Setidaknya 40 persen barang mewah global akan dibeli warga China pada 2025. China akan menjadi penggerak utama pasar barang mewah.
Oleh
KRIS MADA
·4 menit baca
”Balas dendam” belum selesai di China. Kesulitan ke luar negeri, meski pembatasan telah dicabut, membuat pembalasan masih terus terjadi. Para produsen dan pemegang merek barang mewah suka itu dan berharap pembalasan terus berlangsung.
Pasar barang mewah terus bertumbuh di China. ”Kinerjanya melebihi pasar sektor dan komoditas lain,” kata Amrita Banta, Direktur Agility, lembaga riset pasar, kepada Reuters, Rabu (16/7/2023).
Ia menyoroti fakta penjualan perhiasan dan arloji mewah terus naik. Sementara penjualan produk busana dan aksesori biasa tumbuh normal saja. Penjualan aneka busana dan aksesori buatan Chanel, Dior, atau Balenciaga naik tajam sejak pembatasan dicabut.
Sunny Zhang adalah salah satu pembelanja yang berkontribusi pada lonjakan itu. Penduduk Shanghai itu mengatakan, pembatasan di era pandemi Covid-19 membuat banyak orang berpikir bahwa semua menjadi tidak berguna dan tidak berarti. ”Karena itu, saya berpikir harus menikmati saat ada,” ujarnya kepada The New York Times.
Sampai 2019, pegawai di lembaga konsultansi bisnis itu membeli paling banyak enam tas. Sejak pembatasan sosial dicabut di China, ia membeli hingga lima tas setiap bulan. ”Saya berganti tas setiap hari,” ujarnya kala sedang mengantre masuk ke toko Chanel di Plaza 66, Shanghai.
Berbagai butik barang mewah lain di beragam kota di China juga kewalahan dengan antusiasme pembeli. Penduduk Nanjing, Zoe Zhou, kecewa kala tas Dior yang diincarnya sudah habis. ”Antrean masuk butik tidak pernah putus. Sejak pembatasan dicabut, sepertinya setiap orang selalu membeli tas,” katanya.
Belanja di dalam negeri menjadi pilihan karena ke luar negeri masih sulit. Meski pembatasan dicabut, ke luar negeri tetap berarti membutuhkan paspor. Sementara kini antrean mendapat paspor amat panjang. Selain itu, secara faktual, masih banyak syarat perjalanan harus dipenuhi bagi warga China yang pulang dari luar negeri.
Andalan global
Sempat anjlok di era pandemi, belanja warga China untuk segmen barang mewah ditaksir akan terus meningkat. Bain&Co dan McKinsey bahkan menaksir, setidaknya 40 persen barang mewah global akan dibeli warga China pada 2025. Mitra senior pada Bain&Co, Claudia D’Arpizio, menyebut bahwa jumlah kelas menengah China akan mencapai 500 juta orang pada 2030. Mereka akan menjadi pembeli hingga 45 persen barang mewah. ”Porsi China pada pasar barang mewah global amat signifikan,” katanya.
Lembaga konsultansi PwC menyimpulkan, belanja barang mewah di China dilakukan dua kelompok konsumen. Mereka adalah pembelanja biasa dan klien amat penting (VIC). Jumlah konsumen biasa banyak, walakin nilai belanjanya lebih kecil daripada VIC. Sementara orang yang tergolong VIC sedikit walau total belanja mereka mengalahkan nilai belanja sektor lain.”Nilai belanja produk mewah oleh orang China bisa mencapai 112 miliar dollar AS pada 2025. Pasar produk mewah China pulih amat baik,” kata analis PwC China, Steven Zhong.
Biro Statistik Nasional China mencatat, penjualan aneka barang mewah naik lebih dari 35 persen pada triwulan I-2023. ”Kami menduga China akan menjadi penggerak utama pasar barang mewah tahun ini,” kata analis Morgan Stanley, Edouard Aubin.
Barang-barang kelas atas dari jenama Chanel, Hermes, dan Louis Vuitton akan mendapatkan porsi terbesar. Sementara sebagian merek lain akan mendapat porsi merata. Hingga akhir 2024, belanja barang mewah China akan dilakukan di toko-toko dalam negeri. Sementara belanja orang China di Eropa belum jelas kapan akan pulih.
Sejumlah analis mengingatkan, faktor geopolitik ikut berdampak pada ketidakjelasan itu. Banyak warga China masih ragu datang ke Amerika Serikat dan Eropa dalam situasi sekarang. Sebagian cemas pada keselamatan mereka, seperti yang dialami rombongan turis China di Paris beberapa pekan lalu. Bus yang ditumpangi pelancong China itu terjebak di tengah kerusuhan di Perancis. Akibatnya, alih-alih pesiar dan belanja di Perancis, para pelancong itu malah ke negara tetangga Perancis.
Padahal, sampai 2019, Perancis jadi rujukan utama pelancong China untuk belanja aneka barang mewah. Bahkan, ada jalan yang khusus berisi butik barang mewah yang hanya melayani warga China. Pelayanan khusus itu bagian dari upaya menarik sebanyak mungkin uang dari kantong pelancong China. (AFP/REUTERS)