan itu, Manghoush sengaja dikorbankan Dbeibah? Boleh jadi.
Yang pasti, setelah pertemuan dua jam di Roma itu terbongkar, semua pihak lepas tangan. Kemenlu Israel menyatakan, bukan pihaknya yang pertama kali membocorkan pertemuan itu. Mereka tak menjawab pertanyaan wartawan, apakah pengumuman yang dirilis itu telah dikoordinasikan dengan Libya.
Seorang pejabat Israel mengungkapkan, Kemenlu Israel terpaksa merilis pengumuman itu setelah sebuah media Israel berencana memublikasikan berita tentang pertemuan Cohen-Manghoush. Ia menambahkan, Israel juga telah memberi tahu Libya tentang publikasi rilis tersebut dan kedua pihak telah sepakat untuk mengumumkan pertemuan di Roma meski tak disebutkan waktunya.
Kemenlu Italia juga tak mau terkena getah. Ia meminta seluruh pertanyaan terkait pertemuan Manghoush-Cohen disampaikan langsung kepada otoritas Libya dan Israel meski pertemuan tersebut berlangsung di Roma, Italia. Menurut sumber diplomat Italia, Menlu Italia Antonio Tajani tak hadir dalam pertemuan itu.
Di Israel, Cohen juga jadi sasaran kecaman. Salah satu kecaman pedas dilontarkan mantan PM sekaligus mantan Menlu, Yair Lapid. ”Negara-negara di dunia pagi ini melihat tindakan tak bertanggung jawab, berupa pembocoran pertemuan antara Menlu Israel dan Libya, dan mereka bertanya: apakah mungkin membangun relasi luar negeri dengan negara seperti itu?” kata Lapid, yang kini menjadi oposisi Pemerintah Israel, melalui pernyataan tertulis, Senin (28/8/2023).
”Apakah mungkin percaya pada negara seperti itu,” kata Lapid. (AP/AFP/REUTERS)