China Batasi Akses Internet Remaja dan Anak
Pemerintah China berupaya membatasi akses internet remaja dan anak di bawah umur. Langkah ini ditempuh demi melindungi remaja dan anak di bawah umur dari sisi negatif internet.
BEIJING, KAMIS — Regulator internet China, Cyberspace Administration of China atau CAC, mendorong produsen gawai dan platform sistem operasi untuk membuat program yang bisa membatasi penggunaan gawai bagi anak usia di bawah 18 tahun. Program ini nantinya akan secara otomatis membatasi akses pengguna, khususnya anak-anak.
Proposal itu diumumkan CAC pada sesi perdagangan saham, Rabu (2/8/2023) sore. Inisiatif ini tidak membuat tertarik perusahaan teknologi, terutama para produsen gawai dan penyedia platorm sistem operasi. Meski begitu, CAC membuka pintu bagi produsen dan penyedia sistem operasi untuk memberi masukan hingga 2 September nanti.
CAC mengusulkan pengguna berusia 16-18 tahun diizinkan menggunakan gawai atau mengakses internet hanya selama dua jam sehari.
Dalam proposal itu, CAC mengusulkan pengguna berusia 16-18 tahun diizinkan menggunakan gawai atau mengakses internet hanya selama dua jam sehari. Anak-anak berusia 8-16 tahun mendapatkan waktu akses selama satu jam sehari dan anak-anak di bawah usia delapan tahun hanya bisa mengakses internet selama delapan menit sehari.
Namun, CAC mengatakan, penyedia layanan juga bisa mengizinkan orangtua untuk memutuskan hal lain, misalnya, memilih mengakhiri pilihan mode minor itu dan keluar dari batas waktu untuk anak-anak mereka.
Baca juga : Gawai yang Kian Mencandu
Pihak berwenang dalam beberapa tahun terakhir semakin khawatir tentang tingkat miopia dan kecanduan internet di kalangan anak muda. Usulan tentang pembatasan ini setahun terakhir sudah disodorkan CAC kepada publik dan para produsen gawai serta penyedia platform sistem operasi.
Dikutip dari laman Techwire Asia, proposal itu dikeluarkan CAC untuk sejumlah misi. Beberapa di antaranya adalah literasi internet di kalangan anak di bawah umur, norma konten informasi, perlindungan informasi dan data pribadi anak di bawah umur, serta pencegahan dan pengendalian kecanduan internet, khususnya permainan daring, bagi anak-anak di bawah umur.
Rancangan aturan, menurut laporan Techwire Asia, berlaku tidak hanya bagi produsen gawai dan penyedia platform sistem operasi. CAC juga mewajibkan produsen perangkat keras dan perangkat lunak untuk komputer menerima pengawasan pemerintah dan sosial dengan cara memasang perangkat lunak yang bisa membatasi akses pada produk atau layanan mereka sebelum merilisnya ke publik.
Selain itu, rancangan aturan juga mewajibkan pembatasan pengguna anak di bawah umur untuk berpartisipasi dan bahkan melarang mereka ikut serta dalam penggalangan dana daring atau jajak pendapat soal selebritas.
Sanksi
Pelanggaran atas aturan tersebut akan dikenai sanksi denda 5 persen dari nilai pendapatan tahunan, yang diambil dari pendapatan tahunan tahun fiskal sebelumnya, hingga batas tertinggi 50 juta yuan atau 7,88 juta dollar AS. Sanksi juga mencakup penangguhan izin usaha atau operasi.
Baca juga : China Batasi Permainan Gim
Rancangan aturan ini mendapat tanggapan skeptis dari pasar. Saat diumumkan kembali, Selasa (2/8/2023), saham perusahaan teknologi China terkoreksi pada perdagangan sesi sore. Bilibili dan Kuaishou masing-masing turun 6,98 persen dan 3,53 persen. Sementara Tencent Holdings, yang mengoperasikan aplikasi jejaring sosial WeChat, ditutup 2,99 persen lebih rendah.
Xia Hailong, pengacara di firma hukum Shanghai Shenlun, mengatakan, aturan itu akan memusingkan perusahaan internet. ”Banyak upaya dan biaya tambahan untuk menerapkan persyaratan peraturan baru ini dengan benar,” katanya.
Dia juga mengingatkan soal tingginya risiko ketidakpatuhan. ”Saya yakin banyak perusahaan internet mungkin mempertimbangkan untuk secara langsung melarang anak di bawah umur menggunakan layanan mereka,” kata Xia.
Techwire Asia, mengutip laporan Reuters, mengatakan, sejumlah perusahaan teknologi China, termasuk platform siaran streaming, seperti Tencent Vide dan iQIYI, telah memasang sistem ”mode remaja atau pemuda” untuk anak di bawah umur. Platform percakapan sosial WeChat juga telah memiliki mode remaja sejak 2020.
Ini dipandang sebagai kepatuhan perusahaan teknologi untuk membantu pemerintah dan orangtua membatasi anak-anak di bawah umur, khususnya untuk memberikan hadiah pada host atau individu yang melakukan siaran langsung dan membeli voucer untuk permainan daring.
Baca juga : "Game Online" Bisa Berdampak Negatif bagi Perekonomian RI
Bahkan, raksasa video streaming Bilibili memiliki mode remaja sejak 2019. Mode ini membuat para pengguna anak di bawah umur tidak bisa mengakses layanan streaming setelah pukul 22.00 dan mengalihkannya ke video pendidikan.
Kecanduan mengkhawatirkan
Mengutip laporan The New York Times, 20 Oktober 2021, Otoritas Administrasi Pers dan Publikasi Nasional Pemerintah China menyebut bahwa tingkat kecanduan permainan daring dan layanan video streaming di kalangan anak sekolah sudah pada level mengkhawatirkan.
Aturan yang dirilis pada 2021 mengatur batas waktu anak-anak dan remaja mengakses internet dan bermain permainan daring. Aturan itu menyebut, anak-anak dan remaja China dilarang bermain gim daring pada hari-hari sekolah dan dibatasi satu jam sehari pada akhir pekan dan malam hari libur.
”Baru-baru ini banyak orangtua telah melaporkan bahwa kecanduan permainan di antara beberapa remaja dan anak-anak secara serius merusak waktu belajar yang normal, kehidupan, bahkan kesehatan mental dan fisik mereka,” kata otoritas itu dalam pernyataannya.
Lembaga itu menambahkan, keinginan orangtua itulah yang menjadi dasar bagi pemerintah untuk melakukan pembatasan dan pengurangan akses internet serta permainan daring bagi anak-anak di bawah umur.
”Beberapa anak remaja tidak mau mendengarkan orangtua mereka, dan kebijakan ini dapat mengendalikan mereka,” kata Lily Feng, seorang pekerja perusahaan di Shenzhen. Dia mengatakan, putrinya yang berusia 10 tahun memang kurang tertarik pada permainan daring. Akan tetapi, putrinya lebih banyak mengakses Douyin, mirip dengan Tiktok.
”Saya pikir ini adalah kebijakan yang tepat. Itu berarti negara merawat anak-anak kita untuk kita,” kata Feng.
Baca juga : Dari Melarang Beralih Memberi Ruang
Setahun setelah aturan itu diuji coba, Komite Grup Industri Permainan menyebut bahwa aturan itu telah mengatasi masalah kecanduan permainan daring. Merujuk laporan kantor berita AP, Januari 2023, komite tersebut menyatakan bahwa 75 persen anak di bawah umur di China sudah mengurangi waktu bermain permainan daringnya menjadi kurang dari tiga jam sepekan. Orangtua juga menyatakan puas dengan aturan itu.
Sebuah laporan yang dirilis firma intelijen pasar permainan, Niko Partners, September 2022, menyebutkan bahwa jumlah pemain usia muda turun menjadi 82,6 juta pada tahun 2022 dari sebelumnya 122 juta pada tahun 2020.
Seorang warga Beijing, Zhong Weifei, mengatakan, putrinya yang berusia 11 tahun mengurangi waktunya bermain permainan daring sejak pembatasan mulai diberlakukan. Dia juga mendorong putrinya lebih banyak bermain ke luar rumah, berinteraksi dengan anak-anak lain, atau mencari aktivitas lain selain bermain gawai.
”Bahkan, selama hari libur nasional, dia tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain gim lagi karena dia menemukan hal lain untuk dilakukan, seperti bermain dengan anjing kami atau mainan lainnya,” katanya.
Namun, tidak semua orangtua setuju dengan pendekatan pemerintah yang keras. Huang Yan, ibu dari putri berusia 12 tahun dan putra berusia tujuh tahun di Beijing, mengatakan, gim daring dapat mendorong kerja sama tim dan membantu anak-anak berteman.
”Saya tidak menentang anak di bawah umur mendapatkan akses ke internet, gim, atau media sosial karena ini adalah tren umum dan tidak mungkin menghentikan mereka. Lebih baik membiarkan mereka menghadapi aktivitas ini dan mengintervensi dengan tepat jika mereka tidak mampu mengendalikan diri dan mengarahkan mereka ke hal yang lain,” katanya. (AP/REUTERS)