Taktik NATO Gagal, Ukraina Kembali Terapkan Cara Perang Soviet
Pasukan Ukraina tak bisa menerapkan taktik dan strategi perang dari NATO untuk melawan Rusia. Presiden Volodymyr Zelenksyy menyebut, taktik NATO butuh persenjataan dan amunisi memadai. Ukraina tak punya dua hal itu.
Oleh
KRIS MADA
·5 menit baca
AP PHOTO/EFREM LUKATSKY
Prajurit Ukraina berlindung setelah menembakkan mortar yang diarahkan ke posisi militer Rusia di garis depan pertempuran di wilayah Zaporizhzhia, Ukraina, 24 Juni 2023.
Strategi Ukraina dalam serangan balik di musim panas 2023 tidak kunjung memuaskan. Padahal, strategi itu bertumpu pada 36.000 tentara yang telah dilatih Amerika Serikat dan sekutunya. Strategi itu juga menggunakan lebih dari 1.000 kendaraan standar Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Kini, Ukraina memilih kembali ke cara sendiri.
Peningkatan penggunaan pesawat nirawak untuk menyerang Rusia menjadi salah satu taktik yang dikembangkan Ukraina selama perang. Dalam laporan media Ukraina, Pravda dan Kyiv Independent, Kamis (3/8/2023), Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov, kembali melaporkan serangan pesawat nirkawak ke wilayah Provinsi Belgorod, Rusia.
Di sisi lain, Angkatan Udara Ukraina mengungkap penembakan dengan 22 pesawat nirawak Rusia sepanjang Kamis dini hari. Sebagian pesawat itu berpeledak, sebagian lagi berfungsi sebagai pengintai. Kyiv disasar oleh 15 pesawat. Sisa pesawat-pesawat lainnya menuju ke berbagai provinsi di Ukraina.
Ukraina juga harus meninggalkan taktik yang dilatihkan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) karena Rusia terbukti bisa terus menyerang. Dalam serangan ke Dermaga Izmil di Odessa, Rabu (2/8/2023), Rusia menghancurkan 44.000 ton hasil panen Ukraina. Seluruh hasil panen itu disimpan di gudang untuk persiapan ekspor melalui Sungai Danube.
Serangan Rusia telah menghancurkan lebih dari 100.000 ton hasil panen Ukraina. Menurut Kyiv, hasil panen itu dipersiapkan untuk dikirim ke Asia dan Afrika. “Dengan menghancurkan infrastruktur di (Sungai) Danube, Rusia mau menyingkirkan Ukraina sama sekali dari pasar,” kata Gennadiy Ivanov, Direktur BPG Shiping, perusahaan angkutan kargo.
AFP/UKRAINIAN EMERGENCY SERVICE
Foto yang dirilis oleh Badan Tanggap Darurat Ukraina, Rabu (2/8), ini memperlihatkan bangunan yang rusak di sebuah pelabuhan di Danube setelah serangan pesawat nirawak Rusia di wilayah Odesa, malam sebelumnya.
Bukan hanya Odesa dan Kyiv, berbagai provinsi lain di Ukraina juga terus diserang Rusia. Setiap hari, rata-rata terdengar 1.000 ledakan di berbagai penjuru Ukraina. Pesawat nirawak yang dicegat atau menghantam sasaran, hingga rudal, mortar, dan peluru artileri menjadi sumber suara ledakan itu.
Tinggalkan Taktik NATO
Dalam laporan The New York Times dan CNBC pada 2 Agustus 2023, ada indikasi Ukraina meninggalkan taktik yang diajarkan NATO. Taktik itu dilatihkan kepada 36.000 tentara Ukraina, langsung dan tidak langsung, dalam periode tidak sampai setahun.
Masalahnya, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenksyy, penerapan taktik itu membutuhkan persenjataan dan amunisi memadai. Sayangnya, dua hal itu tidak didapatkan Ukraina.
Penerapan taktik yang diajarkan NATO membutuhkan persenjataan dan amunisi memadai. Dua hal ini tidak didapatkan Ukraina.
NATO, khususnya Amerika Serikat, mengajarkan Ukraina untuk lebih otonom di lapangan. Unit-unit di lapangan diizinkan berperang sesuai kondisi garis depan tanpa harus menanti perintah dari pusat.
Doktrin tersebut dianggap sebagai antitesa atas pasukan Rusia yang sangat ketat memegang rantai komando. Para perwira NATO menganggap taktik yang diajarkan ke Ukraina lebih unggul dari Rusia.
AFP/ANATOLII STEPANOV
Seorang anggota militer Ukraina menggali parit untuk perlindungan di dekat Kota Kreminna, wilayah Luhansk, 17 Juni 2023.
Namun, menurut sejumlah pejabat AS yang tak mau identitasnya diungkap, pasukan Ukraina tidak benar-benar bisa menerapkan pelajaran dari NATO. Banyak kesalahan penerapan di lapangan. Salah satu pelajaran NATO adalah serangan artileri, diikuti unit-unit infantri.
Ternyata, berulang kali unit infantri telat menyerang. Akibatnya, Rusia mampu menghadang serangan infantri Ukraina setelah berlindung dari serangan artileri.
Ladang ranjau menjadi salah satu faktor penghambat baik bagi kavaleri maupun infantri Ukraina. Rusia, menurut Zelenskyy, punya banyak waktu menanam ranjau di wilayah Ukraina yang didudukinya. Sulit merebut lagi daerah yang telanjur ditanami ranjau.
Paduan ranjau, parit, dan serangan udara membuat Ukraina kehilangan 20 persen kendaraan tempur kiriman NATO hanya di dua pekan awal serangan. Laju pengurangan melambat setelah Ukraina mengubah taktik serangan.
Paduan ranjau, parit, dan serangan udara membuat Ukraina kehilangan 20 persen kendaraan tempur kiriman NATO hanya di dua pekan awal serangan.
Para perwira NATO juga frustrasi karena, untuk alasan yang tidak diketahui, sampai sekarang, sebagian pasukan Ukraina menolak menyerang di malam hari. Padahal, serangan pembuka telanjur dilancarkan. Akibatnya, keunggulan di atas kertas gagal dimanfaatkan.
Meski demikian, para komandan Ukraina memutuskan beradaptasi dan tidak lagi mengandalkan taktik NATO. Selain mengunakan cara baru, Kyiv mengandalkan cara perang yang diketahui sejak negara itu masih menjadi bagian Uni Soviet. Metode itu telah dikuasai Ukraina selama puluhan tahun. Metode itu pula yang menjadi salah satu kunci kesuksesan mendesak Rusia mundur ke selatan dan timur Ukraina.
AFP/ANATOLII STEPANOV
Prajurit tank dari Brigade Mekanik Ke-93 ""Kholodnyi Yar" ambil bagian dalam latihan militer di dekat garis depan pertempuran di wilayah Donetsk, Selasa (1/8/2023).
Keputusan militer Ukraina itu memicu pertanyaan, sekaligus keraguan, mengenai keunggulan taktik NATO terhadap Rusia. Ada pula pertanyaan: akankah NATO berhasil mengubah tentara Ukraina, dari menganut model Soviet dan Pakta Warsawa, menjadi lebih dekat ke Barat.
Belum paham
Mantan marinir AS yang kini menjadi peneliti Foreign Policy Research Institute, Rob Lee, menyebut bahwa pasukan Ukraina belum benar-benar paham pada pelajaran dari NATO. Mereka tidak punya cukup waktu untuk mempelajari penggunaan persenjataan pasokan NATO. Tidak ada waktu pula untuk latihan bersama lintas matra dengan menggunakan pelajaran dari NATO.
“Lalu, mereka diterjunkan ke salah satu kondisi tempur yang amat rumit. Mereka jelas dalam posisi sulit,” ujar Lee.
Peneliti pada Carnegie Endowment for International Peace, Michael Kofman, menyebutkan bahwa kesalahan mendasar NATO dan Kyiv adalah menganggap latihan beberapa bulan akan membawa hasil luar biasa di lapangan. “Salah menganggap Ukraina akan berubah menjadi tentara AS dengan latihan beberapa bulan saja. Apalagi, mereka harus menghadapi pasukan Rusia yang sangat siap mengantisipasi serangan,” ujar Kofman, salah satu periset yang menyambangi garis depan Ukraina.
Seharusnya, AS dan sekutunya melatih Ukraina menajamkan kemampuan terbaiknya. AS dan sekutunya tidak perlu memaksa Ukraina menerapkan cara perang baru.
RUSSIAN DEFENSE MINISTRY PRESS SERVICE VIA AP
Dalam tangkapan layar dari video yang disiarkan Kementerian Pertahanan Rusia pada 9 Juni 2023 ini terlihat sejumlah tank dan panser Ukraina hancur di garis depan.
Analis keamanan Inggris, Gian Luca Capovin, khawatir Ukraina akan mengandalkan serangan oleh unit-unit kecil. Risiko jika menjalankan taktik itu adalah jatuhnya korban jiwa dalam jumlah besar. Padahal, potensi wilayah yang bisa direbut ulang amat kecil.
Capovin juga khawatir, Ukraina akan termakan strategi mengiris pelan-pelan yang diterapkan Rusia. Sejak mundur dari Kyiv dan sekitarnya, Rusia terus memakai strategi itu. Dengan pesawat berharga tidak sampai 30.000 dollar AS per unit, Rusia memaksa Ukraina menembakkan rudal berharga beberapa ratus ribu dollar AS per unit. Butuh lebih dari satu rudal untuk menjatuhkan satu pesawat nirawak.
Padahal, keterbatasan amunisi sejak lama jadi masalah Ukraina. Kyiv mencoba menyiasati dengan produksi nasional. Pada era Uni Soviet, Ukraina memang menjadi salah satu pusat industri persenjataan. Namun, 30 tahun sejak Uni Soviet runtuh ditambah dengan serangan Rusia, banyak pabrik persenjataan Ukraina tidak beroperasi optimal.
Pada 2021, Ukraina hanya bisa memproduksi 800 rudal setahun. Kala itu, jumlah pabrik persenjataan lebih banyak dari sekarang. Menteri Industri Strategis Ukraina Alexander Kamyshin mengklaim, ada ratusan pabrik fokus memproduksi pesawat nirawak dan amunisi. Mayoritas amunisi menggunakan standar Uni Soviet. (AFP/REUTERS)