Bangkok dan junta tidak puas pada serangkaian keputusan ketua ASEAN soal pengucilan Myanmar. Karena itu, Bangkok membuat forum sendiri yang melibatkan junta.
Oleh
KRIS MADA, LUKI AULIA, LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Manuver Thailand soal Myanmar memicu teguran keras ASEAN. Selain disiratkan ke komunike, teguran disampaikan dalam rangkaian ASEAN Ministerial Meeting pada 11-12 Juli 2023 di Jakarta.
Dalam komunike yang dikeluarkan pada Kamis (13/7/2023) malam, teguran kepada Thailand tersirat di paragraf 145. “Kami dijelaskan Thailand pada kegiatan di Myanmar belakangan ini, di mana sejumlah anggota ASEAN memandangnya sebagai perkembangan positif. Kami menegaskan ulang kesatuan ASEAN dan menekankan bahwa upaya apa pun harus mendukung, selaras dengan 5PC (Lima Poin Kesepatan ASEAN soal Myanmar) dan dengan koordinasi ketua ASEAN,” demikian tercantum di paragraf itu.
Sebelum komunike tersebut dikeluarkan, Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir lebih dulu mengungkap keresahan senada. Zambry menegaskan, ASEAN tidak hanya harus berpegang pada lima poin konsensus soal Myanmar. ASEAN juga perlu memercayakan penanganan Myanmar pada ketua yang kini sedang dijabat Indonesia. “Semua upaya terkait Myanmar harus berpegang pada lima poin konsensus dan dikoordinasikan dengan semua. Tidak boleh ada yang jalan sendiri tanpa terkoordinasi,” kata dia.
Pendekatan ke Myanmar juga harus dilakukan ke semua pihak. Pendekatan tidak bisa dilakukan ke salah satu pemangku kepentingan saja.
Pernyataan Zambry disampaikan setelah Bangkok membenarkan Menlu Thailand Don Pramudwinai bertandang ke Myanmar pada Minggu (9/7/2023). Kemenlu Thailand menyatakan, Don bertemu Aung Sang Suu Kyi. Menurut Don, Suu Kyi sehat jiwa dan raga. Di rangkaian AMM, Don memaparkan informasi itu dan sejumlah hal lain dari hasil lawatannya ke Thailand.
Sementara Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) Myanmar menegaskan, pernyataan Don soal Suu Kyi bukanlah sikap Suu Kyi dan NUG. Menlu Myanmar versi NUG, Daw Zin Ma Aung, menyebut pernyataan itu dikeluarkan sepihak dan tidak didukung NUG maupun Suu Kyi. NUG dibentuk oleh sebagian kelompok sipil dan milisi penentang junta.
Teguran Dalam Forum
Seorang diplomat senior Indonesia membenarkan, dalam ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ada paparan Don tentang manuver Thailand soal Myanmar. Selain bertandang ke Myanmar, Thailand juga mengundang Menlu Myanmar versi junta, Than Swe, ke Bangkok.
Indonesia, Malaysia, Singapura menolak hadir dalam pertemuan itu. Sementara Brunei Darussalam dan Filipina tidak mengeluarkan sikap apa pun. Ada pun Laos dan Kamboja ikut hadir dalam pertemuan yang disebut Bangkok sebagai forum informal tersebut.
Serangkaian manuver tersebut, menurut diplomat senior yang menolak identitasnya diungkap itu, memicu kekecewaan sebagian menlu. Karena itu, Don dan Thailand mendapat teguran keras dalam rangkaian AMM pada 11-12 Juli 2023 di Jakarta. Tidak cukup menegur di forum, para Menlu ASEAN juga sepakat menegaskan tegurannya di komunike.
Kekecewaan pada manuver Thailand terkait Myanmar bukan hanya dari para Menlu ASEAN. “Pertemuan ini (Don dan Suu Kyi) melemahkan sentralitas ASEAN dan usaha ASEAN untuk menyelesaikan krisis,” kata peneliti Politik dan Kebijakan Luar Negeri Asia Tenggara pada International Institute of Strategic Studies (IISS) Aaron Connelly.
Manuver Don, menurut Connelly, merusak kepercayaan di antara Thailand dengan anggota lain di ASEAN. Bangkok dan junta, menurut Connelly, tidak puas pada serangkaian keputusan ketua ASEAN soal pengucilan Myanmar. Karena itu, Bangkok membuat forum sendiri yang melibatkan junta. Thailand berusaha mengubah diplomasi dari terpusat pada upaya ASEAN menjadi terpusat pada upaya Bangkok.
Junta Myanmar tampak mengabaikan ASEAN. Salah satu isi lima poin konsensus adalah pertemuan utusan khusus ketua ASEAN dengan Suu Kyi dan pihak lain di Myanmar. Sejauh ini, junta menolak mengizinkan utusan khusus ketua ASEAN bertemu Suu Kyi dan berbagai pihak lain. Sebaiknya, junta telah mengizinkan utusan Thailand bertemu Suu Kyi.
Hal lain yang perlu dicatat, manuver Thailand dilakukan kala Indonesia sebagai ketua ASEAN berusaha membangun saling percaya di antara para pihak Myanmar agar mau berdialog. “Saya tidak berharap mayoritas anggota ASEAN menganggap upaya (Thailand) itu sebagai perkembangan positif,” kata Connelly.