Diduga Terlibat Pencucian Uang, Putra Presiden Kolombia Ditahan
Tersangkut dugaan pencucian uang, Nicolas Petro yang merupakan anak presiden Kolombia, ditahan polisi.
Oleh
FX LAKSANA AGUNG SAPUTRA
·2 menit baca
–
BOGOTA, MINGGU – Polisi menahan Nicolas Petro, putra Presiden Kolombia Gustavo Petro, guna penyelidikan dugaan kasus pencucian uang dan upaya memperkaya diri secara terselubung. Penahahan yang dilakukan pada pukul 06.00 waktu setempat itu diumumkan Kantor Kejaksaan Agung, Sabtu (29/7/2023).
Penyelidikan kasus tersebut dimulai sejak Maret 2023. Sebelumnya, Nicolas Petro telah membantah tuduhan yang menyebutkan ia menerima uang dari pengedar narkoba sebagai imbalan untuk memasukkan kelompok itu dalam program kebijakan pemerintahan ayahnya yang ingin berdamai dengan kelompok krimimal di Kolombia.
Ikut ditahan pada dugaan kasus pencucian uang dan tuduhan pelanggaran data pribadi adalah mantan istri Nicolas, yakni Daysuris del Carmen Vasquez. Pada awal 2023, Vasques mengungkapkan kepada media lokal bahwa dua terduga lain yang terlibat dalam perdagangan narkoba telah memberikan Nicolas uang untuk kampanye ayahnya.
Sebagaimana telah saya tegaskan kepada Kejaksaan, saya tidak akan mengintervensi atau menekan keputusan mereka. Semoga peraturanlah yang secara bebas memandu proses ini.
Gustavo Petro melalui X, platform yang sebelumnya dikenal dengan Twitter, menyatakan, ia sedih sebagai orangtua yang menyaksikan anaknya ditahan. Namun, ia menjamin Kejaksaan Agung akan terus melanjutkan proses hukum sesuai peraturan yang berlaku.
”Kepada anakku, saya berharap ia beruntung dan mendapat kekuatan. Semoga peristiwa ini menempa karakternya dan semoga dia bisa berefleksi tentang kesalahan-kesalahan yang telah dia lakukan. Sebagaimana telah saya tegaskan kepada Kejaksaan, saya tidak akan mengintervensi atau menekan keputusan mereka. Semoga peraturanlah yang secara bebas memandu proses ini,” kata Gustavo.
Presiden telah berjanji untuk membuat kesepakatan damai dengan pemberontak dan kelompok kejahatan untuk mengakhiri konflik internal Kolombia. Konflik antara pemerintah dan kelompok krimimal telah berlangsung selama 60 tahun di Kolombia. Sekitar 450.000 orang dilaporkan tewas selama periode itu.
Sejumlah usaha telah dilakukan dan mencapai sukses dengan tingkat yang variatif pada tahun pertama pemerintahan Gustavo. Negosiasi yang dihidupkan kembali dengan kelompok gerilya Tentara Pembebasan Nasional (ELN) telah menghasilkan gencatan senjata yang akan dimulai pada Agustus 2023.
Sementara upaya untuk mengadakan percakapan dengan kelompok krimimal besar Clan del Golfo tersendat. Sebab, kekerasan masih terus berlanjut.
Kantor Jaksa Agung menyatakan akan meminta kepada hakim agar Petro dan Vasquez ditahan atas dakwaan-dakwaan yang telah ditetapkan.
Pemerintah mengusulkan sebuah undang-undang untuk mengatur penyerahan kelompok kriminal. Peraturan itu memberikan hukuman yang lebih rendah kepada para krimimal yang ikut menjadi peserta program.
Keringanan hukuman itu sebagai kompensasi atas informasi dan pekerjaan kolaboratif yang dilakukan peserta program. Namun, skema ini menuai kritik keras, termasuk dari Jaksa Agung.
Kantor Jaksa Agung menyatakan akan meminta kepada hakim agar Petro dan Vasquez ditahan atas dakwaan-dakwaan yang telah ditetapkan. ”Tuntutan akan dirumuskan untuk kejahatan yang disebutkan di atas dan tindakan pembatasan kebebasan akan diminta,” kata kantor Kejaksaan Agung dalam sebuah pernyataan. (REUTERS)