Turki akhirnya menyetujui Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyambut baik kabar gembira itu.
Oleh
BONIFASIUS JOSIE SUSILO HARDIANTO
·3 menit baca
Vilnius, Selasa – Setelah melewati serangkaian “drama”, Swedia dapat bernafas lega. Turki akhirnya menyetujui negara itu bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO. “Menyelesaikan aksesi keanggotaan Swedia ke NATO adalah langkah bersejarah yang menguntungkan keamanan semua sekutu NATO pada saat kritis ini. Hal itu membuat kita semua lebih kuat dan lebih aman,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Senin (10/7/2023), di Vilnius, Lithuania.
Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson menyambut baik kabar gembira tersebut. Ia mengatakan "sangat bahagia" dan menyebutnya sebagai "hari yang baik untuk Swedia".
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan bahwa Turki menyetujui aksesi keanggotaan Swedia dalam NATO. Erdogan juga akan mendorong Parlemen Turki untuk meratifikasi persetujuan itu. Selain Turki, ganjalan atas keanggotan Swedia dalam NATO muncul dari Hongaria. Saat ini Hongaria belum menyatakan setuju, tetapi Perdana Menteri Viktor Orban mengisyaratkan akan mengikuti jejak Presiden Erdogan.
Berita persetujuan Turki atas keanggotaan Swedia disampaikan oleh Stoltenberg. "Dengan senang hati saya mengumumkan ... bahwa Presiden Erdogan telah setuju untuk meneruskan protokol aksesi untuk Swedia ke majelis nasional sesegera mungkin, dan bekerja sama dengan majelis untuk memastikan ratifikasi," kata Stoltenberg dalam sebuah pernyataan.
Sebelumnya, bersama dengan Erdogan dan Kristersson, Stoltenberg menggelar pertemuan tertutup menjelang Konferensi Tingkat Tinggi NATO. Pertemuan dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memecah kebuntuan yang terjadi selama ini.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Erdogan menegaskan bahwa aksesi Swedia bergantung pada implementasi kesepakatan yang dicapai tahun lalu saat KTT NATO di Madrid, Spanyol.
Sejak secara resmi mengajukan aksesi keanggotaan NATO pada pertengahan Mei tahun lalu bersama Finlandia, jalan Swedia menuju ke sana tidak mudah. Saat Swedia dan Finlandia mengajukan aksesi keanggotaan, Turki langsung menolak dengan alasan bahwa kedua negara menjadi tempat berlindung sejumlah anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai kelompok teror oleh Ankara.
Dua negara Skandinavia ini juga mendukung Unit Perlindungan Rakyat (YPG), yaitu front militer dari Partai Persatuan Demokrasi (PYD) di Suriah yang melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Turki melabeli YPG sebagai organisasi teroris. Tak hanya menjadi tempat berlindung anggota PKK, Swedia dan Finlandia menjadi tempat berlindung sejumlah jurnalis yang memiliki pandangan politik berbeda dengan Erdogan serta koalisi partainya.
Amerika Serikat, salah satu negara yang mendorong aksesi keanggotaan Swedia dan Finlandia, sempat menjadi mediator dalam pertemuan tripartit antara Stockholm, Helsinki, dan Ankara. Saat itu Ankara menyerahkan sebuah dokumen yang berisi lima tuntutan yang harus dipenuhi oleh Helsinki dan Stockholm, di antaranya adalah penghentian dukungan politik bagi kelompok teror, penghapusan sumber pendanaan kelompok teror hingga melarang kehadiran anggota kelompok yang masuk dalam daftar hitam kelompok teror Ankara di negaranya (Kompas, Selasa 11 Juli 2023).
Disambut baik
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengapresiasi kemajuan yang terjadi. "Saya berharap dapat menyambut Perdana Menteri Kristersson dan Swedia sebagai sekutu NATO ke-32 kami," kata Biden.
Sambutan baik disampaikan pula oleh Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock. Melalui akun Twitter, ia menyambut baik “kabar baik” itu.
Di sisi lain, terkait niat Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa, dalam pernyataan seusai pertemuan tripartit antara Stoltenberg, Erdogan dan Kristersson, disampaikan Swedia akan secara aktif mendukung aksesi Turki. Presiden Dewan Eropa, Charles Michel juga mengapresiasi pencapaian itu. Ia mengatakan, pihaknya terus menjajaki peluang untuk membawa kerja sama UE-Turki lebih maju. (AP/AFP/Reuters)