Ada dua momen yang paling pas untuk menikmati keindahan Sungai Nil di Kairo, Mesir, yakni saat matahari terbit dan saat akan terbenam. Keindahan itu kini bisa dinikmati dari area pedestrian yang modern dan nyaman.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·5 menit baca
Sore itu, matahari sudah terlihat mulai kemerah-merahan untuk perlahan menuju terbenam. Pancaran warna kemerah-merahan matahari ini memantul ke permukaan air Sungai Nil yang membelah kota Kairo, Mesir. Sungai itu pun semakin menampakkan keindahannya.
Keindahan sore hari di Kairo tersebut dapat dinikmati dari area pedestrian modern Sungai Nil. Area ini diberi nama Mamsha Ahl Misr. Nama ini diambil dari bahasa Arab yang artinya ”area untuk berjalan kaki bagi warga Mesir”.
Mamsha Ahl Misr merupakan megaproyek area pedestrian modern kelas dunia sepanjang 54 kilometer di tepi timur dan barat Sungai Nil di kota Kairo. Di tepi timur Sungai Nil akan dibangun sepanjang 37 kilometer, sedangkan di tepi barat akan dibangun sepanjang 17 kilometer area pedestrian modern.
Di area tersebut telah dicanangkan akan dibangun 90 toko, kafe, dan restoran serta sebuah teater terbuka dan beberapa marina untuk tempat berlabuh kapal pesiar mini. Dari megaproyek itu, baru selesai tahap pertama sepanjang 1,8 kilometer di tepi atas dan tepi bawah Sungai Nil, yang menelan biaya sekitar 37,2 juta dollar AS. Area pedestrian di tepi atas berlebar sekitar 4,5 meter, sementara di tepi bawah sekitar 6,5 meter.
Pembangunan tahap pertama itu dimulai September 2019 dan selesai Maret 2022. Saat ini sedang berlangsung penyelesaian pembangunan tahap kedua sepanjang 3,2 kilometer.
Tak pelak lagi, Mamsha Ahl Misr kini menjadi salah satu destinasi wisata favorit warga Mesir. Kamis (22/6/2023) sore itu, warga Mesir yang mengunjungi area pedestrian tersebut terlihat cukup ramai. Di Mesir, sore itu seperti akhir pekan mengingat hari Jumat adalah hari libur mingguan. Kamis sore dan Jumat merupakan hari paling ramai pengunjung di tempat-tempat wisata di Mesir.
Terlihat beragam kesibukan warga Mesir di area Mamsha Ahl Misr. Ada yang sibuk berswafoto dengan berbagai gaya untuk mengabadikan keindahan pemandangan Sungai Nil, terutama saat matahari menjelang terbenam. Pada momen itu, air Sungai Nil tampak berkilau kemerah-merahan.
Puncak keindahan
Ada ungkapan terkenal di Mesir bahwa puncak keindahan Sungai Nil dapat dinikmati ketika matahari terbit dan tatkala matahari akan terbenam. Pada dua momen tersebut, Sungai Nil terlihat merah berkilau mengikuti warna merah yang terpancar dari matahari saat terbit dan saat akan terbenam.
Ada pula warga Mesir yang duduk-duduk santai di kursi-kursi kayu yang tersedia di sepanjang area Mamsha Ahl Misr sambil menikmati keindahan pemandangan Sungai Nil. Bagi warga Mesir yang berkantong tebal, mereka memilih nongkrong di kafe atau restoran di sepanjang Mamsha Ahl Misr. Harga minuman dan makanan di kafe dan restoran di area itu cukup mahal, terutama jika dibandingkan dengan tempat lain.
Ada ungkapan terkenal di Mesir bahwa puncak keindahan Sungai Nil dapat dinikmati ketika matahari terbit dan tatkala matahari akan terbenam.
Kemungkinan harga sewa tempat kafe dan restoran di Mamsha Ahl Misr yang eksklusif cukup mahal sehingga berpengaruh pada harga jual dagangan mereka yang juga mahal. Harga segelas teh di kafe di Mamsha Ahl Misr tercantum 25 pound Mesir plus pajak menjadi 35 pound Mesir atau sekitar Rp 15.000 (1 dollar AS). Harga air mineral botol kecil tercantum 15 pound Mesir plus pajak menjadi 18 pound Mesir atau sekitar Rp 7.500.
Biasanya warga kelas menengah Mesir yang senang nongkrong di kafe dan restoran di sepanjang area Mamsha Ahl Misr. ”Harga segelas teh 25 pound, ditambah pajak menjadi 35 pound,” ujar Ahmed (26), seorang pelayan kafe. ”Ini harga sudah paling murah di Mamsha Ahl Misr. Kalau di kafe lain, harga bisa lebih mahal.”
”Kalau harga air mineral botol kecil di sini 15 pound, ditambah pajak menjadi 18 pound,” ujar Ahmed.
Selain warga Mesir, kadang terlihat turis asing mengunjungi Mamsha Ahl Misr. Namun, selama ini mayoritas pengunjung adalah warga Mesir. Kadang pula digelar konser musik di area itu dengan menghadirkan para penyanyi Arab papan atas. Kadang juga digelar pameran produk dan suvenir khas Mesir.
Ada pula penyewaan kapal pesiar mini dengan harga sewa 50 pound Mesir atau sekitar Rp 22.000 per setengah jam per orang. Ada beberapa titik marina di Mamsha Ahl Misr untuk penyewaan kapal pesiar mini. Semua itu bertujuan agar Mamsha Ahl Misr semakin populer di Mesir ataupun internasional.
Industri wisata
Mamsha Ahl Misr adalah salah satu megaproyek dalam upaya mendongkrak jumlah turis, baik turis lokal maupun asing, yang diharapkan memadati destinasi-destinasi wisata di Mesir. Pemerintah Mesir berambisi mencapai target jumlah turis asing yang mengunjungi Mesir sebanyak 30 juta hingga 35 juta turis asing pada 2028.
Jumlah turis yang mengunjungi Mesir sebelum pandemi Covid-19 berkisar 12 juta hingga 14 juta per tahun. Pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020-2021, turis asing yang datang ke Mesir merosot sampai 50 persen.
Pascapandemi Covid-19, jumlah turis asing yang datang ke Mesir berangsur pulih, seperti sebelum Covid-19. Pada 2023, Pemerintah Mesir mencanangkan jumlah turis asing yang datang ke Mesir mencapai 15 juta turis.
Industri pariwisata di Mesir merupakan salah satu dari empat penyumbang devisa terbesar di Mesir selain Terusan Suez, ekspor minyak/gas, dan transfer gaji warga Mesir di luar negeri. Industri pariwisata di Mesir menyumbang 11,3 persen pendapatan nasional dan 19,3 persen pendapatan devisa mata uang asing.
Pendapatan Mesir dari industri pariwisata mencapai 12 miliar dollar AS pada tahun 2010 dan 11,5 miliar dollar AS pada tahun 2021. Pada 2023, Mesir menetapkan target pendapatan industri pariwisata sebesar 13 miliar dollar AS sampai 15 miliar dollar AS.
Pada 2024, Pemerintah Mesir memasang target pendapatan 20 miliar dollar AS dan tahun 2025 sebesar 25 miliar dollar AS dari pendapatan industri pariwisata. Itu sebabnya, Pemerintah Mesir gencar melakukan pembangunan fasilitas wisata di seluruh penjuru Mesir, termasuk pembangunan Mamsha Ahl Misr.