Doksuri diperkirakan akan menghantui sejumlah wilayah di China sampai Selasa ini. Setelah itu, giliran Topan Khanun yang akan datang. Ribuan warga telah dievakuasi dari distrik terdampak.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BEIJING, SENIN - Topan Doksuri menghantam China sejak Jumat (28/7/2023) dan diperkirakan belum akan mereda. Beijing sebagai kota yang dilalui topan ini memberlakukan siaga level teratas dan menyiapkan infrastruktur drainase maupun listrik agar bisa menunjang kehidupan warga selama badai mengguyur.
"Setidaknya, badai maupun hujan deras terus mengguyur sampai hari Selasa," kata Zhang Linna, Kepala Bagian Prakiraan Cuaca Lembaga Meteorologi Beijing kepada surat kabar terafiliasi pemerintah, China Daily, Senin (31/7/2023).
Topan Doksuri berasal dari Filipina dan berjalan menuju Taiwan, sebelum akhirnya tiba di China. Topan ini berdiameter 900 kilometer dengan kecepatan 10-15 kilometer per jam. Di Filipina, topan menewaskan 39 orang. Sebanyak 26 orang tewas gara-gara perahu mereka terbalik diterjang badai dan 13 korban lain tewas akibat banjir serta tanah longsor.
Di Beijing, data dari Sabtu (29/7) pukul 08.00 sampai dengan Senin pukul 10.00 menunjukkan, curah hujan rata-rata 157,8 milimeter. Akan tetapi, di beberapa titik, curah hujan mencapai 538 milimeter. Ibu kota China ini mengungsikan 3.301 warga dari 14 distrik.
Sebanyak 275 jalur bus di Beijing terdampak. Segala fasilitas umum ditutup. "Warga harap bekerja, bersekolah, ataupun berkuliah secara daring," kata pengumuman pemerintah yang disiarkan oleh kantor berita nasional Xinhua. Tidak ada kabar aliran listrik putus ataupun diputuskan.
Meskipun begitu sejumlah warga mengutarakan kekhawatiran mereka tidak bisa keluar untuk membeli bahan kebutuhan pokok. Apalagi, persediaan di rumah menipis. Mereka menunggu arahan pemerintah apabila nanti diberi jeda waktu untuk berbelanja.
Selain Beijing, daerah lain yang terkena dampak Topan Doksuri adalah Provinsi Hebei dan Provinsi Fujian. Di Hebei, penerbangan internasional dan domestik dibatalkan karena curah hujan mencapai 250 milimeter. Setidaknya ada 75.546 warga dari kota Baoding dan Shijiajuang yang diungsikan. Di Provinsi Fujian, jumlah yang diungsikan lebih besar, yakni 360.000 warga.
Sejauh ini, media-media di China yang seluruhnya terafiliasi dengan pemerintah melaporkan korban jiwa ada satu orang. Ini adalah seorang pengemudi truk di Baoding yang tewas ketika jembatan yang dilalui kendaraannya jebol akibat banjir. Di ketiga provinsi, masyarakat diminta menjauhi sungai karena sungai kecil sekalipun berisiko menimbulkan banjir bandang di tengah cuaca ekstrem.
Doksuri adalah topan kelima yang melanda China di tahun 2023. Pekan ini, Badan Meteorologi Nasional China memperkirakan datang badai baru yang disebut Topan Khanun. Walhasil, belum pulih wilayah yang disapu Doksuri, kadung didera Khanun.
Apabila Doksuri datang dari Filipina, Khanun datang dari Okinawa di Jepang. Media NHK melaporkan, jadwal untuk Senin dan Selasa sebanyak 200 penerbangan dibatalkan. Topan ini menuju Laut China Selatan yang berarti Provinsi Zhejiang di China merupakan yang pertama terdampak.
China bersiap ekstra keras karena tidak ingin mengalami tragedi seperti tahun 2021 lagi. Ketika itu, badai di Zhenghou, Provinsi Henan menelan 302 korban jiwa. Selain tewas akibat banjir dan longsor, juga ada korban yang tewas karena terperangkap di kereta api bawah tanah.
Xiao Zhixiang, peneliti dari Institut Meteorologi Guangxi menjelaskan bahwa suhu laut yang semakin memanas mengakibatkan penguapan kian banyak. "Ini penyebab topan dan badai semakin lebat dan lama," katanya, dikutip majalah ilmiah Eos edisi 12 Agustus 2020. (Reuters)