Aktor Hollywood Siap Bergabung dengan Pemogokan Penulis
Para bintang papan atas Hollywood, seperti Meryl Streep, Jennifer Lawrence, dan sekitar 300 aktor lainnya menyatakan siap mogok. Upah dan AI jadi isu utama.
Oleh
FRANSISCA ROMANA
·4 menit baca
CALIFORNIA, KAMIS — Awan kelabu yang menggelayuti industri perfilman Hollywood bisa makin gelap pada akhir pekan ini. Para aktor dan aktris menyatakan siap bergabung dengan aksi mogok para penulis skenario yang nyaris melumpuhkan produksi film dan televisi Amerika Serikat.
Serikat Aktor Layar Lebar (SAG-AFTRA) tengah berkutat dalam negosiasi di menit-menit terakhir dengan perusahaan seperti Netflix dan Disney. Tenggat ditetapkan pada Jumat tengah malam waktu setempat. Serikat yang menaungi 160.000 aktor dan penampil, dari bintang hingga pemain ekstra, sebelumnya telah menyetujui aksi jika kesepakatan tidak tercapai hingga tenggat yang ditetapkan.
Laman People, Rabu (28/6/2023), menyebut, para bintang papan atas Hollywood, seperti Meryl Streep, Jennifer Lawrence, dan sekitar 300 aktor lainnya menyatakan siap mogok. Nama-nama seperti Rami Malek, Ben Stiller, Neil Patrick Harris, Amy Poehler, Amy Schumer, Elizabeth Banks, Alison Brie, Neve Campbell, Ariana DeBose, dan Brendan Fraser turut menandatangani surat yang ditujukan kepada SAG-AFTRA yang menyebut mereka ”siap mogok jika itu yang terjadi”.
”Anggota SAG-AFTRA siap mengorbankan hal yang tidak dilakukan pemimpin (serikat). Kami harap kalian mendengar pesan dari kami: ini perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam industri kita dan apa yang dirasa kesepakatan bagus pada tahun-tahun sebelumnya tidak cukup. Kami merasa upah, keahlian, kebebasan kreatif, dan kekuatan serikat kami telah diremehkan dalam dekade yang lalu. Kami perlu membalik lintasan itu,” sebut surat anggota kepada pimpinan, seperti didapatkan majalah Rolling Stone dan media CNN.
Anggota SAG-AFTRA sebelumnya memberikan 97,9 persen suara persetujuan untuk mogok pada 5 Juni sebelum serikat memulai negosiasi dengan Aliansi Produser Film dan Televisi (AMPTP). Meski demikian, persetujuan itu tidak seketika menyerukan mogok. Surat dari anggota serikat itu menekankan keprihatinan terkait kepentingan studio-studio Hollywood yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dalam produksi film dan televisi.
”Kami berpikir negoisasi itu sangat vital untuk melindungi persamaan kami, tetapi juga menjamin kami mendapat kompensasi yang baik saat karya kami digunakan untuk melatih AI. Kami ingin kalian tahu bahwa kami lebih baik mogok daripada berkompromi soal poin fundamental ini,” sebut surat itu.
Presiden SAG-AFTRA Fran Drescher mengatakan kepada anggota serikat pada pekan lalu bahwa mereka berharap bisa mencapai kesepakatan dalam negosiasi dengan AMPTP. Kontrak SAG-AFTRA dengan AMPTP habis masa berlakunya pada 30 Juni tengah malam.
Tak hanya terkait AI, ancaman mogok juga terkait dengan upah para pekerja di industri film dan televisi, termasuk para aktor. Rebecca Metz, bintang serial Better Things di FX, menuturkan, hari-hari ini sungguh berat untuk mendapatkan penghidupan yang layak di Hollywood, termasuk para aktor kawakan sekalipun.
”Orang-orang yang tidak berada di industri ini, bahkan yang bekerja di dalamnya, terlalu tinggi mengestimasi berapa banyak uang yang didapatkan para aktor. Mereka hanya menganggap, jika seseorang tampil di televisi, mereka pasti kaya,” tuturnya kepada AFP.
Akan tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, kondisinya tidak demikian. ”Saya tahu banyak orang di level yang sama dengan saya memiiki pekerjaan tambahan, mencoba mencari cara untuk tetap hidup sampai semua kembali seperti semula,” ujar Metz.
Sebagai tambahan upah saat aktif bekerja, para aktor mendapatkan pembayaran yang disebut residual setiap kali sebuah film atau tayangan yang mereka bintangi disiarkan jaringan televisi dan kabel. Ini sangat membantu saat mereka sedang tidak mendapatkan proyek. Namun, saat ini, penyedia jasa video aliran langsung (streaming), seperti Netflix dan Disney+, tidak mengungkap jumlah penonton tayangan mereka. Perusahan menawarkan tarif dasar yang sama atas semua tayangan di platform tersebut, tak peduli seberapa populernya tayangan itu.
”Residual saya merosot dalam 10-15 tahun terakhir menjadi hanya ’pecahan kecil’ dibandingkan sebelumnya,” kata Metz melanjutkan.
Jika benar berlangsung, ini akan menjadi mogok pertama SAG sejak terakhir kali pada 2000 sebelum penyatuan dengan Federasi Artis Televisi dan Radio Amerika. Ini juga akan menjadi pertama kalinya seluruh aktor dan penulis naskah Hollywood mogok bersamaan sejak tahun 1960. Kala itu, aktor Ronald Reagan, yang kemudian menjadi Presiden AS, memimpin aksi yang akhirnya memaksa konsesi besar dari studio-studio Hollywood.
Pada Mei, sekitar 11.500 penulis naskah film dan pertunjukan AS memutuskan mogok. Alasannya soal upah dan penggunaan kecerdasan buatan. Sejak Maret 2023, Asosiasi Penulis Amerika (WGA) berunding dengan sejumlah studio Hollywood, perusahaan pemilik jaringan televisi, dan penyedia streaming, tetapi tidak mencapai kesepakatan. Ini merupakan pemogokan besar kedua sejak mogok besar dan lama terjadi selama 100 hari pada 2007. Tahun 1988, WGA juga mogok selama 153 hari. (AFP)