Topan Khanun dan Dora Menerjang, Lan Bertahap Menyusul
Cuaca ekstrem terus melanda. Di AS, kebakaran lahan menghanguskan wilayah bersejarah di Hawaii.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·4 menit baca
MAUI, KAMIS — Negara Bagian Hawaii di Amerika Serikat berjibaku menangani terjangan badai Dora. Di Maui, angin kencang akibat Dora mengakibatkan api kebakaran lahan semakin hebat. Distrik bersejarah Lahaina pun dilalap si jago merah. Sementara itu, di Korea Selatan, topan Khanun membawa hujan deras dan di selatan Jepang, topan Lan perlahan terbentuk.
Wali Kota Maui Richard Bissen mengumumkan pada Rabu (9/8/2023) malam waktu setempat atau Kamis (10/8/2023) waktu Indonesia bahwa kebakaran lahan di Maui telah menelan korban jiwa 36 orang. Umumnya, mereka tewas karena sesak menghirup asap hitam.
Di Lahaina, distrik bersejarah di pesisir Maui yang berpenduduk 12.000 jiwa, 2.100 orang harus diungsikan. Pemerintah daerah mencatat ada 271 rumah dan gedung yang hangus terbakar. Salah satunya adalah rumah Jordan Sirabay, warga setempat. Ia segera mengungsikan keluarganya begitu api mendekat.
”Kami berkendara menerobos kepulan asap hitam. Di kanan dan kiri, rumah-rumah terbakar,” kata Sirabay kepada surat kabar USA Today. Tidak hanya dia yang kehilangan tempat tinggal, sanak dan saudaranya juga mengalami nasib naas serupa.
Api membakar begitu cepat dan besar akibat embusan angin dari badai Dora. Rumah-rumah warga langsung hangus dalam hitungan menit. Sejumlah warga, termasuk anak-anak, terpaksa menceburkan diri ke laut demi menghindari api dan hawa panas. Petugas pencarian dan penyelamatan (SAR) kemudian mengevakuasi mereka dengan menggunakan kapal.
Kebakaran juga terjadi di Pulau Besar (Big Island) Hawaii. Listrik dan jaringan selular di beberapa wilayah padam sehingga warga tidak bisa menghubungi keluarga ataupun teman guna mengecek keadaan mereka. Tidak hanya itu, wisatawan pun banyak yang terjebak di hotel.
Kepala Dinas Perhubungan Hawaii Edwin Sniffen mengatakan, 11.400 wisatawan sudah diterbangkan ke dataran Amerika Serikat dan 1.500 wisatawan sedang menunggu kloter berikutnya. Akan tetapi, masih banyak yang tersebar di sejumlah lokasi pariwisata di gugus kepulauan Hawaii.
Presiden AS Joe Biden memerintahkan agar dana federal digunakan untuk membantu masyarakat Hawaii pulih dari kebakaran. Presiden AS 2008-2016 Barack Obama yang lahir dan menghabiskan sebagian masa kecilnya di Hawaii mengutarakan kesedihannya melihat tempat tinggalnya dulu porak-poranda.
”Setiap kali terjadi bencana, penduduk asli, penduduk kulit berwarna, dan penduduk miskin AS yang paling terdampak karena kelompok-kelompok ini rentan akibat sukar mendapat akses bantuan,” kata sejarawan David Aiona Chang kepada media NBC News.
Apalagi, di Hawaii, penduduk asli memiliki kedekatan sejarah dan spiritual yang erat dengan tanah. Lahaina, misalnya, merupakan daerah yang sangat penting, jauh sebelum Kerajaan Hawaii berdiri pada 1795. Kota ini kemudian menjadi ibu kota kerajaan pada 1802.
Hawaii kemudian dicaplok oleh AS pada 1898 dan ibu kota dipindah ke Honolulu di Pulau Besar. Akan tetapi, hal ini tidak menyurutkan pentingnya nilai sejarah Lahaina bagi penduduk Hawaii dan mosaik sejarah AS itu sendiri.
Sementara itu, topan Khanun membawa angin kencang dan hujan lebat di Korea Selatan. Kecepatan angin mencapai 90-119 kilometer per jam. Adapun curah hujannya 50-200 milimeter, bahkan di wilayah pesisir curah hujannya mencapai 300 milimeter. Pemerintah Korsel mengumumkan, ada satu laki-laki berumur 67 tahun di kota Daegu, wilayah selatan negara tersebut, yang tewas akibat topan Khanun.
Surat kabar Korea Times melaporkan, secara keseluruhan, ada 13.000 warga dari 80 kota dan distrik yang diungsikan. Di Provinsi Gyeongsang Utara, jumlah warga yang dievakuasi ada 6.300 orang. Gara-gara topan yang berarti ”nangka” dalam bahasa Thailand ini, 1.600 sekolah, mulai dari TK hingga SMA, mengatur ulang jadwal pembelajaran mereka.
Badan Meteorologi Korsel mengumumkan, topan Khanun akan tiba di Korea Utara pada Jumat (11/8/2023) pagi. Menurut dosen ilmu atmosfer Universitas Nasional Kangju, Lee Hyun-ho, topan Khanun adalah topan pertama yang melintasi Semenanjung Korea. Pada September 2022, topan Hinnanmor yang berkekuatan besar hanya melanda wilayah ujung selatan Korsel. Akan tetapi, Khanun bergerak dari selatan ke utara menyapu seluruh semenanjung.
”Ini karena suhu permukaan laut semakin panas dan penguapan air semakin besar. Kita harus mewaspadai badai-badai yang semakin serius di masa mendatang,” kata Lee. Juli 2023 merupakan bulan terpanas sepanjang sejarah dan mengantar manusia memasuki era pendidihan, bukan lagi pemanasan global.
Di Pulau Ogasawara, Jepang bagian selatan, dilaporkan bibit topan yang disebut Lan tengah terbentuk. Badan Meteorologi Jepang memperkirakan, dalam beberapa hari, topan Lan akan menyambangi Tokyo. (AP)