Kepada PM China, Yellen Sampaikan Harapan Soal Persaingan yang Sehat
AS maupun China negara sama-sama melakukan proteksi, tetapi juga mengharapkan persaingan ekonomi yang sehat.
Oleh
LARASWATI ARIADNE ANWAR
·3 menit baca
BEIJING, JUMAT – Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen berkunjung ke China untuk menemui sejumlah pejabat negara. Mereka menekankan pentingnya menjaga ekosistem perdagangan dan ekonomi yang sehat di tengah persaingan kedua negara adidaya tersebut walaupun dari segi pengusaha tetap ada kekhawatiran.
Yellen mendarat di Beijing pada Kamis (6/7/2023). Pada hari Jumat (7/7/2023), ia bertemu dengan Perdana Menteri China Li Qiang. Setelah itu, ia bertemu dengan Gubernur Bank Sentral China Yi Gang dan mantan Wakil Perdana Menteri sekaligus mantan Direktur Komite Pusat Partai Komunis China untuk Keuangan dan Perdagangan Liu He. Baru kemudian Yellen dijadwalkan bertemu dengan para pengusaha AS di China.
”Kita semua harus berkomitmen untuk bersaing dengan cara-cara yang sehat,” kata Yellen saat bertemu PM Li.
Yellen membahas keputusan AS melakukan pembatasan terhadap China sehingga China tak bisa mengakses teknologi untuk membuat cip dan semikonduktor supercanggih. Menurut Yellen, langkah itu harus dilakukan oleh AS demi menjaga keamanan nasional. Sejatinya, lanjutnya, pembatasan akses ke cip supercanggih ini hanya bagian kecil dari hubungan perdagangan dan ekonomi AS-China yang begitu besar dan kompleks.
”Ada begitu banyak aspek yang bisa diperkuat kerja samanya, terutama untuk hal-hal universal demi kepentingan dunia,” ucap Yellen.
Dalam pertemuan dengan para pengusaha AS di China, mereka mengeluhkan kepada Yellen mengenai semakin mengetatnya peraturan yang dikeluarkan Beijing. Salah satu contohnya ialah undang-undang perlindungan data pribadi yang membuat perusahaan digital wajib menyetor data pengguna ke Pemerintah China. Beberapa perusahaan AS, yaitu Yahoo dan LinkedIn, memutuskan menutup operasi di China.
Para pengusaha mencemaskan pergerakan bisnis mereka di China semakin terbatas. Apalagi, baru-baru ini, Beijing mengeluarkan aturan penambahan subsidi untuk badan-badan usaha milik negara. Alasannya, guna memperkuat produksi di dalam negeri. Dari sudut pandang perusahaan asing di China, ini tidak berkeadilan.
China juga mengetatkan aturan ekspor galium dan geranium. Dua jenis logam ini merupakan bahan baku penting untuk pembuatan cip dan semikonduktor. Negara-negara pengimpor logam dari China, salah satunya Korea Selatan, telah mengemukakan keberatan karena penurunan ekspor China pasti memukul industri semikonduktor Seoul.
Seperti dilansir surat kabar China Daily, mantan Wakil Perdana Menteri China untuk Urusan Perdagangan Wei Jianguo menjelaskan, pengetatan dan penurunan ekspor ini hanya salah satu langkah dari sekian banyak pilihan yang bisa diambil China jika terus dikucilkan dari rantai pasok global. Menurut dia, semakin keras China ditekan, semakin banyak pembatasan yang bisa diambil China dan pasti berdampak pada perekonomian dunia.
PM Li menyebutkan, kedatangan Yellen ke Beijing adalah tindakan konkret AS memenuhi komitmen yang disepakati oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan mereka di sela-sela KTT G20 di Bali pada November 2022.
Li mengambil perumpamaan dari pelangi yang menghiasi langit Beijing saat pesawat Yellen mendarat. ”Setiap kali hujan atau badai reda, selalu muncul pelangi. Kita pasti akan melihat kian banyak pelangi,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama CJPA Global Advisors (firma konsultasi perdagangan AS) Earl Carr menjelaskan di majalah Forbes bahwa sejatinya neraca perdagangan AS-China masih positif. Ia mengutip data Dewan Perdagangan AS-China 2023 yang menyatakan, rata-rata tiap tahun kenaikan ekspor AS ke China adalah 1,2 persen. Pada 2022, nilai ekspor AS adalah 151,3 miliar dollar AS.
“Memang tidak akan ada terobosan ataupun langkah yang jauh di pertemuan Yellen-Li ini. Akan tetapi, kita harus melihatnya dari sisi positif bahwa hubungan perdagangan dan kerja sama ekonomi kedua negara masih kuat di tengah persaingan geopolitik. Menjaga hubungan ini tetap baik jauh lebih penting daripada menanti terobosan untuk beberapa tahun ke depan,” ucap Carr. (AP/REUTERS)